header marita’s palace

7 Langkah Menjadi Istri Salehah



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Membicarakan pernikahan nggak pernah ada habisnya. Selalu saja ada hal yang seru dan menarik terkait tema ini. Sedihnya angka perceraian setiap tahunnya selalu meningkat. Bahkan menurut data, kini semakin banyak penggugat perceraian datang dari pihak perempuan. Ada apakah ini?

Mempertahankan pernikahan itu dibutuhkan kerja sama. Di dalam sebuah kerja sama yang solid, di dalamnya pasti ada kata ‘SALING’. Ketika saling ini tak lagi ditemukan dalam sebuah rumah tangga, maka bubar jalan.

Di sebuah Rabu pagi, tepatnya 31 Juli 2019 yang lalu, aku dan teman-teman kembali murojaah tentang hal-hal yang harus dilakukan sebagai seorang istri. Begitu mbak Diyah, murrobiyah kami membacakan tema kajian, langsung beberapa bunyi layaknya suara lebah terdengar. Mbak Diyah yang lembut nan sabar pun memberikan komentar sederhana,

Kalau kita ngobrolin kewajiban suami, nanti malah yang ada kita jadi nggibahin suami. Duh, suamiku kurang begini, kurang begitu. Daripada sibuk mengkritik suami, lebih baik kita fokus memperbaiki diri. Insya Allah, kalau kita perlahan memperbaiki diri, suami pun mengikuti kok.

Seketika semua langsung terdiam, takzim. Memang benar adanya nasehat mbak Diyah. Semakin fokus kita memperbaiki diri, tak ada kesempatan bagi kita untuk mencari-cari kesalahan suami. Jikalau kita sudah memberikan usaha terbaik, namun suami masih belum menunjukkan tanggung jawab terbaiknya, doakan saja. Minta pada Allah untuk melembutkan hatinya. Karena Allah Sang Pemilik Hati, maka hanya IA lah yang mampu membolak-balikkan hati setiap hambaNYA. Selagi kita masih memiliki Allah, tidak ada permasalahan hidup yang besar dan berat.



Pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan rumah tangga bisa hancur. Yang pertama, dikarenakan suami istri tidak lagi punya kepedulian. Atau kalau bahasa Jawanya, suami istri sudah weh-luweh satu sama lain.

Yang kedua, dikarenakan ketidaksiapan suami istri menanggung kewajibannya masing-masing. Di sinilah letak pentingnya ilmu berumahtangga. Jika kita mengetahui apa saja kewajiban suami terhadap istri, dan istri terhadap suami, insya Allah rumah tangga pun tak mudah diterpa badai. Tentu saja, untuk bisa menjalankan kewajiban-kewajiban tersebut, diperlukan hati yang lapang dan pemahaman yang luas. 

Ingatlah bahwasanya kewajiban-kewajiban itu diatur oleh Allah. Kita hanya perlu yakin bahwa apa-apa yang diatur oleh Allah pasti membawa kebaikan. Agar terasa ringan, jalankan kewajiban tersebut sebagai cara untuk mencari ridhoNya.

Batas Ketaatan Istri pada Suami


Seperti yang kita tahu bahwasanya sangat mudah bagi seorang istri untuk bisa masuk surga. Kuncinya hanya satu; TAAT! 4 huruf yang mudah ditulis, namun tak mudah dilaksanakan ya? 

Taat seperti apa sih yang dimaksud oleh Allah?

Dalam sebuah hadits disebutkan,
Tidak ada ketaatan dalam hal berbuat maksiat akan tetapi ketaatan adalah pada hal-hal yang baik. (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud).

Artinya, seorang istri harus menaati suami dalam segala hal, sepanjang bukanlah hal-hal yang berbau maksiat. Sepanjang permintaan dan nasehat suami sesuai dengan koridor syariat, maka istri harus berusaha memenuhinya sehingga membuat suami ridha kepadanya.



