header marita’s palace

Antara Mood Booster dan Pengacau Hafalanku

Sudah sebulan ini working mood-ku turun drastis hingga masuk ke dasar bumi. Sudah bangun tepat jam satu sebagaimana alarm di HP meraung-raung, laptop menyala kencar-kencar di tengah heningnya pagi buta, otak yang seharusnya fresh karena sudah lelap tertidur dari pukul 9 malam.. ternyata tak banyak membantu. Aku cuma mampu menatap layar laptop dengan nanar, sedang tanggal mulai merayap ke akhir bulan.

Keywords sudah dipilih, artikel pun sudah siap dipublish, gambar terpampang nyata... tapi entah jemari dan otak seakan tak lagi menyatu dalam visi misi yang sama. Dan satu per satu deadlines semakin tertinggal di belakang.

Puncaknya kemarin malam, rasanya sudah pengen nangis mengumpulkan puing-puing semangat yang tercecer entah kemana. Ditambah white coffee kesukaan pun tak bisa ditemukan di tempatnya.... alias HABIS. Mencoba berkonsentrasi dengan tulisan-tulisan di draft, namun tak ada sedikit pun semangat untuk menyelesaikannya. Yang ada kepala semakin senat-senut, migrain mulai muncul, sebuah alarm "You're getting stressed, right?" :D

Sebuah bisikan nakal mulai terdengar di telinga kiriku... memaksa jariku mengklik Deezer yang lama tak kujumpai.  Menatap sejumlah lagu di playlist yang kini mudah didapat secara online, mengingat di laptop dan handphoneku tak ada satupun lagu yang kusimpan --- dari lagu anak sampai  lagu favoritku sudah lama kuhapus dari laptop --- dengan tujuan untuk memurnikan niat menghafal ayat-ayat Al Quran, dan mengurangi Ifa kecanduan musik seperti ibunya.

Kuputar lagu demi lagu di playlist... aaah, sama saja lagu-lagu itu tidak mempan membuatku terjaga apalagi membuatku semangat menyelesaikan pekerjaanku. Kutekan tombol next berulangkali karena merasa tak ada lagu yang enak di telinga, hingga "A Place for My Head" dari Linkin Park menghampiri.

Sepenggal Lirik dari A Place for My Head

Teringatlah kenapa aku suka lagu itu.... Linkin Park selalu jadi teman setiaku saat aku masih duduk di bangku SMA. Saat bapak dan ibu saling berbantahan entah untuk apa, saling mengklaim kebenaran entah untuk apa, dan aku muak dengan segala pertengakaran demi pertengkaran itu... aku lebih suka mengurung diri di dalam kamar, memutar Hybrid Theory berulang-ulang, kukeraskan volumenya hingga aku tak lagi mendengar suara orang tuaku. Feel like finding a place for myself when listening Chester Bennington dan Mike Shinoda.

Salah satu lagu favoritku kala itu...

Crawling in my skin
These wounds they will not heal
Fear is how I fall
Confusing what is real

There's something inside me that pulls beneath the surface
Consuming, confusing
This lack of self-control I fear is never ending
Controlling. I can't seem...

To find myself again
My walls are closing in
(without a sense of confidence and I'm convinced that there's just too much pressure to take)
I've felt this way before
So insecure

Discomfort endlessly has pulled itself upon me
Distracting, reacting
Against my will I stand beside my own reflection
It's haunting how I can't seem...

There's something inside me that pulls beneath the surface consuming,
Confusing what is real.
This lack of self-control I fear is never ending controlling,
Confusing what is real.

Iseng, pagi-pagi buta... kukumpulkan lagu-lagu Linkin Park baik yang kukenal maupun tak kukenal dalam satu playlist. Kutambah beberapa lagu dari My Chemical Romance yang kusukai. Dan sialnya, adrenalinku terpacu... Jedag-jedug, perpaduan gitar, gedombrangan drum, dan teriakan vokalisnya making me alive pagi itu :(

My Unwanted Mood Booster
Suara berisik buat beberapa orang yang masuk ke telingaku itu justru membuatku mudah berkonsentrasi ke pekerjaanku, dan tanpa sadar kepala yang tadi bagai tertusuk-tusuk sudah tak lagi kurasakan. Terasa ringan, jemari dan otak mulai bisa bekerjasama dengan baik.

Bisikan di telinga kiriku semakin menjadi dan meluruhkan imanku yang tipisnya melebihi tipisnya rambutku, hancur. Sebuah konsistensi yang kujaga beberapa minggu terakhir rusak sudah... menghindari segala jenis musik. Well, memang benar salah satu tantangan terbesar ketika kita mau menata hidup lebih baik; keep istiqomah. 

So, kerudungku bisa jadi sudah semakin lebar jika dibandingkan saat aku masih kuliah. Tapi satu trik setan yang masih belum bisa kulawan tuntas; MUSIK. Mungkin untuk beberapa orang terlihat berlebihan, apa salahnya mendengarkan musik, banyak juga lo yang masih mendengarkan musik, bahkan bermain musik tapi tak meninggalkan sholat, tak lupa ngaji, dsb.... Ada juga yang berdakwah lewat musik kan? Hmm, ilmuku masih terlalu dangkal untuk membahas soal itu sekarang. Yang kutahu setelah beberapa jam aku larut dalam playlist gedombranganku itu, paginya ketika mengantarkan dan menunggui Ifa sekolah dan mencoba menengok beberapa PR hafalan yang tercecer.... jangankan satu surat, satu ayat pun tak ada yang masuk di kepalaku, sedang Rabu pagi aku harus menyetor PR-PRku itu :(

Dan pagi ini, aku seakan berada di sebuah persimpangan jalan ketika bisikan di telinga kanan dan di telinga kiri berbeda maksud dan tujuan..... doakan saja semoga aku kembali ke jalan yang benar hari ini, temans!



*sebuah catatan futur dari wanita yang hanya ingin terus lebih baik tiap harinya :)


istiqomah is never easy, that's why you always need sholih friends to hold your hands tightly to help you back on the right track :)





2 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com