header marita’s palace

Syukur

syukur menambah nikmat
Jika kemarin kita belajar tentang husnuzon billah, kali ini aku mau kembali membagikan resume Sapa Pagi seri #3 dengan tema syukur. Masih diampu oleh Ustaz Abdullah Wahib, Lc, kajian pada hari Kamis, 16 Juli 2020 tersebut juga masih dinukilkan dari kitabnya Ibnu Abi Dunya.
Syukur bisa mendatangkan rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Berbicara syukur sama halnya dengan membicarakan husnuzon billah. Yang mana ada hubungan vertikal antara hamba dan Tuhannya. Bersyukur tidak hanya tentang materi, namun jika sampai hari ini masih ada iman dan islam dalam diri pun harus disyukuri.

Rasa syukur kita akan dibalas oleh Allah berupa nikmat yang akan terus ditambah. Tak akan terputus hingga kita kembali padaNya.

Pentingnya Bersyukur

1. Syukur berhubungan erat dengan Ziyadah (tambahan)

pentingnya bersyukur agar ditambah nikmatnya
Semakin bersyukur, semakin ditambah nikmatnya. Kita sholat, kita beribadah, harus dibarengi dengan syukur. Karena syukur akan menambah tawadhu dan menjauhkan kesombongan. Syukur akan membuat kita ingat bahwa segala yang kita capai tidak lepas dari izin Allah SWT.

Abu Hurairah ra: Rasulullah berkata “Tidaklah Allah menurunkan dan meluaskan rezeki hamba yang bersyukur, kemudian Allah tamengharamkan menambahkan nikmat tersebut sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Ibrahim:7,

Wahai manusia, wahai hambaKu, jika kalian bersyukur kepadaku atas pemberianKu, maka Aku tak akan mengharamkan Diriku untuk menambahkan nikmatKu, maka akan selalu kutambah nikmatKu. Jika kalian kufur, sungguh siksaanKu sangatlah pedih. (QS Ibrahim: 7)

Sungguh luas rahmat Allah SWT. Sungguh luas nikmat Allah SWT. Yang mana selalu ditambahkan nikmat-nikmatNya. Mari kita tengok ke belakang nikmat-nikmat yang Allah beri sejak kita kecil; kedua mata, kedua daun telinga, tangan, kaki, dll.

2. Termasuk perkara yang bisa membuat bahagia dunia akhirat

syukur untuk kebahagiaan dunia akhirat
Ibnu Abbas, ra: Rasulullah berkata, ada 4 perkara di mana jika keempat hal tersebut diberikan kepada hamba, seakan-akan hamba itu mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. 4 perkara itu salah satunya adalah: Qalbun syakir (hati orang yang selalu bersyukur). Jika ada musibah, ia tak melihat ke atas, namun melihat ke bawah. Bahwa masih ada yang ditimpa musibah lebih banyak.
Dengan memiliki Qalbun Syakir, kita tak akan punya rasa iri, dengki. Jika ada rasa-rasa tersebut, karena kita izinkan rasa-rasa itu hadir.
Perkara yang kedua yaitu Lisanul Dzakir (lisannya orang yang selalu mengingat Allah). Hidup ini adalah ujian, maka pandai-pandailah kita mengingat Allah SWT dan bersyukur.

Perkara yang ketiga yaitu jiwa seorang yang mana ketika dihadapkan pada ujian, dia sabar. Tidaklah Allah berikan suatu ujian/ cobaan di luar kemampuan seorang hamba.

Perkara yang keempat yaitu seorang istri yang tidak berkhianat kepada suami dan harta suaminya.

Bagaimana Cara Bersyukur?

