header marita’s palace

Efek PSPA: Seni Berbagi dan Melawan

Apa yang orang tua lakukan jika anak mengalami hal seperti ini :
• dipukul kawannya
• direbut mainan atau kuenya

Biasanya orang tua akan melakukan salah satu hal di bawah ini :
• menenangkan anaknya sambil bilang : "Sudah.. Sudah.. Dia kan badannya besar, kamu ngalah saja ya.."
• "Gak apa-apa ya nak.. Insyaa Allah berbagi itu baik dan berpahala"

Atau yang ini :
• "Balas nak, balas!! Pukul dia, jangan mau kalah!!" 
• "Balas.. Ambil mainannya!!"

Salahkah respon orang tua di atas?
Sebenarnya bukan salah, tetapi kurang tepat. Wajar orang tua akan menenangkan anaknya atau MENGALAH, ataupun sebaliknya mengajari anak MENUNTUT BALAS. Tapi, yang harus kita ajarkan pada anak adalah bagaimana MELAWAN (mempertahankan diri)

Kita boleh mengatakan kepada anak kita :
• "Lawan nak.. Kalau kamu dipukul, kamu boleh dorong dia, kamu boleh pegang tangannya, tapi JANGAN DIAM saja. Kamu berhak mempertahankan dirimu.."

• "Ambil nak, ambil kuemu.. Itu hakmu.. Jangan diam saat hakmu dizolimi.."

Jika sejak kecil diajarkan untuk membalas, maka kemungkinan anak setelah besar akan menjadi pendendam. Kita tak inginkan ini kan ayah-bunda..

Jika diajari untuk selalu mengalah, bisa jadi setelah besar dia akan jadi anak yang "lembek", tidak bisa mempertahankan haknya sendiri. Kasihan bukan?

Ajari anak untuk berani mempertahankan hak miliknya, bisa membela dirinya sendiri..

(Nyomot lagi dari status ajiibnya mbak Dina Adriana)

Sewaktu baca status Mbak Dina soal mengajari anak berbagi, soal mengalah, soal mempertahankan hak miliknya tersebut, jadi ingat deh cerita ini saat Ifa di sekolah.

Ilustrasi: Saling Berbagi
Seminggu yang lalu temen Ifa namanya fadey ngeluarin jajanan dari tas, Ifa tanya sama aku, "bunda itu apa?"
"itu jajannya fadey sayang.." jawabku.. 
Mendengar ifa tanya sperti itu... otomatis sebagaimana ibu-ibu pada umumnya mama Fadey langsung nawarin Ifa jajannya si Fadey tanpa meminta persetujuan dari si anak... 
Mama Fadey: "oh Ifa mau ya.." sambil mengulurkan satu jajanan ke Ifa... 
baru saja mau aku tolak... si Fadey lihat nih saat si mama memberikan jajanan ke Ifa... 
Fadey: "Mama jangan, itu punyaku..". Direbutlah jajanan yang di tangan Ifa sambil dibawa lari tas nya..
Mama fadey ribut neriakin anaknya.. "gak boleh gitu Fadey.. jangan pelit.. bentar ya Fa.. Fadey emang gitu sukanya..
Aku bilang ke mamanya... "Ma, biarin aja, itu memang punya Fadey... hak dia dong kalau memang nggak mau ngasih... Ifa nggak papa kok yaa.. itu kan punya Fadey, Ifa punya jajan yang sama kan di rumah.." Ifa mulai nangis... 
Mama Fadey: "ya nggak gitu dong Fa.. nanti fadey jadi pelit.. " ,
Aku: "tapi nggak juga dengan memaksanya untuk berbagi yang memang haknya kan, ma?". 

Sementara aku dan mama fadey masih asyik bertukar pendapat.. tiba-tiba Fadey datangin Ifa dan mengulurkan jajanan miliknya dengan jenis yang berbeda... 

Fadey: "nih, Fa".. 
dan Ifa bilang "terima sakih." (Ifa masih suka kebalik-balik bilang terima kasih, hehehe)

So.... begitulah ya fitrah anak-anak.. semua ingin berbuat baik, kita orang tua yang seringkali tergesa-gesa mengarahkan tanpa mau mendengar pengennya anak seperti apa....

