header marita’s palace

MAAF


hanya ada mendung kini. 
di setiap detik yang terukir kemudian. 
dan bukan siapa-siapa pula yang melukisnya. 
aku, iya aku sendiri.

dan aku tidak layak menangisi setiap kebodohan yang kujejakkan sendiri.

kurasai setiap konsekuensi yang kuterima. 
sakit memang. namun bukankah jauh lebih sakit ia?

sungguh mendung kini, sayang. 
dan pelangi pun berkabut di kedua matamu yang dulu binarnya menghangatkan.

bilamana aku sanggup membawamu kembali, 
aku akan beringsut lalu bersimpuh...
mencari celah yang mungkin habis...

air mata hanya sekedar air mata
tak ada lagi makna
untukmu...
penyesalanku
hanya merajamku
ke lubang yang semakin dalam
tiap detiknya...




episode penyesalan
Marita Ningtyas
A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

Related Posts

2 comments

Post a Comment