header marita’s palace

Tujuh Alasan Harus Kembali ke Watu Gunung

Tujuh Alasan Harus Kembali ke Watu Gunung


Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Piknik. Piknik. Piknik. Entah kenapa akhir-akhir ini hanya satu kata itu yang terus melintas di kepalaku. Mungkin benar aku memang sedang butuh asupan vitamin P alias vitamin piknik, hehehe. Kuingat-ingat terakhir aku bepergian dengan keluarga sudah beberapa bulan yang lalu. Kesibukan demi kesibukan serta dompet yang menipis karena keperluan lain yang lebih urgent menyimpan hasrat piknik semakin jauh ke dalam hati. Ah, namun sepertinya kebutuhan untuk melihat pemandangan hijau nan menyegarkan harus segera dituntaskan nih, biar tetap waras mengarungi kehidupan yang keras.



Kalau menuruti hasrat diri sih pengennya jalan-jalan ke kota yang agak jauh sekalian, entah itu ke Solo, Malang, Bali. Atau malah sekalian menclok ke negara tetangga, Singapura, sekalian silaturahmi ke rumah omanya anak-anak. Tapiiiii, urusan perdompetan juga harus dipertimbangkan. Apalagi sebentar lagi kak Ifa mau masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Alhamdulillah, nggak jauh dari rumah sebenarnya banyak kok tempat wisata yang kece badai.

Piknik Murah Meriah ke Kabupaten Semarang

Satu hal yang aku syukuri tinggal di wilayah Tembalang, Semarang adalah ketika aku pengen jalan-jalan ke area Kabupaten Semarang tidaklah membutuhkan waktu yang lama. Bahkan naik motor pun nggak jadi masalah, hitung-hitung touring sekeluarga. Padahal emang baru punya motor, jadi ke mana-mana ya naik motor, wkwkkw. Bisa sih naik bus, tapi menurutku malah susah kalau mau mampir ke sana-sini. Apalagi di Kabupaten Semarang kan banyak lokasi untuk disinggahi yang jaraknya cukup dekat satu sama lain, lebih gampang naik motor daripada harus naik bus berulang kali. Ya, resikonya kalau hujan deras harus rela menepi sebentar, kasihan si bayi euy.

Apa kerennya Kabupaten Semarang? Meski jejeran sama ibu kota Jawa Tengah yang terkenal padat dan panas, Kabupaten Semarang ini punya hawa yang 180 derajat berbeda. Ketika gerbang Ungaran sudah terlihat lalu deretan gunung dan langit biru menyapa, hawa panas yang tadinya menyengat kulit seketika berubah adem.  Belum lagi pemandangannya yang masih asli, serta pepohonan yang masih banyak selalu meninggalkan banyak rindu untuk selalu datang lagi dan lagi.

Kabupaten Semarang

Kabupaten Semarang ini cukup luas lo, bahkan seingatku dulu sebelum jadi kota, Salatiga pun pernah menjadi bagian dari Kabupaten Semarang. Ketika sekarang telah menjadi Kota Salatiga, ada wilayah yang kelihatannya berada di Salatiga, namun sebenarnya milik Kabupaten Semarang. Ada yang tahu wilayah apakah itu?

Yoyoi, Getasan dan Tengaran itu bagian dari Kabupaten Semarang. Unik kan? Padahal letaknya ada di dekat Salatiga. Coba deh lihat di peta, kabupaten ini luaaaaas sekali. Maka nggak heran kalau kabupaten ini memiliki banyak tempat wisata yang oke punya, baik itu wisata alam, wisata religi, wisata sejarah atau pun wisata kuliner.

