Hi, temen kongkow… ada yang baru lo dari blogku! Adakah yang menyadari jika tagline-nya kini berbunyi:
“Parenting Sadar, Healing Inner Child, dan Cerita Kehidupan Seorang Ibu.”
Sebenarnya ini bukan kali pertama sih aku mengubah tagline. Sejak mulai ngeblog serius pada 2016, entah sudah berapa kali aku bongkar pasang tagline, template hingga header blog.
Berhubung udah nggak punya cukup energi untuk mengulik template, tahun ini - tepatnya di bulan di mana Hari Blogger Nasional berlangsung, aku fokus untuk menata ulang tagline blogku aja. Well, bukan sekadar tagline, ada sesuatu yang tentu saja mendasari perubahan ini.
Perubahan ini mungkin terlihat sederhana, tapi di baliknya ada perjalanan panjang tentang pemahaman diri, proses penyembuhan batin, dan bagaimana aku memakna ulang peran sebagai ibu.
Dulu, Blogku Sekadar Tempat Cerita
Awalnya, blog ini hanyalah ruang curhat. Aku menulis tentang keseharian menjadi ibu, suka-duka mendampingi anak-anak, sharing tentang mengikuti kelas ini dan itu, hingga cerita kecil yang sering kali terlupa dalam rutinitas. Waktu itu aku hanya ingin berbagi — tanpa banyak berpikir arah atau tema besar.
Namun, seiring waktu, aku kemudian sadar:
ternyata peranku sebagai ibu tidak hanya soal mendidik anak, tapi juga mendidik diri sendiri yang masih membawa luka dari masa lalu.
Ketika Aku Bertemu dengan Inner Child-ku
Beberapa tahun terakhir aku mulai banyak belajar tentang inner child — bagian kecil dalam diri yang sering kali terluka tapi belum sempat disembuhkan. Aku menemukan bahwa banyak responku sebagai ibu, seperti mudah marah, perfeksionis, atau cepat merasa gagal, ternyata berasal dari pengalaman masa kecil yang belum selesai.
Proses mengenal dan menyembuhkan inner child ini membuka banyak hal:
bahwa untuk menjadi ibu yang sadar, aku perlu lebih dulu menjadi manusia yang sadar — terhadap emosi, luka, dan kebutuhan diri sendiri.
Parenting Sadar: Mendidik Anak dengan Hati yang Sembuh
Kemudian, dari dalam diriku perlahan lahirlah semangat baru: parenting sadar, atau bahasa kecenya mindfulness parenting.
Bagiku, parenting sadar bukan berarti jadi ibu yang sempurna, tapi ibu yang mau berhenti sejenak untuk refleksi — memahami kenapa aku bereaksi seperti ini, apa yang sedang aku rasakan, dan bagaimana caranya menenangkan diri sebelum merespons anak.
Karena ternyata, semakin aku mengenal diri sendiri, semakin mudah juga aku memahami anak-anakku. Parenting sadar bukan tentang mengontrol anak, tapi belajar tumbuh bersama mereka.
Healing Inner Child: Perjalanan yang Terus Berlanjut
Proses healing ini nggak selesai dalam semalam. Kadang terasa ringan, kadang berat, tapi selalu membawa pelajaran baru. Melalui tulisan-tulisan di blog ini, aku ingin mengajak sohib kongkow untuk sama-sama berjalan — pelan-pelan berdamai dengan masa lalu, mengenali emosi, dan memberi ruang untuk sembuh.
Aku percaya, setiap luka yang disembuhkan dalam diri seorang ibu, akan mengubah cara ia mencintai anak-anaknya.
Cerita Kehidupan Seorang Ibu: Dari Hati ke Hati
Selain dua tema besar di atas, blog ini juga tetap akan berisi cerita kehidupan seorang ibu — potret keseharian, refleksi kecil, tawa dan air mata, hingga hal-hal sederhana yang membuat hidup sebagai ibu tetap berwarna.
Karena bagaimanapun, aku ingin blog ini terasa hangat, seperti secangkir kopi hitam yang menemani obrolan di sore hari: jujur, apa adanya, dan dekat dengan kehidupan nyata.
Penutup: Dari Blog untuk Jiwa yang Sedang Bertumbuh
Perubahan tagline ini bukan hanya soal kata-kata, tapi arah baru.
Aku ingin blog ini menjadi ruang aman bagi para ibu, perempuan, dan siapa pun yang sedang berproses menjadi versi terbaik dirinya. Tempat untuk belajar, menangis, tertawa, dan merasa nggak sendirian.
Kalau kamu sedang berjuang memahami diri, memaafkan masa lalu, atau sekadar ingin jadi orang tua yang lebih sadar — semoga setiap tulisan di sini bisa jadi teman perjalananmu.
Thanks for visiting and see you on another story, pals!***

 



Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com