1. Qudwatul Anbiya

Allah menurunkan kisah-kisah Nabi lewat Al Quran. Belajar dan teladanilah cara bersyukur dari pada nabi.
Nabi yang selalu bersyukur, salah satunya adalah Nabi Ibrahim, diceritakan pada Al Quran surat An Nahl 120 - 129; seorang pemimpin yang taat dan jalannya selalu lurus dalam bimbingan Allah SWT. Nabi Ibrahim bukanlah orang-orang yang menyekutukan Allah, termasuk dalam mensyukuri nikmat Allah.

qudwatul anbiya meneladani cara syukur para nabi
Ibrahim adalah hamba yang selalu bersyukur atas pemberian Allah. Allah memilihnya sebagai nabi, pendakwah untuk mengajak kaum-kaum di zamannya untuk kembali bersyukur kepada Allah. Setelah Allah memilihnya sebagai nabi, Allah juga memberinya petunjuk dan jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah, jalan yang selalu bersyukur.

Imam Ath Tabrani menjabarkan An Nahl: 121, bahwa Nabi Ibrahim IKHLAS dalam menerima setiap nikmat Allah.

Kisah lain yaitu dari Nabi Nuh Alaihissalam. Al Isra: 3; sesungguhnya Nuh adalah hamba Allah yang pandai bersyukur.

Imam Said berpendapat tentang ayat ini sungguh disebut Nuh sebagai hamba yang pandai bersyukur karena Nuh AS tidak akan memakai baju yang baru, jubah yang baru, dan juga tidak memakan makanan dari Allah kecuali selalu memuji Allah, selalu bertahmid kepada Allah.
Tahmid (Alhamdulillah) kata yang harus selalu kita ucapkan agar bisa meneladani nabi-nabi yang dikisahkan sebagai hamba yang bersyukur.
Belajar dari Rasulullah SAW, dikisahkan oleh Aisyah ra, Rasulullah SAW mendirikan qiyamullail dengan sangat lama. Bermunajat di malam hari saat banyak orang lalai dalam tidurnya. Saking lamanya, kedua kaki beliau sampai bengkak. 

Aisyah ra berkata kepada Rasulullah, ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan ini, mengapa engkau masih saja beribadah seperti ini (sampai kakinya bengkak) kepada Allah, kenapa tidak beribadah secukupnya. Sedangkan Allah sudah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu. Dan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosamu yang akan datang.

Rasulullah SAW menjawab, wahai istriku tercinta, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur kepada Allah SWT.

Seorang nabi yang telah dijanjikan surga dan diampuni dosa-dosanya saja masih beribadah seperti itu sebagai bentuk syukurnya kepada Allah, apa kabar kita?

Diriwayatkan oleh Bakar Ibnu Abd Aziz, sesungguhnya Nabi SAW jika datang kepada nabi suatu perkara yang membahagiakan beliau, yang memudahkan beliau, beliau tersungkur/ sujud syukur di hadapan Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur beliau.

Abu Hurairah ra, berkata Nabi SAW bersabda “siapa-siapa orang yang melihat ada orang yang diuji musibah/ dikasih cobaan, maka ia berkata alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang melindungi aku dari segala ujian tersebut, sungguh orang tersebut telah menjadi orang yang bersyukur.
Maka jangan lupa ucapkan syukur di setiap nikmat dan ujian yang kita dapatkan.

2. Qudwatul Asshohabah

Belajar dan teladanilah cara bersyukur dari para sahabat nabi, karena guru mereka adalah guru terbaik; Rasulullah SAW.
qudwatul asshohabah meneladani cara syukur sahabat nabi
Salah satu sahabat yang pandai bersyukur adalah Abu Bakar ra. Dari Abdul Aziz Ibn Salamah, Abu Bakar pernah berdoa “Ya Allah aku meminta kepadaMu kesempurnaan nikmat dari segalanya. Dan aku meminta kepadaMu ya Allah berikan rasa syukur pada diriku atas nikmat-nikmat yang Kau berikan kepadaku, sehingga Engkau ridho kepadaku dan memudahkan segala urusanku. Dan janganlah kau turunkan kesusahan atas segala urusanku.”

3. At Tahadduts bin Nikmah

Selalu mengingat nikmat-nikmat Allah dengan kalimat yang memuja-muji Allah.
Dari Al Wasyid, mengingat dan menyebut nikmat Allah SWT artinya bersyukur. Dengan mengingat nikmat Allah SWT melahirkan cinta kepada Allah SWT. Hamba yang cinta kepada Allah, maka akan senantiasa bersyukur. Jika Allah mencintai hambaNya, maka Ia akan terus tambahkan nikmat-nikmatNya.

at tahaduts bin nikmah mengingat-ingat nikmat Allah
Maka jika ingin Allah cintai kita, jangan lupa untuk bersyukur. Cinta Allah yang akan menyelamatkan kita dari panasnya api neraka dan mendapatkan surgaNya.

