header marita’s palace

5 Syarat Utama Menjadi Woman Sociopreneur Berbasis Fitrah



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Kubuka catatan usang dari buku agenda berwarna hitam yang tak lagi kupakai. Baru kusadari ada banyak hal-hal penting dan menarik yang belum kusimpan di blog. Sementara materinya terlalu berharga untuk dibuang begitu saja. Mumpung aku masih cukup ingat beberapa poin menarik pada materi tersebut, aku akan mengabadikannya di sini.

Ada yang pernah mendengar istilah sociopreneur? Beberapa tahun terakhir kata ini sering banget didengar dan diucapkan. Menurut bernas.id

Sociopreneur adalah seseorang menjalani usaha atau bisnis yang tidak hanya mengambil keuntungan semata, ada unsur sosial di dalamnya. Usaha yang tidak bertujuan untuk memperkaya diri sendiri ini berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang. Jenis-jenis usaha sociopreneur sangat beragam, mulai dari lingkungan, kesehatan, bahkan hingga pendidikan. Hal ini tergantung orang yang melakukannya. Biasanya mereka akan memulai dari hal yang paling disukainya.

Sekarang sudah tahu kan apa makna sociopreneur? Berarti sudah bisa menyimpulkan ya, apa makna dari woman sociopreneur? Tentu saja itu adalah sebutan bagi seorang perempuan pengusaha yang usahanya bergerak di bidang sosial.

mas Radit, pembicara di event MIIP Batch 5 tentang Women Sociopreneur

Menjadi women sociopreneur merupakan sebuah hal yang cukup menarik dan menantang untuk dijalani. Rata-rata para women sociopreneur ini memulai usahanya karena prihatin akan kondisi di dalam masyarakat, lalu mereka mencoba untuk melakukan perubahan-perubahan kecil demi memperbaiki kondisi tersebut.

Miliki 5 Hal Ini untuk Menjadi Woman Sociopreneur


Dibandingkan dengan pria, perempuan memiliki banyak kelebihan saat menjalani sociopreneurship. Salah satunya hatinya yang lebih lembut dan mudah tersentuh. Namun apa hanya poin itu saja yang harus dimiliki agar seseorang melejit menjadi seorang woman sociopreneur

Ternyata tidak!

Aku mencoba merangkum materi yang disampaikan oleh Mas Guntur Raditya Wardhana dan Mbak Ninin Kholida pada hari Minggu, 15 Juli 2018, tepatnya pada wisuda matrikulasi Institut Ibu Profesional (MIIP) batch #5. Bahwa untuk bisa menjadi woman sociopreneur setidaknya kita harus memiliki 5 hal berikut ini:



1. Kebanggaan terhadap Diri Sendiri


Mas Guntur Raditya menyampaikan bahwa menjadi perempuan itu adalah hal yang sangat luar biasa, maka berbanggalah. Dari tangan perempuan-perempuan luar biasa akan terlahir anak-anak yang luar biasa. Dengan dukungan perempuan-perempuan luar biasa, ada suami-suami yang tangguh. Ada banyak keistimewaan dari perempuan, maka sudah sepatutnya kita, para perempuan berbangga diri pada keistimewaan itu. Oleh karenanya jangan berkecil hati terlahir sebagai perempuan, jadilah perempuan yang sukses dan super, baik sebagai individu, istri ataupun ibu.



2. Menjaga Fitrahnya Sebagai Perempuan


Rasa bangga di dalam diri terhadap apa yang Allah takdirkan pada kita, akan semakin melejit ketika kita mampu menggali potensi dan mengaktualisasi diri. Namun satu batasan yang tak boleh dilanggar; tetap profesional!

Fitrah seorang perempuan adalah menjadi istri dan ibu. Maka sesibuk apapun kegiatan kita, kuncinya adalah tetap adil dalam setiap aktivitas; untuk Allah yang telah menciptakan kita, untuk keluarga, untuk diri sendiri, komunitas, untuk konsumen/ client (bagi yang berbisnis) dan untuk masyarakat.

Menetapkan skala prioritas adalah hal yang penting agar semua kegiatan setiap harinya berjalan on the track. Namun ingatlah untuk membuat prioritas yang tetap membumi sebagai seorang perempuan. Prioritas yang tetap menjadikan family always comes first. 



3. Kuatkan Pemahaman Diri


Baik Mas Radit dan mbak Ninin Kholida sepakat bahwasanya seorang perempuan dalam menjalankan aktivitasnya perlu memiliki pemahaman diri atas perannya, bukan semata-mata negosiasi. Menentukan sesuatu bukan dari suka atau tidak suka, mudah atau tidak mudah, tapi mana yang lebih diridhoi Allah.

