header marita’s palace

Apakah Kita Calon Penghuni Surga? Pastikan Lolos 6 Syarat Ini!

6 ciri penghuni surga


Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Hi, pals. Seminggu yang lalu tepatnya hari Kamis, 19 Oktober 2017, di RT-ku mengadakan pengajian bulanan ibu-ibu. Alhamdulillah meski awalnya keder, sudah jalan dua tahun ini aku dipercaya untuk menjadi penanggungjawab kegiatan pengajian bulanan ini. Majelis Taklim Zahira namanya. Nama tersebut disematkan oleh Ustadzah Julan Hardiansari alias Ibu Rusmanto biasanya dipanggil di wilayah RT kami. Beliau adalah pengisi tetap pengajian bulanan. Ya kalau di dekat rumah sudah ada guru yang mumpuni, nggak perlu jauh-jauh kan cari guru, hehe. Aslinya ini memudahkan diri sendiri sih biar nggak perlu cari pembicara dari luar, wkwk.

Qodarullah Ustadzah Julan atau biasa juga disebut bu Wulan, (mungkin di Jawa aneh diucap ya nama beliau, hehe…) jadwalnya padeeeeet sekali. Setiap hari pasti beliau diminta mengisi kajian di banyak tempat. Saking sibuknya seringkali beliau kelupaan kalau setiap Kamis minggu ketiga adalah jadwal pengajian bulanan Majelis Taklim Zahira. Beruntung sejak ikut liqo, aku mulai mengoleksi nomor-nomor ustadzah yang bisa aku mintai bantuan untuk mengisi kajian saat bu Julan berhalangan. 

Begitu juga Kamis minggu lalu, bu Julan berhalangan hadir untuk berbagi ilmu dengan kami. Akhirnya aku pun mengabari Ustadzah Lia untuk berkenan mengisi kajian di tempat kami. Gayung pun bersambut. Meski susunan acara harus kami balik agar pas dengan jadwal beliau, namun Alhamdulillah acara berjalan sangat lancar. Bahkan aku lihat ibu-ibu yang lain pun sangat enjoy mendengarkan tausiyah dari beliau.

Satu hal yang menggelitik saat itu adalah ketika bu Lia mengingatkan untuk selalu bawa buku dan pena saat hadir dalam kajian ilmu. Ikatlah ilmu tersebut dengan menuliskannya. Karena dijamin kalau cuma didengarkan aja, selang beberapa menit pasti ilmu tersebut lenyap. Dengan mencatatnya, kita bisa membaca ulang lain waktu, atau kita bisa membagikannya kepada anak-anak, suami dan kerabat-kerabat kita.

Memang sih hampir semua ibu-ibu yang hadir cuma melongo dan nggak bawa buku catatan sama sekali. Sementara aku yang bertugas membuat resume setiap kajian pun sudah tiga bulan ini nggak berhasil mencatat isi kajian karena sibuk megangin Affan yang mulai jadi the explorer. Alhamdulillah kemarin Affan bisa diajak kerja sama, jadi aku berhasil mencatat poin-poin penting dari pengajian tersebut. Aku pikir materinya kece badai, jadi boleh ya aku bagi di sini?


Mengenal 6 Ciri Penghuni Surga

Saat itu Ustazah Lia membagikan materi tentang ciri-ciri penghuni surga. Di dalam Quran Surat Ali Imran ayat 16 -17, ciri-ciri penghuni surga telah dijabarkan sebagai berikut;




Dari ayat tersebut, bisa disimpulkan setidaknya ada enam syarat yang harus kita miliki jika ingin menjadi penghuni surga.

Satu, Beriman

Pastinya ini adalah syarat utama kalau kita mau jadi salah satu penghuni surga, dan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Tentunya kalau mengaku beriman, pastinya kita menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menghindari apa yang dilarang oleh Allah. Lebih dari itu kita beriman itu nggak cuma di lisan, tapi juga di dalam hati dan perbuatan. Huhuhu, meski sederhana, rasa-rasanya BERIMAN itu begitu dalam dan hanya Allah saja yang berhak menentukan soal keimanan masing-masing manusia.

Tapi kita bisa kok mengecek kadar keimanan dalam diri kita sendiri. Dalam Q. S Al Anfal ayat 2 – 3 telah disebutkan ciri-ciri orang yang beriman, meliputi;




Bergetar ketika Allah memanggil. Nah, coba jujur pada diri sendiri, selama ini kalau adzan berkumandang, kita langsung bergegas ambil wudhu atau masih asyik dengan kegiatan yang kita lakukan? “Aah, entar dulu lah, masih belum kelar nih nulisnya.” “Bentar lagi deh, masih kurang dua halaman lagi kelar nih bacanya.” Kalau masih sering keluar pernyataan begini kaya aku, banyak-banyakin istighfar yuk, pals. Tentunya juga diiringi dengan memperbaiki diri agar kita bisa lebih baik lagi ke depannya.



