header marita’s palace

SENJA SANG BIDADARI SUNYI



Namanya Sunyi...
Ia wanita bermata sembab...
Separuh hidupnya ia gunakan untuk melantunkan kidung yang menyayat setiap malam...
berisikan tentang penyesalan yang sangat dalam...

Namanya Sunyi,
begini ia bercerita padaku...

"Aku dilahirkan dalam amarah tersembunyi, lantas aku besar dalam dendam dan keterpasungan emosi. Aku dihidupkan dengan darah kemunafikan. Satu sisi membawaku pada kotak ketaksetiaan...memperlihatkanku sundal-sundal yang bergelayut mengulum penis lelaki yang kemudian kusebut ayah...dan ibu begitu memberi ruang keleluasaan yang tak pernah habis untuknya...dengan keyakinan bahwa hanya beliaulah wanita yang mampu membuat ayah benar terpekur akan cinta.
Hmmmm, namun entah kenapa ibu juga mendoktrinkan padaku bahwa laki-laki tak berhak atas kepercayaan. Lepercayaan bukan untuk laki-laki, katanya. Dan aku tumbuh dalam didikannya. Aku membenci laki-laki...karena mereka anjing yang tak pernah setia...meski tanpa aku sadari ada darah penkhianat yang tak setia mengalir dari seorang laki-laki..yah, aku tak pernah benar-benar menyadari bahwa ayah telah mewarisi kebangsatannya kepadaku...hingga suatu saat nanti..

Aku benci laki-laki...sekaligus merindukan keharumannya...namun aku seringkali merasa terkutuk...aku bukanlah bidadari yang beranugrahkan wajah selayak bintang yang mempesona mata liar mereka..aku hanya Sunyi yang sungguh sunyi...
Dan ia datang membawa luka...
Dia, laki-laki tanpa nama itu menjejakkanku pada darah merah basah...sakit...
Hmmm...jadi inikah yang Laki-laki hanya mampu lakkan pada seorang perempuan?
Aku terajam kenikmatan sesat..sungguh binatang!!! Aku belum juga genap 15 tahun waktu itu dan ia mengecupku selayak wanita dewasa, dan aku tak mengerti apa yang harus kulakukan,,,
Dan ketika ia melenguh, aku membencinya...Laki-laki...bangsat!!!!

Dan apakah wanita hanyalah makhluk buangan, Tuhan...kau ciptakan sedemikian lemah dan begitu mudah terpedaya? Dan apakah setiap lelaki yang kau ciptakan hanya membutuhkan vagina untuk membuang spermanya, Tuhan...
Tiba-tiba...aku merasa aku haus akan cinta!

Setiap detik berjalan lambat dengan makian2 yang kudengar.
Aku hidup dalam cinta yang palsu..mereka yang mengatasnamakan orang tuaku saja tak pandai bicara cinta...apalagi membaginya...aku lelah...aku ingin menggila...aku benci hidupku...

Dan semakin banyak lelaki berkeliaran di dalam hidupku...namun tak ada satupun yang menawarkan cinta..mereka hanya sekilas menengok tubuhku lalu seakan memberikan harga...
ingin rasanya aku berteriak...Aku bukan Pelacur, tuan...aku hanya ingin dicinta!!!!!!

Dan pada satu dimensi kehidupanku yang jalang, ia menemukanku berpeluh air mata dan membawaku pulang pada pelabuhannya. Ia laki-laki....aku bergidik ngeri...dan ia berikan senyuman terindah.. namun yang kulihat iblis... ia laki-laki dan artinya tak ada kepercayaan untuknya.. aku tak mau terseok karena percaya...

Waktu berdentang dua belas, dan aku sadar tak sedang bermimpi... ia benar membawakan sepatu kacaku yang hilang sebelah...aku merasa menjadi bidadari waktu itu...inikah dicintai?
Rasa ini membuatku tak mau lengah kehilangannya....
Kurantai dan kuikat dia dengan segala cara, aku tak mau ia pergi meninggalkan kastil kami dan sempat menengok bidadari lainnya...
Ia hanya terdiam, menuruti semua pintaku...apa saja asal kau bahagia-katanya.. dan dia menikmati waktu dalam kastil yang ngungun... aku jenuh... tapi kulihat ia tidak, ia berkutat dengan angka-angka, dengan tombol-tombol yang tak kupahami.. aku berontak bosan.. dan iblis datang...




Ia membisikiku... keluarlah dari kastilmu dan kan kau dapati cinta-cinta yang lebih harum... kututup telinga dan memeluk erat lelakiku.. tidak, aku tak kan tunduk pada iblis... sudah lelah aku menjadi Sunyi dalam sunyi.. aku ingin irama... dan sudah kudapatkan, maka akan kujaga sampai mati.

Namun tiap malam iblis selalu datang mebawa bisikan-bisikan baru, sementara dia tetap sibuk dengan hari-harinya dalam kastil yang buatku semakin menjemukan... dan lengah tak merantaiku seperti aku merantainya....

ahhhh, aku tak kuasa lagi... aku keluar dan iblis telah menjelma menjadi kumbang yang penuh silat lidah... aku terpedaya, aku bagai harut dan marut,, aku bagai barsisha... kugadaikan bahagia dengan semu... dan tatkala kuteguk madu yang dibawanya.... aku terbakar... aku mati... dalam matiku, yang kuingat adalah wajah ayah yang menyerinyai sambil berkata menang - itulah anakku!!!

Tidakkkkkkk.. tidak, aku bukan pengkhianat, aku bukan sundal!!!!!! aku bukan iblis.... Aku berlari, aku rajam tubuhku sendiri... Aku lafadzkan maaf yang terlambat... baik untuk Tuhan, untuknya, atau untukku sendiri... sambil kulihat iblis terbahak melihat kekalahanku...Tuhan, sungguh aku ingin pulang ke kastilku, ingin kurantai lagi keliaranku.... Bawa aku kembali, Tuhan sebelum iblis mengoyak ku lebih dalam lagi...

Terlambat....kala kukembali, kastil telah terbuka dan engkau menghilang tanpa jejak...-cinta sudah lewat, Sunyi- begitu pesan yang ditinggalkannya...
Lemas,,,,

Yang kurantai dengan setia menanti, dan kulepaskan rantai setiaku hanya karena ketakpuasan dan kehausan yang tak pernah senantiasa habis atas kastil yang telah kubangun...."

Itulah dia Sunyi...
Kidungnya yang menyayat menamparku...
Matanya kosong dan kubaca lembar terakhir yang ia tuliskan..."Aku tidak akan pernah lagi tunduk pada iblis...aku ingin memutar waktu dan membawanya kembali..."



Langit biru itu yang dulu menaungiku...dan perlahan hilang dalam kesunyianku yang sungguh sunyi.. akankah senjaku nanti sunyi?

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com