header marita’s palace

#DuaKacamata: Antara Romantis dan Ngegombal


Dua Kacamata; Antara Romantis dan Ngegombal


Hi, pals!

Jumpa lagi dengan #DuaKacamata episode ketiga. Kali ini kami memilih tema mengenai perbedaan romantisme dan gombalisme, hehe. Ide ini menyeruak gegara waktu scrolling down timeline Facebook, nemu gambar di bawah ini nih:

Laki-laki Garing Lebih Tulus?
Bener Nggak Sih?

Kalau pasangan teman-teman gimana nih? Termasuk yang nggak banyak bicara, tapi langsung action atau banyak bicara tapi action-nya nggak ada, or malah dua-duanya; ngobral kata mesra iya, tapi action juga jalan terus? Atau yang paling parah, garing dua-duanya - mesra nggak, action juga nggak ada?

Waktu aku share gambar tersebut di Facebook bulan Februari lalu, langsung deh yang komen rameeeee banget dan rata-rata sih mengiyakan. Nggak penting suami yang banyak bicara mesra, yang penting action-nya, yang penting buktinya. Lucunya banyak juga yang di belakang ngedumel, suamiku kok garing banget ya, nggak pernah gitu bilang sayang, atau sekedar kirim sms yang mesra-mesra gimana. 

Fakta: Banyak Laki-laki Garing

Laki-laki Garing di Mana-mana
Status langsung rame, merasa senasib sepenanggungan

Well, begitulah yaa.. dunia wanita dan laki-laki kan memang bagaikan Mars dan Venus. Cara pandang, olah pikir dan rasa antara wanita dan laki-laki memang didesain sedemikian rupa oleh Allah agar berbeda dan saling melengkapi. Ketika laki-laki lebih mengedepankan logika, wanita akan lebih mengedepankan perasaannya. Makanya nggak jarang sering timbul perselisihan karena nggak pernah ketemu di satu titik.

Kalau menurutku sih, romantisme dalam pernikahan yang ditunjukkan lewat kata-kata mesra sama pentingnya dengan perbuatan sebagai realisasinya. Aneh aja menurutku kalau sebuah pernikahan garing dan nggak ada masa-masanya saling memuji, saling bercengkrama, saling olah rasa, masa iya bertahun-tahun hidup bersama harus selalu larut dalam perbincangan serius atau cuma sekedar obrolan basa-basi?

Meski kadang aku juga jeleh kalau suami sering ngumbar kata mesra, hihi. Bukan apa-apa, kalau keseringan suka jadi tanda tanya juga kan. Ini beneran tulus mesranya apa ngegombal doang. Kalau udah kumat mesranya, suka kucuekin aja sambil kubilangin "hayah, nggombal". 

Dan suami cuma bisa ngekek dan bilang "memang bedanya jujur ama nggombal itu tipis sekali, bun. Nggombal itu kalau ayah bilang bunda cantik padahal aslinya jelek banget. Padahal kan bunda nggak jelek, emang cantik, ya wajar to kalau ayah bilang bunda cantik. Itu namanya jujur, malah dibilang ngegombal."

Eits, jangan muntah di sini ya teman-teman. Cantik di sini versi suamiku, kalau versi suami teman-teman tentu berbeda, hehe. Ya, itulah salah satu contoh 'gombalan' suamiku. Malah jaman jahiliyah dulu (baca: pacaran), kami punya ungkapan tiap kali salah satu dari kami mulai melancarkan 'aksi menggombal'; kanebo. Kok Kanebo? 

Tahu kan kanebo? Alat yang biasanya dijual di pinggir jalan untuk bersihin motor atau mobil yang warnanya kuning. Sejenis lap tapi bahannya kaya karet gitu. Meski bentuknya bagus kan tetap saja kanebo itu fungsinya sebagai gombal (dalam bahasa Jawa berarti kain lap), hehe. Biar nggak kentara kalau kami sedang saling mengejek pasangan yang sedang nggombal, kami sebutlah dengan kanebo.

Menurut kesimpulanku sendiri, gombal itu kata-kata mesra yang tingkat kebohongannya tinggi karena digunakan untuk merayu seseorang agar tujuannya tercapai atau membuat orang lain terpesona dan klepek-klepek. Sedangkan mesra dan romantis itu kata-kata mesra yang penuh kejujuran, tidak digunakan untuk merayu, apa adanya untuk mengungkapkan isi hati. Bedainnya gimana? Hanya Allah dan orang tersebut yang tahu, hehe. Yang pasti, kata-kata gombal biasa dipakai oleh orang yang belum resmi terikat dalam sebuah pernikahan, sedangkan untuk mereka yang sudah menikah lebih pantas disebut sebagai kata-kata mesra. La, ngapain juga kan nggombalin pasangan sendiri? 