Bertambah keimanan ketika membaca ayat-ayat Allah. Ini nampol banget euy, sehari bisa baca Al Quran berapa lembar? Or jangan-jangan malah nggak sempat? Alasannya banyak kegiatan, bayi yang mulai nggak bisa ditinggal dan sebagainya. Atau kalaupun sempat baca, kita hanya sekedar baca dan nggak mau memahami ayat per ayat, mengambil hikmah dari ayat yang kita baca, apalah lagi melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Jewer diri sendiri agar lebih banyak membaca Quran sekaligus menaati pedoman hidup yang ada di dalamnya.

Bertawakal pada Allah. Orang yang beriman itu ternyata adalah orang yang nggak pernah kecewa pada Allah jika hasil yang kita minta tidak sesuai dengan usaha dan doa kita. Seringkali mungkin kita pernah merasa, “udah sedekah, udah puasa sunnah, sholat nggak pernah bolong, udah ini, udah itu, tapi kok aku minta begini Allah nggak kasih ya.” Jleb banget ini. Apa ya kita lupa Allah yang paling mengetahui hal terbaik untuk kita? 



Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah, sesuatu yang kita benci justru bisa jadi adalah hal yang  baik menurut Allah. Jadi yuk, belajar untuk menerima semua yang telah ditetapkan oleh Allah, minta Allah atur hidup kita dan mari menikmati kejutan-kejutanNYA. Tugas kita hanya ikhtiar dan doa sebaik-baiknya, masalah hasil itu hak prerogratif Allah, pals. 

Mendirikan Sholat. Bukan hanya mengerjakan alias jengkang-jengking aja lo, sob. Sholat itu didirikan, artinya nggak cuma tubuh kita yang dipakai. Hati, otak, dan semua bagian diri harus tunduk dan lillahitaala. Dijelaskan lebih lanjut oleh bu Lia, kalau setelah sholat kita masih aja demen marah, akhlak nggak tambah baik, maka bisa jadi kita cuma mengerjakan sholat. Namun kalau kita benar-benar sudah mendirikan sholat, insya Allah yang keluar dari dalam diri hanyalah kebaikan. Ingat kan kalau sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar? So, selama ini sudah benar-benar mendirikan sholat kah?



Menginfakkan Harta di Jalan Allah. Allah akan melipatgandakan apa-apa yang kita infakkan di jalanNYA. Tidak ada orang miskin hanya karena bersedekah. Tapi nggak ada duitnya sama sekali, terus harus bersedekah pakai apa? Sedekah itu nggak melulu harus pakai materi kok, pals. Senyum aja bisa jadi sedekah paling sederhana. Hanya dengan sebuah senyum, kita bisa menenangkan tangisan bocah, menenangkan hati saudari kita yang sedang kalut. Bersedekah bisa juga menggunakan ilmu, waktu, tenaga. So, hayuk perbanyak sedekah J.

Dua, Meminta Ampun kepada Allah

Ciri penghuni surga yan berikutnya yaitu manusia yang tak pernah lupa meminta ampun kepada Allah dan meminta untuk dibebaskan dari api neraka. Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam saja sehari bisa seratus kali beristighfar lo, pals. Padahal beliau sudah dijamin masuk surga oleh Allah. La kita yang penuh dosa, hati penuh iri dengki, berapa kali beristighfar bo? Cuma sekedarnya setelah selesai sholat? Or malah istighfar terucap saat lihat kelakuan anak yang bikin kepala cenut-cenut. Ibu-ibu banget nih yang suka begini…. “astaghfirullahal’azim to nang, kok naik-naik nang lemari piye kui…”

Setiap hari kita beraktivitas, bertemu banyak orang.. pasti sengaja atau tanpa sengaja ada saja dosa yang kita perbuat. Entah itu dosa kecil ataupun dosa besar. Semoga kita jadi orang-orang yang nggak pernah bosan bertobat dan meminta ampun ya, pals. Aamiin. Kalau kita mengaku pengikutnya nabi Muhammad, pastinya kita akan selalu mengikuti apa yang beliau kerjakan to?

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Bu Lia saat itu juga mengingatkan untuk tidak lupa membaca sayyidul istighfar, kalau yang rajin baca doa al matsurat di pagi dan sore hari pasti sudah melekat nih bacaannya.

Kalau yang belum tahu tentang sayyidul istighfar, yuk belajar bareng dan mempraktekkannya tiap pagi dan sore hari.

Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka ia termasuk penduduk surga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)


“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yg kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Tiga, Memiliki Sabar tanpa Batas

Pernah nggak sih kita dinasehati orang untuk bersabar, tapi kita menangginya dengan “sabar terus, sabar kan ada batasnya.” Huhuhu, aku juga masih belajar terus nih biar selalu sabar karena sabar yang sebenarnya itu ternyata tanpa batas, pals. Buat yang masih nggak sabaran kaya aku, bisa lo mempraktekkan 7 cara latihan bersabar yang pernah aku ulas di postinganku; Sabar Memang Tak Mudah, 7 Cara Ini Melatih Kita Untuk Bersabar.

Empat, Benar dan Taat

Ada tiga jawaban ketika manusia diperintah taat kepada Allah dan RasulNya. Yang pertama, jawaban dari orang mukmin: sami'na wa atho'na (kami dengar, kami taat), yang kedua jawaban dari Bani Israil/Yahudi: sami'na wa ashoina (kami mendengar, tapi tidak menaati) dan yang ketiga adalah jawaban dari orang munafiq: sami'na wa hum laa yasma'uun (mereka berkata: "kami dengar" padahal mereka tidak mendengarkan). Masuk kategori manakah kita? Semoga kita termotivasi untuk selalu menjadi golongan pertama. Aamiin.



Saat mendengar poin ini aku teringat pada sebuah kajian bersama Ustadz Felix Siauw yang pernah aku ikuti dua tahun lalu. Saat itu beliau menyampaikan, “beragama itu pakai wahyu, bukan pakai nafsu.” Maksudnya saat ada suatu masalah dalam hidup, cari saja solusinya dalam al quran, hadits atau bertanyalah pada yang lebih berilmu, bukan sekedar menggunakan nafsu dan logika kita. Menurutku begini baik kok, nggak usah saklek banget lah, atau yang sering aku dengar nggak usah fanatik gitu deh. Terkadang menggenggam kebenaran dan menjadi sebenar-benarnya dalam ketaatan memang berat, pals. Tak jarang kita dijauhi teman dan kerabat. Namun mana yang akan kita pilih, Allah dengan segala kebenarannya atau manusia lain yang masih penuh katanya? The choice is in your hands!



Lima, Menginfakkan Harta di Jalan Allah

Poin ini sama dengan ciri-ciri orang beriman yang ada di atas ya, pals. Pokoknya jangan bosan-bosan deh sedekah, sedekah itu mudah kok. Menunjukkan arah jalan pada orang yang nggak tahu arah saja sudah bisa jadi sedekah. Permasalahannya mau atau tidak mau, karena semua orang pasti bisa bersedekah.

Mau tahu keutaman bersedekah dan ke mana tempat menyalurkan sedekah yang tepat? Mampir ke sini dulu aja; Bersama LAZISBA, Bersedekah Jadi Lebih Mudah.

Enam, Bangun di Sepertiga Malam

PR banget nih buat aku. Bangun di sepertiga malam sih sering, tapi bukannya ambil wudhu, sholat malam dan perbanyak minta ampunan, malah langsung buka laptop ngerjain tulisan mumpung anak tidur. So, jangan ditiru yeee.



Ada banyak sekali keutamaan bangun di sepertiga malam lalu mendirikan sholat, salah satunya dikabulkannya doa dan diampuni segala dosa. Mau banget kan pasti? Namun yang enak-enak begitu nggak mudah dijalani, perlu niat untuk menjadikannya kebiasaan. Katanya sih lakukan selama 40 hari tanpa henti, barulah hal tersebut akan menjadi kebiasaan sepanjang hidup. Semoga kita dimudahkan untuk selalu bangun di sepertiga malam lalu mendirikan sholat ya, pals. Aamiin.

Siapa sih yang nggak mau masuk surga? Pasti cita-cita utama banget ya, pals. Namun untuk menuju ke sana pastinya kita harus digodok dulu di dunia ini. Tinggal kita mau nggak ikutin aturan mainnya Allah, kalau mau ya bersiaplah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Katanya kan kalau hadiahnya cuma permen sunduk ya ujiannya pasti gampang dilewati. Berhubung hadiahnya surga, ya wajar kalau dunia ini penuh ujian dan godaan. Kabar gembiranya semua manusia yang beriman pada Allah nantinya akan masuk ke surga semua kok. Sebagaimana firman Allah pada Q. S Ali Imran (14) ini;



Cuma ada yang perlu dicelup dulu di neraka sehari, dua hari, tiga tahun, atau sepuluh tahun. Semua tergantung baik buruknya kita. Kalau nggak mau lama-lama di neraka, ya hayuk kita perbanyak amal baik.

Semoga kita di sini jadi penghuni-penghuni surga yang mudah melewati hari perhitungan ya, pals. Terus saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran ya, pals. Semoga bertemu lagi di jannah-Nya kelak. Aamiin.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

#ODOPOKT21

1 comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com