header marita’s palace

Husnuzon Billah - Berprasangka Baik pada Allah

husnuzon billah berprasangka baik pada Allah
Postingan ini merupakan seri kedua dari Resume Sapa Pagi. Jika di seri pertama kita sudah belajar tentang ayat-ayat pendidikan di dalam Al Quran. Kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai husnuzon billah.

Kajian pada hari Rabu, 15 Juli 2020 itu dibuka oleh Ustaz Fitrian Kadir dengan sebuah pengingat yang indah;
Rasul tidak mewariskan harta, namun mewariskan ilmu. Ilmu adalah garis waris.
Salah satu bentuk taqwa adalah dengan menjaga adab saat menuntut ilmu. Maka pastikan ketika kita sedang bertholabul ilmi, baik itu online maupun offline, kita tetap memperhatikan adab-adab tersebut.

Pengertian Husnuzon Billah

Materi kali ini disampaikan oleh Ustaz Abdullah Wahib, Lc, diambil dari Kitab Ibnu Abi Dunya.

Husnuzon Billah (berprasangka baik kepada Allah) diperlukan agar Allah menuntun jalan kita. Husnuzon Billah bersikap vertikal, hubungan kita kepada Rabb.

Hubungan seorang hamba kepada Ar Roja’ (pengharapan). Pengharapan segala hal kita pasrahkan kepada Allah, sehingga Allah bisa memilah mana hambaNya yang syukur dan mana yang kufur. Husnuzon Billah diperlukan agar kita bisa mendapat ridho Allah.

Pengharapan seorang hamba akan dibalas dengan kebaikan berupa rahmat Allah. Apa roja’ kita pada Allah melalui prasangka baik kepadaNya?
Roja’ yang utama yaitu meminta ampunan kepada Allah.
Seorang hamba tidak akan bergeser kakinya menuju surga Allah, kecuali Allah yang memberikan izin dan rahmatNya. Maka harapan pertama yang harus kita sampaikan kepada Allah adalah ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan. Kita tak akan tahu amalan mana yang paling diterima oleh Allah SWT. Selalu berprasangka baik pada Allah.

pengertian husnuzon billah
Allah bertanya pada orang-orang mukmin, “Apakah kau suka berjumpa denganku, kenapa sementara banyak orang di luar sana yang mengharapkan dunia?”

Orang mukmin menjawab, “Ya, kami senang bertemu denganMU ya Rabb, karena kami mengharap ampunanMU.”

Allah kemudian berfirman, “Maka kuwajibkan ampunanKU kepada kalian (orang-orang mukmin).

Kita tidak pernah tahu amalan di hari apa dan amalan mana yang diterima, maka dengan begini kita harus terus berprasangka baik kepada Allah. Agar Allah senantiasa mengampuni segala alpa dan dosa. Semoga Allah selalu melindungi kita dari segala ujian hidup, termasuk di masa pandemi covid-19 ini.

Bagaimana Cara Berprasangka Baik kepada Allah?

Apakah hanya dengan menjalankan sholat, menjalani ibadah madhoh, bersedekah? Tentu tidak. Berikut ini adalah hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka husnuzon billah:

1. I’tiraf (Mengakui & Menyesali)

cara husnuzon billah i'tiraf - mengakui dan menyesali
Mengakui segala dosa yang telah diperbuat, menyesali segala sesuatu yang telah membuat Allah murka dan memohon agar keluarga & diri kita bisa memperoleh ridho dan ampunanNya.

Dinukilkan dari kitab Ibnu Abi Dunya, “Wahai Yazid aku bertanya kepadamu bagaimana prasangkamu kepada Allah SWT?”

Yazid menjawab, “Aku menyesali dosa-dosaku, dan hampir saja aku binasa akan dosa-dosaku, akan tetapi aku tidak putus asa mengharap rahmat Allah SWT. Walaupun dosaku setinggi gunung Uhud, walau dosaku seluas langit dan bumi, namun aku tak putus asa untuk mengharap rahmat Allah.”

Lalu Al Wazil bertakbir mendengar jawaban Yazid, lalu berkata “Aku pernah berkata Rasulullah SAW menyampaikan, Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi, Aku bersama prasangka hambaku, berprasangkalah sekehendak engkau.” - Diriwayatkan oleh Ahmad.