Ketaatan seorang istri bukan berarti tanpa batasan. Ketaatan istri hanya diperuntukkan bagi suami yang saleh dan baik. Ciri suami yang saleh dan baik adalah suami yang kepribadiaan dan keikhlasannya telah terpercaya, juga setiap tindakan yang dilakukanya hanyalah hal-hal baik saja.

Di balik ketaatan istri terhadap suami, harus seiring sejalan dengan suami yang rajin berkomunikasi dari hati ke hati dengan istrinya. Taat yang dimaksud bukanlah taat yang otoriter. Suami yang baik akan selalu meminta masukan dari istrinya, demi memperkuat hubungan lahir dan batin.

Untuk hal ini, kita bisa belajar dari rumah tangga Rasulullah SAW. Beliau yang seorang nabi utusan Allah, tak pernah lupa berbincang dan meminta saran dari para istrinya. Bahkan tak jarang, beliau mengambil pendapat mereka dalam beberapa kasus penting.

Karena sejatinya tidak ada penasehat yang lebih handal, selain para istri yang tulus dan mempunyai banyak gagasan cemerlang untuk suaminya. Maka, komunikasi antara suami dan istri merupakan sebuah keharusan. Komunikasi yang mandheg bisa menyebabkan kebuntuan dalam rumah tangga.

Memaknai TAAT bagi sebagian besar perempuan memang sebuah proses yang tak mudah, terutama bagi perempuan-perempuan yang mulai terdoktrin tentang kesetaraan gender. Kurang setara apa lagi sih sekarang? Malah kalau kurasakan, sekarang ini yang ada kebablasan, bukan lagi kesetaraan.

Hanya orang-orang yang rela dan ridho melaksanakan perintah Allah SWT, yang di dadanya dipenuhi nikmat Iman dan Islam saja yang mampu mentaati perintah suaminya.

Maka, jika sampai detik ini kita masih susah menaati suami, mungkin kita perlu instropeksi diri, “sudahkah kita melaksanakan perintah Allah, sudahkah kita beriman secara kaffah padaNYA?”

7 Kewajiban Istri pada Suami


Untuk menyederhanakan ketaatan istri kepada suami, cukuplah kita berlatih setiap hari untuk melaksanakan 7 kewajiban ini. 


1. Menjaga kehormatan dan harta suami


Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Salah satu cara menjaga kehormatan suami adalah dengan selalu menjaga aurat kita, termasuk tidak asal dalam menerima tamu. Bahkan sebisa mungkin jika tidak ada suami di rumah, jangan biarkan tamu tersebut masuk ke dalam, terutama tamu lelaki. 

Salah seorang teman liqo saat itu curhat, suaminya melarang pengantar galon untuk masuk ke dalam rumah. Kata suaminya, “Rumah itu aurat bagi perempuan.” Mbak Diyah sebagai murobbi lalu berkata, “Jika memang suami meminta demikian, laksanakan agar sang suami ridho.”

Tentu saja masalah seperti ini bisa berbeda-beda sesuai dengan rumah tangga masing-masing. Suamiku waktu kuajak ngobrol masalah ini bilang, “Ya, kalau nggak boleh masuk ke rumah kasihan bunda harus angkat-angkat dirigen air.” Kuncinya adalah di komunikasi ya, pals.

Sementara itu, salah satu cara dalam menjaga harta suami adalah selalu bersyukur dengan pemberian suami. Jangan pernah bermuka masam dan mengeluh. Ingatlah, semakin banyak kita bersyukur, semakin Allah akan melipatgandakan rezeki kita. Yakinlah, Allah akan selalu mencukupi hamba-hambaNya.


2. Mengungkapkan rasa cinta pada suami


Suami juga membutuhkan pengakuan dan bukti cinta. Sudah baca tulisanku tentang merawat cinta? Di sana ada jenis-jenis treatment untuk suami dengan beragam bahasa cintanya. Beda bahasa cinta, beda cara menunjukkan cinta kita. Oleh karenanya penting buat para istri untuk mengenali bahasa cinta suaminya, sehingga bisa memberikan treatment yang tepat.

