header marita’s palace

Memahami Kata-kata Pertama Affan



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Punya anak bayi itu menyenangkan ya? Selalu ada kejutan baru setiap harinya. Salah satunya adalah tahap-tahap berkomunikasi dengannya. Kalau ngomong sama orang dewasa yang perbendaharaan katanya selevel sama kita aja, kadang masih suka miss communication. Apalagi sama anak-anak kan?

La wong sama kak Ifa yang Alhamdulillah talkative girl aja, aku kadang masih suka berkerut, maksudnya dia apa ya. Meski perbendaharaan katanya banyak, kadang kak Ifa masih suka salah naruh kata dalam kalimat. Jadi suka bikin bingung. Tapi habis itu kami bakal ngakak bareng setelah menemukan maksudnya.

Nah, sekarang aku lagi belajar memahami kata-kata pertama Affan nih. Aku awalnya sempat mikir Affan bakal beda sama si kakak. Kalau kakak Ifa dulu sepuluh bulan udah cerewetnya minta ampun dan baru jalan di usianya ke 13 bulan. Nah, melihat Affan yang rambatannya udah canggih, aku pikir dia bakal jalan duluan baru ngomong. Ternyata aku salah euy.

Ditunggu-tunggu Affan belum berani juga lepas tangan untuk berdiri sendiri apalagi belajar jalan tanpa pegangan. Titahan sudah sih, tapi lebih milih merangkak dia kalau pengen cepet, hihi. Mulai deg-degan juga nih, jalan sendiri belum mau, tapi kok ya nggak ngomong-ngomong. Anteng aja nih dia.

Ternyata masuk usia kesebelas, si Affan pamer celotehannya. Wuih, pokoknya rame deh mirip burung kaka tua, wkwk. Awalnya sih cuma “mamamaadadada”. Babbling gitu kan. Lama-lama setelah dipelajari Affan mulai mengucapkan kata-kata bermakna.

Baru dua sih yang bener-bener aku pahami maksudnya. Yang pertama; “yayah.” Maksudnya ayah. Nggak ngerti deh, baik Ifa dan Affan kenapa kata pertamanya selalu ayah. Padahal sehari-harinya sama aku, kok ya yang diingat ayahnya melulu, huhuhu. #Drama.



Kenapa aku bisa yakin itu maknanya ayah? Karena kata itu muncul ketika ayahnya datang, Affan langsung ngoceh “yayah yayah” sambil merangkak ke arah si ayah.  Affan juga bakalan ngoceh “yayah” ketika mendengar suara motor di luar rumah. Doi pasti langsung berdiri di depan jendela memastikan kalau itu ayahnya.

Aku punya kebiasaan menelepon suami setiap siang atau sore. Dan ternyata kebiasaan ini ditangkap si Affan. Dia sering mengambil HP –ku dan berceloteh “yayah yayah.” Minta ditelponin ayahnya gitu. Lucu kan?

Kata berikutnya yaitu “mamam mamam”. Pastinya para ibu sedunia paham lah ya.. yoi, makan maksudnya.  Aku membiasakan Affan makan di kursi. Jadi tiap kali mau makan dan kutaruh di kursi, dia sudah ribut berceloteh, “mamam mamam.” Apalagi kalau lihat aku mulai ambil piring dan menyiapkan makanannya. Tambah rame lah dia bilang, “mamam mamam.”

Saat ayah dan kakaknya makan pun, ia bakal merangkak mendekati mereka dan berulang-ulang bilang “mamam mamam”. Bakalan berhenti setelah dia disuapi oleh ayah atau kakaknya.

Tapi aku baru sadar ternyata buat Affan “mamam” itu juga berarti minum. Karena Affan itu bayi hybrid alias bayi yang bisa dengan gampangnya switch ASI ke sufor dan Alhamdulillah nggak bingung puting, ia akrab banget sama botol susu. Nah, tiap kali lihat botolnya, dia bakal bilang “mamam mamam”. Nggemesin deh pokoknya.

Memahami perkataan Affan adalah salah satu usahaku untuk bisa berkomunikasi produktif dengannya. Tentu saja selain membaca bahasa tubuhnya yang kentara, dan memahami bahasa tangisannya juga. Hmm, kira-kira besok aku dapat kata baru apa lagi ya dari Affan?

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

#hari13
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com