Dari hadits tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa Allah memperbolehkan hambaNya berprasangka. Namun sejauh apa prasangka itu? Apakah Allah selalu bersama hambaNya dalam setiap prasangka, baik itu prasangka baik dan buruk? Apakah termasuk saat hambaNya bermaksiat, apa Allah bersama hambaNya?

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman aku bersama prasangka hambaKU. Di setiap mereka mengingatKU.”

Maka apakah saat kita bermaksiat, kita mengingat Allah?

Ditegaskan kembali oleh Abu Hurairah, “Aku hanya bersama hamba-hambaKU yang berprasangka baik-baik saja. Oleh karenanya jangan berprasangka padaKU, kecuali berprasangka yang baik.”

Disampaikan bahwa hadits ini dhoif, namun diperkuat oleh hadits lainnya. Allah berfirman Aku bersama hambaKU. Jika dia berprasangka baik, dia akan mendapatkan yang baik tersebut. Jika dia berprasangka buruk, maka dia akan mendapatkan yang buruk.

Hadits Qudsi:

“Aku bersama hambaKU. Dan aku bersamanya saat dia meminta kepadaKU, memanjatkan permintaannya kepadaKU, memohon rahmatKU.”

2. Ad-Dhua

ad dhua memanjangkan harapan lewat doa
Doa adalah cara husnuzon billah berikutnya. Yaitu dengan memanjangkan harapan hanya kepada Allah. Yang tidak mau berdoa adalah orang-orang yang takabur, sombong.

Dinukilkan dari HR Abu Hurairah, “Rasulullah SAW mengingatkan sahabat-sahabatnya, berdoalah kepada Allah, memintalah kepada Allah SWT.”
Padahal sahabat-sahabat Rasulullah SAW adalah generasi terbaik yang sudah dijamin surga oleh Allah. Namun Rasulullah masih terus mengingatkan para sahabatnya untuk terus berdoa.
Karena doa adalah roja’. Saat berdoa kita harus yakin bahwa permintaan tersebut akan diijabah oleh Allah. Keyakinan kita akan terkabulnya permintaan pada Allah adalah bentuk husnuzon billah.
Jika selama ini masih sering su’uzon dan tidak yakin pada Allah, banyak-banyaklah istighfar agar Allah mengampuni kelalaian kita.
Sungguh Allah SWT tidak akan mengabulkan permintaan doa dari hati yang lalai.
Artinya yaitu saat berdoa kita dituntut untuk khusyuk, agar hati hanya fokus pada Allah dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita.
Sungguh bagi Allah SWT membebaskan hamba-hambaNYA dari api neraka tiap malam, setiap kali hamba-hambaNYA meminta akan dikabulkan olehNYA. - HR Ahmad
Dari hadits tersebut disampaikan bahwa Allah masih tetap mengabulkan doa orang-orang yang berada di neraka namun masih mengharap ampunan dan rahmatNya.

Termaktub pula pada Al Baqarah: 186,
Jika hamba meminta kepada Allah, sesungguhnya Allah dekat kepadanya.
Artinya Allah akan mengabulkan doa-doanya.

Kenapa Harus Berprasangka Baik pada Allah?

1. Karena hal tersebut adalah perintah Allah.

husnuzon billah perintah Allah

Berbuat ihsanlah kalian, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. (Al Baqarah: 93)
Wa ahsinu, artinya perintah berbuat ihsan maksudnya adalah berprasangka baik kepada Allah.

Jabir RA pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian sekali-kali meninggal kecuali dia harus berprasangka baik kepada Allah SWT. Sungguh ada suatu kaum yang mana mereka dibinasakan oleh prasangka buruknya pada Allah SWT.” (HR. Muslim)

Kisah kaum yang binasa itu ada di QS Al Fusshilat: 23, Akibat dari prasangka buruk kalian sehingga kalian binasa dan merugi di hadapan Allah SWT.

2. Ma’rifatullah

husnuzon billah sebagai mariftatullah
Agar kita semakin dekat dan mengenal Allah, sehingga kita tidak akan jauh-jauh dari Allah. Setiap susah dan duka akan selalu mendekat padaNYA.

Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sekiranya kalian tidak bermaksiat, sekiranya kalian tidak berbuat dosa, Allah akan datangkan kaum pengganti kita yang berbuat dosa dan maksiat. Kemudian Allah ampuni dosa-dosa mereka.”

Artinya: ketika Allah SWT menginginkan orang yang bermaksiat dan Allah mengampuni perbuatan mereka, sejatinya Allah ingin orang-orang tersebut lebih mengenal diriNYA.