Misal, kita nggak terlalu suka bilang ‘I love you’, namun ternyata suami seneng banget jika kita mengatakan itu. Bisa jadi karena bahasa cinta suami adalah words of affirmation. Kalau kata-kata yang suami butuhkan, sementara kita enggan memberikan, jangan menyesal kalau suami merasa tidak dicintai.


3. Jangan mengumbar penderitaan


Apapun masalah dalam keluarga kita, janganlah mudah mengeluh dan mengumbar penderitaan secara sembarangan kepada orang lain. Kembali lagi ke poin nomor satu, wajib bagi seorang istri menjaga kehormatan suami. Maka sejengkel-jengkelnya kita pada suami, janganlah mengeluhkan aib dan kekurangannya. Apalagi mengumbarnya pada orang yang tak benar-benar kita kenal. Bukannya mengurangi masalah, malah tambah besar masalah kita nantinya.


4. Hargailah suami apapun keadaannya


Hidup itu seperti rollercoaster. Kadang di atas, kadang di bawah. Ketika keadaan suami sedang di atas, mudah bagi kita menerimanya. Begitu pula ketika suami berada di bawah, sesulit apapun keadaannya, kita harus tetap menerimanya dan memberikan dukungan kepadanya. Jangan sampai di saat-saat terpuruknya, kita justru berpaling dari suami.


5. Berhematlah


Sebagaimana disebutkan di poin no 1, bahwasanya salah satu kewajiban istri adalah menjaga hartanya. Maka sudah sepantasnya kita untuk berhemat dalam pengeluaran sehari-hari. Sesuaikanlah pengeluaran dengan pendapatan yang diberikan suami. Senantiasa bersikap qonaah agar kita lebih mudah dan ringan menjalani hidup.


6. Maafkanlah kesalahan suami


Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, begitu juga suami. Selama kesalahan suami bukanlah hal yang melanggar syariat, maafkanlah.


7. Jangan biarkan diadu domba


Terkadang akan ada pihak-pihak yang tak suka melihat kemesraan dan ketentraman keluarga kita. Jangan biarkan pihak-pihak ini mengadu domba kita dan suami. Jangan larut dengan pembicaraan orang lain yang faktanya belum kita konfirmasi pada suami. Asumsi hanya akan membuat kita curiga dan bermata gelap. Sebaiknya jika mendengar kabar-kabar kurang baik dari pihak lain, jangan langsung percaya, clear and clarify dulu ke suami.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga. (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Hidup hanyalah sementara. Tempat singgah untuk mencari air minum sebelum kita melalui perjalanan ke dimensi berikutnya. Daripada kita menghabiskan waktu untuk mempertanyakan batasan ketaatan dan mengeluhkan kewajiban istri pada suami, marilah fokus untuk membenahi diri. Tentu kita ingin kelak di akhir usia, suami ridha pada kita bukan? Jangan lupa bahwasanya ridha Allah pada seorang perempuan tergantung pada ridha suaminya. Niatkan saja untuk beribadah dan mencari ridha-Nya, insya Allah langkah-langkah kita menuju istri salehah akan dipermudah olehNya. 

Selamat berproses menjadi bidadari-bidadari surga untuk suami tercinta, ya ukhti fillah.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.



Referensi:

  • Liqo Zidni Ilma pada hari Rabu, 31 Juli 2019
  • https://muslim.or.id/23592-istri-yang-taat-suami-dijamin-surga.html
  • https://www.hidayatullah.com/kajian/jendela-keluarga/read/2012/01/26/3489/wahai-istri-taat-suami-salah-satu-kunci-surgaallah-telah-meletakkan-hak-dan-kewajiban-suami-istri-sesuai-porsinya-tak-layak-kita-masih-mempertanyakan-nya.html

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com