header marita’s palace

Efek PSPA: Stop Ngomel Euy!


Apa sih yang bikin ortu capek ngurus Anak? Emosi tingkat dewa?

Tidak lain tidak bukan karena kita lebih suka banyak suara daripada banyak bertindak...

Terlalu banyak suara hanya membuat kita kehabisan energi...

Kenapa kita kehabisan energi? Karena kita nggak pernah ngasih batasan yang jelas ke anak, yang ada setiap anak melakukan sebuah kesalahan.. Atau merengek minta sesuatu.. Rentetan huruf sepanjang gerbong kereta keluar berdesakan dari mulut...

Apakah Anak mendengarkan? Tidak.. Yang ada anak justru menangis.. Semakin anak menangis.. bukannya kita diam, mulut semakin mencong sana sini.. ditambah cubitan sedikit di paha.. Semakin keraslah tangisannya dan masih saja kita tak puas, jadilah pantatnya kita pukul berkali-kali...

Apa yang kita dapatkan? 
Anak yang kesakitan.. anak yang ketakutan dan anak yang justru jadi pembangkang..

Keras dan tegas itu tidak sama
Lembut dan lembek itu berbeda...

Yuk belajar meminimalisir suara saat anak sedang melakukan hal yang tidak sesuai harapan kita.. 
Do a real action yang akan membuat anak sadar akan batasan seharusnya...


Anak menumpahkan air... Rem mulut kita untuk ngoceh yang tak penting, minta anak ambil lap untuk membersihkannya...


Anak tidak mau matikan tv di saat yang sudah ditentukan.. Daripada sekedar ngomel sepanjang gerbong segera ambil remot dan matikan tv nya..

Anak merengek minta jajan setelah seharian jajan berkali-kali.. Stop ngomel dan berikan batasan kapan boleh jajan

Anak berteriak-teriak karena tak juga menemukan mainan yang dicarinya? Stop membentaknya.. sampaikan padanya silakan berteriak sampai puas di dalam kamar, jika sudah puas bilang bunda ya... nanti baru kita cari lagi mainannya setelah kamu puas berteriak

Anak tidak mau juga pakai baju setelah mandi? Kuncir mulut anda... kenapa tidak mulai hari ini dibiasakan sang anak untuk ganti baju di dalam kamar mandi setelah selesai kita mandikan... dijamin kita nggak kehabisan tenaga dan buang-buang emosi karena ngejar-ngejar anak biar mau ganti baju..

Anak tidak mau makan? Buat dia lapar.. kunci dia di dalam rumah dan larang bermain sebelum makanannya habis.

Anak main layangan nggak tahu waktu? Ajak dia menentukan waktu yang diperbolehkan main layangan, selebihnya dari jam itu masih juga main layangan, konsekuensinya dia nggak boleh main layangan selama seminggu.

Jangan cuma ANCAMAN yang NGGAK ADA BUKTINYA karena itu sama aja dengan BOHONG!!!! Dan MEMBOHONGI anak untuk alasan apapun itu DOSA.. Lakukan ANCAMAN itu, biar si anak merasakan BATASAN yang kita buat.. biar si anak belajar DISIPLIN dan PATUH tanpa terlalu banyak suara yang menghabiskan energi..

Kalo menangis?
Bukankah wajar seorang anak menangis.. Karena keterbatasan kata yang ia punya untuk mengungkapkan maksud hatinya...

Biarkan ia luapkan tangisannya.. Tidak akan lebih dari 4jam seorang anak menangis.. Lebih baik menangis sekarang karena ia belajar sesuatu tapi tidak menangis di saat dewasa karena menyesal betapa banyak hal yang belum ia pelajari tentang kehidupan..

Peluk ia saat tangisannya mereda sambil kita sounding bahwa ada banyak hal di dunia tak selalu bisa sejalan dengan yang dia inginkan..

Dulu aku salah satu ibu yang doyan ngomel.. Sering kehabisan energi karena capek ngomel ini ngomel itu.. ngoreksi ini ngoreksi itu, bahkan ngerapiin mainan anak setelah ia mengeksplorasi keingintahuannya masih juga sambil ngomel...

Tapi Insya Allah stlh tahu ilmunya ternyata ngasuh anak itu menyenangkan... Anak bisa lebih cepat nangkap dan ngerti yang kita arahkan jika kita sedikit suara tapi banyak bertindak...

Suara kita terlalu indah untuk sibuk mencerca anak yang masih tahap belajar... sibuk ngoreksi harusnya begini harusnya begitu, sibuk ngasih arahan sepanjang gerbong kereta yang nggak didengar anak karena omelan itu MEMBOSANKAN... 

Ingatlah Betapa Jeleknya Muka Anda Saat Ngomel :D
Simpan suara-suara indah dan energi kita untuk lebih banyak memperhatikan dan membicarakan kebaikan anak-anak. Untuk bercengkrama bersama anak dan bercerita panjang lebar tentang dunianya...

Dekatlah sebenar-benarnya pada anak... "udah dekatlah, wong 24 jam selalu sama anak.. aku kan full time mommy..."  Belum tentu euy... BERSAMA ANAK beda artinya dengan DI DEKAT ANAK... bersama anak itu ikut bermain dengannya, membacakan buku cerita, menjawab pertanyaan-pertanyaannya tanpa ada televisi yang menyala, tanpa disambi bbm-an sama customer, tanpa disambi nggosip sama tetangga... tanpa disambi masak sayur, nyuci baju atau nyetrika... budayakanlah bercerita minimal 30 menit setiap hari... Rasakanlah bedanya 30 menit ngomel dengan 30 menit bicara dari hati ke hati...

So, ready to stop ngomel moms dads? I'm ready, sepulang dari PSPA saya mulai menginstal ulang program mindset saya dan sedikit demi sedikit mampu mengurangi ngomel (sepertinya ngomel saya ini bawaan lahir, wkwkwk)... semoga bisa benar-benar berhenti ngomel... hasilnya Ifa semakin ceria, semakin jarang menangis dan lebih ngerti apa yang saya arahkan..

how about you moms and dads... 
Setelah sukses berhenti ngomel, share ya ceritamu... :)


*Pernah ditulis di status fesbuk tertanggal 3 April 2015, 11:25 dengan ekstra kata di sana sini :D

I'm only ordinary mom who wants to learn more and more in order to educate my children to behave better and to teach them how to see the world more beautifully :)



Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com