Dari Ibnu Hasan, perbanyaklah mengingat dan menyebut nikmat-nikmat Allah karena sesungguhnya hal tersebut merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Biasakan lisan kita untuk mengucapkan Alhamdulillah.

Dari Ibnu Hasan, sesungguhnya manusia itu kufur kepada TuhanNya. Manusia selalu lebih banyak mengingat ujian dan musibah, hingga lupa pada nikmat Allah. Padahal nikmat Allah jauh lebih banyak dari musibah yang diberikan.

At tahaduts bin nikmah bukan dengan cara menyombongkan kepada orang-orang lain, Bisa jadi hal itu adalah istidraj. Kesombongan hanyalah milik Allah. Sebagai manusia kita tak pantas sombong, karena semua yang kita miliki adalah milik Allah. Sebagai hamba, kita harus selalu tawadhu.

4. Tarqul Maksiat

Meninggalkan maksiat dan keburukan-keburukan/ jalan-jalan setan, serta perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan kita pada hal-hal yang mengundang azab Allah dan menjauhkan rahmatNya. 
Ali ra pernah berkata kepada seorang pemuda, sesungguhnya nikmat itu tidak akan pernah terputus dan selalu terjalin dengan selalu bersyukur kepada Allah SWT. Syukur itu berkaitan dengan tambahan nikmat. Keduanya saling berkaitan. Tidaklah tambahan nikmat itu terputus dari Allah SWT sampai pada syukur itu terputus sendirinya dari seorang hamba.

Tarqul Maksiat bertobat dari maksiat sebagai bentuk syukur
Syukur adalah meninggalkan maksiat. Maka jika kita melakukan dosa, bersegeralah kembali kepada Allah dengan cara bertaubat dan bersyukur karena Allah telah memanggilnya kembali untuk bertaubat.

Ukbah Ibnu Amir, jika engkau lihat Allah SWT memberi kepada hambaNya apa yang mereka mau dan minta dalam kemaksiatan mereka, ketahuilah bahwa itu adalah istidraj.

5. Ad Dhua

Doa kepada Allah SWT. Tanpa doa kita tak akan bisa mendapatkan yang diinginkan. Tanpa doa kita tak akan mendapatkan rahmat Allah SWT. Jalan menuju langit adalah Adh dhua.
Dari Al Muadz Ibnu Jabal, Nabi SAW pernah berkata kepadanya, sesungguhnya aku menyukaimu, karena aku cinta kepadamu, wahai Muadz Ibnu Jabal, berdoalah “ALLAHUMMA A'INNI 'ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBADATIK. Ya Allah bantulah aku agar selalu mengingatMu, selalu bersyukur kepadaMu, agar ibadah-ibadahku di mataMu menjadi mulia dan diterima olehMu.”

ad dhua bentuk bersyukur hamba pada Allah
Umar Ibnu Abdul Aziz, “Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari diriku sendiri yang menggantikan nikmatMu kepadaku dengan mengkufurinya setelah aku tahu nikmat tersebut datangnya dariMu ya Allah, atau aku lupa atas nikmat tersebut sehingga aku tidak memujiMu dan tidak bersyukur kepadaMu.”

Dari Abdullah, ada 4 ciri dari orang yang akan dibangunkan rumah di surga oleh Allah; 1. Orang yang selalu meminta pertolongan kepada Allah, 2. Orang yang saat diuji suatu musibah berkata innalillahi wa innailahi rojiun, 3. Orang yang ketika diberi sesuatu mengucapkan Alhamdulillah, 4. Orang yang berbuat dosa/ maksiat lalu mengucapkan astaghfirullah/ memohon ampun kepada Allah.

Semoga bisa memberikan manfaat dan menjadi pengingat bagi kita agar senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com