Ternyata Fadey nggak pelit kok, justru dia sedang belajar mempertahankan haknya karena dia suka jajan yang mau dikasih ke Ifa, dan jajanan itu Fadey cuma punya satu... tapi Fadey tetap berbagi ke Ifa kok jajanan yang lain.. Ifa pun jadi ngerti nggak semua punya temannya bisa dia miliki....
***

Cerita kedua...

Alkisah (ceile berasa lagi ndongeng)... Ifa punya teman namanya Mizan... Mizan ini anak yang baiiiik sekali, nggak pernah mukul, setiap kali dipukul temannya dia akan segera berlari ke pelukan uminya. Uminya bingung juga, wong anaknya nggak salah kok dipukul terus, sedang di rumah dia selalu diajarin nggak boleh memukul temannya, harus sayang sama temannya, kok ketemu teman yang suka memukul... Padahal kalau diajarin "balas saja nak.." kan juga nggak baik yaa.... 

Saat itu aku belum ikutan PSPA nih jadi bingung juga ngasih komen apa...

One day... Mizan capek kali ya kena pukul terus.. akhirnya dia lawan temannya yang suka memukul... Menangislah anak yang suka memukul itu.. Mungkin dalam pikirannya.. kok Mizan berani ya... atau ternyata dipukul sakit euy.. :D

Umi Mizan masuk deh ke kelas mendengar anaknya jadi penyebab tangisan anak lain, Aku justru nyeletuk... "Mizan keren euy, udah berani nglawan... kalau Mizan nggak salah kok dipukul temannya nggak apa-apa nglawan ya nak.. Tapi kalau temannya nggak salah apa-apa, Mizan tiba-tiba mukul baru nggak boleh..."

Ilustrasi: Anak Bertengkar

Umi Mizan tersenyum.. "Berarti diajarin mbales temannya boleh ya?"
Aku yang saat itu habis dapat ilmu dari PSPA sebagaimana tertulis di statusnya mbak Dina cuma bisa komen, "Bukan mbales, tapi LAWAN.."

Setelah Mizan belajar tentang bolehnya MELAWAN, insya Allah dia jadi ngerti bagaimana membela dirinya saat dia dizolimi... temannya yang suka memukul juga jadi belajar ternyata dipukul itu enggak enak, sakit euy... jadilah lama-lama dia sadar AKU NGGAK MAU MUKUL AAH biar NGGAK DIPUKUL... semoga jadi sadar juga bahwa MEMUKUL temannya yang nggak salah apa-apa dan merebut hak teman itu TIDAK BOLEH...

Membalas artinya menanamkan bahwa dendam dan menuntut balas itu halal, sedang MELAWAN itu mengajarkan anak bahwa mempertahankan haknya itu dibolehkan... Tidak selamanya diajarkan untuk MENGALAH itu baik... terlalu banyak mengalah yang tidak pada tempatnya justru akan membentuk mental anak menjadi lembek di masa dewasanya... 

Ajarkan anak untuk kuat yuk, biar bisa belajar menyelesaikan masalahnya sendiri... yang orang tua jangan ikut-ikut saling gontok-gontokan ya.. seringnya nih.. anak-anak yang bertengkar, orang tuanya ikut bertengkar... anak-anaknya udah pada baikan.. orang tuanya masih manyun-manyunan aja... hihii, katanya mau punya anak yang saling mengasihi, kok orang tuanya pada dendam-dendaman...

Yuuk mulai belajar memahami anak, mulai belajar juga untuk mengasihi dan memaafkan dari seorang anak :)



*pernah ditulis di status fesbuk tertanggal 2 April 2015, 9:24 dengan berbagai tambahan di sana sini.


#serial efek PSPA... 

Alhamdulillah PSPA memang membuat para pesertanya jadi bisa melihat sisi lain dari anak-anak... PASTI ADA BEDANYA YANG MAU BELAJAR DAN TIDAK.. masih mau cuma tahu gitu-gitu aja, masih yakin ilmunya sudah cukup untuk mengasuh anak-anak di zaman yang super maju seperti sekarang ini?

Broad minded and smart parent will produce qualified children :) Jangan pernah berhenti belajar selama hayat masih dikandung badan moms, and dads.. semangkaaaa... semangat kakak.. :)

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com