Sesungguhnya dijadikan rahmat Allah SWT itu untuk ampunan dosa. Setiap manusia pasti bergelimang dosa. Sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang segera kembali kepada Allah dan mengharap rahmatNYA.

Allah akan ciptakan hamba-hamba yang bermaksiat/ melakukan kesalahan, kemudian Allah ampuni mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun dan penyayang. (Ibn Amr bin Ash)
Tidaklah seorang hamba itu ketika bermaksiat bisa diampuni dosanya, kecuali mereka telah bertaubat. Untuk bisa bertaubat, kita harus mengenal Allah terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mengharap rahmatNya.
Kapan Allah SWT rindu kepada hambaNYA?

Allah berikan hambaNya kesusahan. Kesusahan itu adalah surat undangan untuk hambaNya agar mendekat dan meminta. Allah rindu, Allah pengen ketemu.

Kapan Allah SWT tidak rindu kepada hambaNYA?

Allah berikan kepuasan duniawi, sehingga mereka lalai padaNYA.
Akan tetapi jika ada hamba yang diberikan kepuasan duniawi, kekayaan dan kemudahan, namun ia masih ingat kepadaNYA, Allah akan sangat cinta kepada hamba tersebut.
Semua kesusahan yang kita alami dalam hidup, sejatinya saat itulah Allah ingin kita mengenal diriNYA lebih dalam. Setelah kita mengenalNYA, kita akan menjadi hamba yang selalu mengikuti perintahNYA dan menjauhi laranganNYA.

Seberapa kenal kita kepada Allah? Seberapa tahu kita tentang apa-apa yang dibenci dan disukaiNYA?

Salah satu yang dicintai oleh Allah yaitu husnuzon billah.

3. Karena berprasangka baik adalah bentuk ketawakalan kita.

berprasangka baik adalah bentuk ketawakalan
Abdullah Ibn Daud pernah ditanyai oleh Ibn Yahya tentang bertawakal, dia menjawab “tawakal itu berprasangka baik kepada Allah.”

4. Karena berprasangka baik adalah bentuk ketawadhuan/ ketidaksombongan kita.

tawadhu bentuk berprasangka baik pada Allah
Tidak meninggikan/ menyombongkan diri kita. Tidak takabur. Kita selalu membutuhkan Allah di setiap urusan dan keadaan hidup kita. Segala sesuatu yang kita bisa lakukan, segala hal yang kita raih selalu ada campur tangan Allah, merupakan rahmat Allah kepada kita.

Allah pernah berfirman kepada para malaikat, “Salah satu orang di Bani Israil paling baik dalam urusan agama dan urusan ilmu, dan dalam urusan akhlak. Dan salah satunya lagi orang yang melampaui batas.”

Lalu malaikat berkata, “orang yang melampaui batas tersebut tidak akan diampuni Allah SWT.”

Kemudian Allah berkata, “apa dia nggak tahu AKU Tuhan yang sangat penyayang, bahwasanya rahmatKU mendahului kemurkaan dan kemarahanKU? Telah kuampuni ”
Rahmat Allah selalu ada jauh sebelum hadir kemurkaanNYA, agar kita selalu berhusnuzon billah.
Rasulullah SAW bersabda, “janganlah sekali-kali kita meninggikan diri di hadapan Allah, janganlah sekali-kali menyombongkan sholat kita, puasa kita, ibadah kita hingga lupa berhusnuzon billah padaNya.”

5. Karena husnuzon billah adalah salah satu ibadah yang mulia.

berprasangka baik adalah bentuk ibadah
HR Abu Hurairah RA, “ Rasulullah SAW bersabda sungguh husnuzon billah adalah bagian dari ibadah yang mulia.”

Prasangka baik kita kepada Allah untuk mendatangkan rahmatNYA, nikmatNYA, ampunanNYA, cintaNYA. Bahkan prasangka baik kita bisa mendatangkan husnul khotimah & mudah mengucapkan la ilaa ha illalahu saat meninggal. Juga menghadirkan surga.
Husnuzon billah adalah salah satu bentuk nikmat Allah kepada hamba-hambaNya.
Mari kita selalu mengupgrade keimanan agar selalu mampu husnuzon billah sehingga bisa mencapai rahmat Allah. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di seri ketiga Resume Sapa Pagi!

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com