Oleh karenanya, kita perlu untuk selalu meluruskan niat. Niatkan semua hanya untuk mencari ridho Allah. Dengan fokus pada mencari ridho Allah, maka saat kita menemukan kemacetan-kemacetan dalam hidup, semua akan terasa lebih ringan. Kita harus mampu menundukkan hawa nafsu di bawah apa yang Allah mau.

Mbak Ninin juga menambahkan bahwa sepatutnya kita harus bersyukur ketika bertemu dengan kemacetan-kemacetan dalam hidup. Karena sejatinya kemacetan tersebut adalah bukti kasih sayang Allah agar kita mau terus belajar. Dengan adanya kemacetan tersebut, kita dipaksa bergerak untuk mencari solusi. Tentu saja hal yang lebih baik adalah, belajarlah sebelum bertemu dengan kemacetan-kemacetan tersebut.



4. Rubah Mindset


Seringkali kita memiliki angan-angan besar untuk bisa menjadi seorang changemaker. Ingin merubah ini dan itu di masyarakat, karena tak sesuai dengan standar kita. Namun pada perjalanannya, merubah dunia bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan proses yang tak instan dan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat. Apabila kita tak memahami hal ini, kita akan cepat loyo ketika hal-hal yang kita rencanakan tak sesuai kenyataan. Lalu menyalahkan kondisi dan lingkungan yang tak mau berubah. Padahal sejatinya bukan karena mereka yang tak mau berubah, namun kita yang salah langkah. 

Jika ingin merubah dunia, mulailah dari hal terkecil; rubahlah diri sendiri dahulu. Bagaimana mungkin kita merubah lingkungan yang penuh dengan anak-anak ngegame hingga larut malam dan dibiarkan orangtuanya, kalau kita sendiri masih belum sepenuhnya menjadi teladan di lingkungan. Belum optimal melaksanakan pola pengasuhan yang baik, masih setengah-setengah. Tentu saja warga hanya akan melirik ketika kita bilang punya solusi untuk masalah tersebut. Buktikan dulu dengan perubahan diri kita dan keluarga, lalu baru ajak masyarakat untuk berubah.



5. Kuatkan Landasan


Sebagai seorang perempuan kita harus memiliki kesadaran akan misi hidup yang Allah titipkan. Kesadaran atas misi hidup ini yang akan menggerakkan kita menemukan jalan menuju sebuah perubahan.

Misalnya, kita semua sama-sama perempuan, namun misi yang Allah titipkan pada kita pasti berbeda-beda. Ada yang dititipi misi sebagai duta kesehatan masyarakat, ada yang dititipi misi sebagai blogger untuk berbagi inspirasi lewat tulisan, dan ada pula yang dititipi misi sebagai seorang public speaker untuk mendidik para perempuan lainnya agar mampu mengungkapkan ide-idenya dengan tepat.

Galilah misi hidup yang Allah titipkan kepada kita sehingga bisa memiliki tujuan akhir yang jelas. Kalau kita tidak memiliki tujuan atau orientasi yang jelas, maka rumah kita seperti bangunan tanpa listrik. Gelap dan tanpa arah.

Seorang perempuan harus terus upgrade kualitas dirinya dengan banyak belajar. Belajar sebagai ibu, istri dan individu yang baik. Sesungguhnya harga belajar itu jauh lebih murah daripada harga sebuah kesalahan. Kesalahan dalam hidup sejatinya terjadi ketika kita kurang belajar. Bukankah sedia payung sebelum hujan jauh lebih baik daripada basah kuyup karena kehujanan?

Memperbaiki kesalahan yang telah terjadi butuh usaha berkali-kali lipat dan waktu yang jauh lebih panjang dibandingkan saat kita mau mempersiapkan diri guna menghindari sebuah kesalahan.


mbak Ninin Kholida saat menyampaikan materinya

Sebuah wejangan terakhir dari mbak Ninin; 

Kalau ingin menjadi perempuan yang sukses, maka jadilah sebenar-sebenarnya perempuan. Jangan sampai kita kehilangan sentuhan perempuan di dalam diri. Menjalani hidup bukan soal suka atau tidak suka, mudah atau tidak mudah, namun apa yang tepat untuk diri kita sesuai kehendak Allah.

Setelah membaca artikel ini, apa ada yang bercita-cita menjadi women sociopreneur? Semoga sedikit yang kucatat ini bisa bermanfaat bagi kita ya. Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

1 comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com