header marita’s palace

Maafkan Bunda, Nak...

Nak,
Maafkan bunda
atas segala ketidaksabaran bunda menghadapi tingkah lakumu
padahal saat itu engkau sedang belajar tentang dunia

Nak,
maafkan bunda
atas raga yang disampingmu namun jiwa entah kemana... 24jam engkau bersamaku namun benarkah aku telah memberikan 24jamku hanya untukmu?

Nak,
maafkan bunda yang lebih asyik dengan gadget bunda daripada mendengarkan celotehanmu dengan hati, meresponnya dengan senyuman, menggunting menempel pola2 yang kausukai, bernyanyi dan menari

Nak,
maafkan bunda
karena selalu menyalahkanmu atas segala kesalahan2 kecil yang engkau lakukan
sedang itu sebenarnya bukan kesalahanmu
namun kesalahan bunda yang tak sabar mengarahkanmu

Nak,
maafkan bunda atas keegoisan yang mendarah daging menginginkan engkau menjadi ini itu, tanpa pernah bertanya padamu bunda seperti apa yang engkau inginkan - sedang engkau bahkan tak pernah sedikitpun marah pada bunda meski bunda memaksamu ini itu

Nak,
maafkan bunda yang selalu saja menyakiti hatimu, menyakiti badanmu, membentakmu.. entah itu terjadi sengaja ataupun tak sengaja - membuatmu merasa tak berharga, membuatmu terluka dan memutus sinapsis-sinapsis yang sedang bertumbuh di dalam otakmu..

Nak,
maafkan bunda yang sering menghabiskan waktu untuk bekerja, sering saja lupa bahwa yang engkau butuhkan lebih dari sekedar materi, namun cinta kasih yang tulus, yang siap memelukmu kapan saja, mendengarmu berceloteh tentang apa saja, melihat hal-hal hebat apa saja yang telah kau raih hari ini, bermain bersamamu..

Nak,
maafkan bunda yang memfasilitasimu banyak buku, namun sering saja malas membacakannya untukmu.. dan mencekokimu dengan gadget yang penting engkau diam, anteng... sedang engkau ingin berlari-lari bersamaku

Nak,
maafkan bunda yang masih saja melihatmu dari kacamata negatif, dan menguburkan hal2 positif yang kau lakukan setiap hari.. sedang di usiamu semuda ini bahkan kau telah berusaha meringankan beban kerjaku --- membantu cuci piring, membantu menyapu dan mengepel, membantu menata barang-barang.. namun karena ketidaksabaranku -- di mataku terkadang hal2 tersebut hanyalah ulahmu yang mengangguku untuk cepat menyelesaikan urusanku...

Nak,
maafkan bunda yang selalu berkilah "aku kan bukan manusia sempurna", "aku kan capek".. tanpa pernah menyadari bahwa engkau pun juga anak manusia yang sedang belajar mengerti kata sempurna, bahwa engkau pun juga manusia kecil yang bisa merasakan capek dengan segala omelan dan aturan-aturan bunda

Nak,
maafkan bunda
atas segala ketololan bunda, yang tak pernah mau belajar menjadi ibu yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya
yang masih saja belum bisa menerapkan apa2 yang sudah bunda baca, bunda dengar, bunda lihat...

Nak,
bunda tak berharap apapun - tak ingin kau muluk2 menjadi ini itu.. cukup menjadi manusia yang selalu takut akan Tuhan -- namun apa itu bisa terwujud jika bunda saja masih tak takut untuk menyakitimu, ciptaan Tuhan yang diciptakan sangat sempurna dan hebat...

saat ini bunda hanya sedang ingin berusaha menjadi sebenar2nya ibu untukmu... menjadi ibu yang selalu menyejukkan hatimu, menjadi tempat pertama yang mendengar ceritamu, menjadi tempat paling kau rindukan, menjadi pelukan terhangat untukmu..

bukan engkau yang salah nak, semua perilaku, tangisan, tantrum yang terjadi hanyalah karena bunda yang masih saja belum benar-benar mengertimu, memahamimu, bersabar padamu..
maka bukan engkau nak yang harus bunda paksa menjadi lebih baik, tapi bunda.. bukankah engkau hanya imitator terhebat? menduplikasi segala hal yang bunda ajarkan...
maka nak... ijinkan bunda untuk berdiam sebentar kala engkau menguji emosi, ijinkan bunda untuk mengambil air wudhu kala bunda mulai tak bisa mengontrol diri, ijinkan bunda untuk mengingat bahwa engkau bukan milik bunda, hanya titipanNYA yang sangat berharga - yang harus bunda jaga sebaik2nya, dan ijinkan bunda untuk memelukmu lebih erat dan erat lagi setiap harinya..

Nak,
sudah fitrahnya engkau begitu luar biasa aktifnya
dan pasti sudah fitrahnya bagi seorang ibu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya... dan ibu yang baik akan selalu berproses... begitu pula bunda...
bunda tak ingin menjadi sosok yang merugi karena tak berbuat lebih baik dan lebih baik setiap harinya..



Terima kasih nak untuk selalu percaya pada bunda bahwa bunda bisa berubah menjadi lebih baik setiap harinya... terima kasih untuk senyuman dan pelukan tulusmu meski berapa kalipun bunda menyakitimu... terima kasih... engkau selalu menjadi kado terhebat untuk bunda...


***

#going30series
#gettingolder
#gettingwiser

karena umurku semakin bertambah, dan kontrak hidupku semakin berkurang... bahkan aku tak tahu apa aku sempat melihatmu dewasa... maka bukankah aku tak perlu menunnggu nanti dan besok untuk memberikanmu yang terbaik... dengan segala fitrahmu, kecerdasanmu kau pasti bisa menaklukan dunia dalam genggaman, namun bisa saja kau berbelok arah jika aku masih saja menjadi ibu yang menerapkan cara2 jahiliyah...
aku harus bisa menaklukan diriku, egoku untuk menjadi teladan, teman dan konsultan terbaik untukmu --- jadilah manusia yang selalu takut pada penciptaNYA... selama engkau bersamaNYA tak perlu takut akan apapun, nak.. karena ia sebaik2nya  penolong...

1 comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Mudah-mudahan mbak sama anaknya bisa terus saling sayang dan saling berlomba untuk jadi yang terbaik bagi satu sama lain, aamiin

    Salam,
    Ara

    ReplyDelete