Kembali ke Watu Gunung

Di antara banyaknya tempat wisata yang cantik dan menarik di Kabupaten Semarang, entah kenapa aku jatuh hati pada Watu Gunung sejak pandangan pertama. Awalnya dulu aku tahu tempat ini dari salah seorang tetangga masa kecilku. Aku melihat fotonya bersama keluarga berenang di tempat yang sangat asri, lalu aku tanya deh di mana lokasinya. Ternyata di Watu Gunung.

pintu masuk watu gunung

Berbekal informasi seadanya, aku mengajak suami untuk refreshing ke Watu Gunung. Ternyata lokasinya tak jauh dari Kampung Seni Lerep, namun masih naik cukup menanjak. Udah takut duluan motornya nggak kuat tuh waktu itu. Alhamdulillah sampai juga ke lokasi. Ternyata rekomendasi si mbak tetangga masa kecil bener banget. Tempatnya asri dan adem banget. Padahal waktu itu kami ke sana kesiangan banget karna cukup dadakan perginya. Tapi ketika nyemplung di kolamnya, brrrrr… dingiiiiin. Bahkan Ifa yang biasanya betah berlama-lama di dalam air pun belum ada setengah jam sudah minta keluar kolam, hihihi. Saat kami membilas badan, wow… airnya jauh lebih bening, jernih dan duingiiiin. Tambah teriak-teriaklah si Ifa. Segeeeer.

Usut punya usut kenapa kami kedinginan banget saat itu, kami lupa kalau belum makan siang, wkwkwk. Jadilah tubuh nggak kuat sama hawa dinginnya. Setelah diisi beberapa cemilan, tubuh udah siap untuk bertualang dan menikmati indahnya alam Watu Gunung. Ada danau, joglo-joglo tua yang eksotis, sungai yang mengalir menentramkan hati… aaah kangen banget deh berkunjung ke sana lagi.

Watu gunung nan asri


Saking kangennya aku buka lagi folder foto saat kami ke Watu Gunung, ealah ternyata kami main ke sana tahun 2015. It means two years ago, ya pantesan dong kalau kangen banget. Apalagi kemarin lihat foto seorang teman yang habis jalan ke sana, sudah ada banyak perubahan di Watu Gunung. Tentunya tambah bagus dan bikin semakin penasaran untuk kembali ke sana.

Setidaknya ada tujuh alasan kenapa aku ingin kembali piknik ke Watu Gunung sesegera mungkin;

Lokasi Tak Terlalu Jauh

Bertempat di Jalan Srikandi Raya No 1 Desa Lerep, Ungaran Barat, menurutku Watu Gunung nggak jauh-jauh banget lah ditempuh naik motor sama ayah dan anak-anak. Nggak tahu ya kalau kata si ayah yang mengemudikan motor, secara aku cuma mbonceng, terus kalau kena semilir angin tiba-tiba ngantuk, dicubit deh sama si ayah, hihi. Yang jelas untuk perjalanan tidak membutuhkan waktu yang lama, paling lama satu jam kali ya. Itu juga karena kami bawa anak-anak, jadi naik motornya dengan kecepatan standar.

Perjalanan Menuju Lokasi Yuhuuu

Aku selalu menikmati perjalanan menuju Kabupaten Semarang, karena tempatnya yang masih asri dan adem. Apalagi jalanan menuju ke Watu Gunung ini, bikin pegangan kenceng ke ayah. Nanjak boooo. Tapi jadi seru, bisa ngajak anak-anak nyanyi “naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali… “.

Akomodasi Murah Meriah

harga makanan di Watu Gunung Ungaran


Karena lokasinya yang tidak terlampau jauh, tentu saja biaya untuk menuju ke sana pun tidak menipiskan dompet yang nggak tebal-tebal banget, hihi. Tiket masuk ke Watu Gunung pun sangat reasonable kok, cucok lah buat eike yang merupakan fans garis kerasnya Mak Irit, hehe. Selain itu kalau pun tidak cocok dengan harga makanan di Watu Gunung, ada banyak tempat makan yang dituju di daerah Ungaran yang harganya cukup terjangkau. Tentunya kami pun nggak perlu juga cari tempat inap. Setelah mata dan tubuh dimanjakan, bisa langsung cuzz turun ke Semarang.

Tempatnya Sooo Kece





Seperti yang aku bilang di atas, Watu Gunung sudah bikin aku jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya. Kolam renangnya yang adem dengan batu-batu alam nan indah, pepohonan yang rapat, danau yang cukup luas, joglo-joglo tua yang eksotis serta aliran sungai yang menenangkan telah mampu meninggalkan kenangan yang membawa rindu untuk selalu datang kembali.

Ada Wahana Baru

mendayung sampan di Watugunung Ungaran
Pic by Facebook Mbak Endah Tutik

Nah, beberapa hari yang lalu aku lihat postingan di Facebook mbak Endah Tutik, salah satu teman kerenku. Di postingan tersebut, terlihat doi dan anaknya naik perahu kecil dan mendayung di tengah danau. Entah aku dulu yang nggak ngeh atau memang dayung-mendayung perahu itu merupakan salah satu fasilitas baru yang ada di Watu Gunung. Hmm, sepertinya layak dicoba nih.

Kungkum Time



Sebagai wanita berbintang Pisces yang simbolnya ikan, entah nyambung atau tidak, tapi aku memang suka banget sama air. Daaan, karena waktu pertama kami main ke Watu Gunung nggak well prepared hingga akhirnya nggak puas saat kungkum. Wajib banget saat nanti piknik ke tempat tersebut, aku harus sudah super kenyang jadi bisa nyemplung dan berlama-lama di kolamnya yang asri itu.

Now, with Affan!




Yang paling penting, tentu saja karena sekarang sudah ada si Affan. Dua tahun yang lalu kami jalan-jalan ke Watu Gunung, usia Ifa belum genap empat tahun. Masih yang unyu gitu deh. Sekarang pastinya akan tambah seru dan bakalan banyak yang ditanyakan karena Ifa sudah hampir enam tahun, ditambah ada Affan yang pasti akan takjub lihat pemandangan kece. Secara sehari-hari yang doi lihat cuma tembok lagi dan lagi, hehe.

Semoga tujuh alasan ini bisa meluluhkan hati pak suami ya, pals, sehingga proposal untuk kembali ke Watu Gunung segera di – acc, hehe. Beneran nih otak udah kemepul alias panas banget (baca: butuh piknik, wkwk). Kalau kamu sudah pernah ke Watu Gunung belum, pals?

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.



13 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Emang asik banget di Watu Gunung. Bisa sering-sering kesana kalau pengen nyantai...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hooh mas.. adem bikin ide bertebaran hehe.

      Delete
  2. Belum perbah kesini, saya taunya gunung ungaran mbak, boleh dicoba nih. Refrensi kalo mau ke semarang :D

    ReplyDelete
  3. udara sejuk seperti itu bisa membuat fresh hati dan pikiran ya mba... :)

    ReplyDelete
  4. Asri banget ya mba suasanya :) rasanya damai bukan main.. kapan bisa ke semarang :(

    www.sistersdyne.com

    ReplyDelete
  5. Hahaha... Aku langsung ngakak baca vitamin P

    Kayaknya Watu Gunung emang lagi hittzz ya di Semarang. Ternyata ada bangunan pendoponya juga ya. Keren

    Btw, pernah gak merhatiin. Kalo Salatiga itu dikelilingi kabupaten Semarang ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. makanya tuh aku tulis juga di Bab pertama.. Ada wilayah yg kayanya ngikut Salatiga padahal justru wilayah Kab. Semarang, termasuk Kopeng juga. Hehe.

      Delete
  6. Aku belum pernah kesana huhuu....anak-anak senenge ke Umbul Sidomukti,. Meski udah berkali-kali tapi nggak bosen

    ReplyDelete
  7. Kl sepi airnya dingin tapi kl pas kaya aq kmrn dulu saking ramenya airnya mpe anget

    ReplyDelete
  8. wah asri banget ya tempatnya

    ReplyDelete
  9. wah makannya murah ya, jalan jalan ringan di kantong dong. emang asik ya membawa keluarga jalan jalan

    ReplyDelete
  10. Tempatnya asyik dan nggak begitu jauh, tapi nanjak itu lhooo wkwkw aku pan penakut bingiit hahaha...

    ReplyDelete
  11. Banyak yang merekomendasikan Watu Gunung untuk tempat liburan yaa, aku belum pernah hahaha

    ReplyDelete