Kalau yang ini Gombal nggak?
Tergantung Kacamata Masing-masing Individu kali ya :D

Tiap pernikahan pasti punya style masing-masing ya. Kalau kami memang sepertinya sudah ditakdirkan dari sononya jadi pasangan romantis, ciee. Lucunya nggak banyak yang tahu tentang hal ini, terutama teman-teman kerja suami. Tahunya mereka istrinya Martin mah galak, suaminya pulang lima menit aja udah langsung dicariin, ditelponin, di-smsin. Wkwkwk. Suami sih sering mbelain aku dengan bilang, "itu bukan galak, itu artinya aku dibutuhkan sama istriku." Jiaah.

Sampai suatu hari ketika suami lagi ngobrol sama salah seorang temannya, temannya ini takjub ketika tahu kami punya kebiasaan ngobrol berdua sebelum tidur. Dari ngobrol hal penting sampai yang nggak penting seperti saling melempar kata-kata mesra. "Emang kalian bisa ngobrol?" Gedubrak, dipikir mukaku manyun terus kali ye, sampai mbayanginnya suamiku selalu tersia-siakan di rumah. Lagian mana ada juga yang percaya kalau doi tersia-siakan, badan aja besar berisi begitu, hihi.

Nah itulah, romantisme bisa jadi kelihatan di depan publik, bisa jadi tidak. Sebenarnya aku termasuk tipe yang apa adanya kok. Kalau lagi pengen mesra di depan publik, ya mesra aja. Cuek bebek aja di depan teman-teman manggil, "bebeb, yank, cint..." ke suami. Gandeng tangan doi, nyanderin kepala di pundak doi, asal nggak sampai yang keliatan intimate banget, saru kalau kata orang Jawa. Tapi ada kalanya lagi pengen cuek, ya cuek aja. 

Begitu juga soal pamer foto bersama di sosial media. Kan kadang suka ada yang share meme atau artikel tentang orang yang show off foto bareng pasangan itu aslinya di keseharian mereka nggak mesra sama sekali. Aah, sepertinya itu nggak berlaku buat kami deh. Kalau lagi pengen share foto berdua ya share aja, kalau nggak ya nggak. Biasa aja. Dan nggak ada niat sedikit pun buat pamer atau bikin orang lain jealous. Begitu juga kalau aku lihat pasangan lain share foto-foto mereka, biasa juga. Memang semuanya tergantung dari sudut pandang masing-masing individu ya.

Oke, back to penting nggak sih romantisme, di sini aku persempit dengan penting nggak sih saling  mengumbar kata mesra dalam pernikahan?



Kalau aku sih YESSSS. Karena terkadang ada kalanya tindakan dan gestur saja tidak cukup, ada kalanya kata-kata itu lebih melenakan, sebagai cara untuk meyakinkan bahwa "I really care about you". Hanya saja harus dilakukan di saat yang tepat juga. 

Lagi badmood tingkat dewa, dikasih kata-kata mesra yang ada tambah manyun. Dipeluk terus dikasih amplop isinya segepok uang baru deh ilang manyunnya, hehe.

Postingan ini sekalian mau menjawab pertanyaan dari salah seorang teman, "bagaimana sih caranya jadi pasangan gombalers (baca: romantis)?"

Waduh, pasangan gombalers... nggak ada tips khusus sih. Back to 'apa adanya' itu tadi. Mungkin memang sudah dari sono cetakan kami begini, sudah dari sono begini cara kami saling mengungkapkan isi hati. Jadi ya nggak perlu mellow juga kalau kalian dan pasangan nggak bisa seperti kami. Pasti kalian juga punya cara istimewa yang kami nggak punya untuk saling mencurahkan rasa, to? Intinya, be yourselves saja lah, yang penting sama-sama happy.

Tapi kalau memang ada yang pengen banget suami or pasangannya jadi suka berpuitis-puitis ria, mungkin cara ini bisa ditempuh:

  1. Mulai dari diri sendiri - jangan tunggu sang kekasih hati untuk mulai melancarkan serangan gombalisasi. Jangan-jangan para suami jarang berkata-kata mesra, karena kita juga jarang melempar kata-kata mesra buat mereka. Daripada nunggu sampai entah kapan, karena yang ditunggu biasanya bakal lama datangnya. Mulai dari diri sendiri aja deh, ungkapkan apa yang pengen diungkapkan. Kalau malu ngomong langsung, bisa pakai surat. Kami sering pakai cara ini waktu pacaran dulu, bahkan beberapa hari lalu aku juga masih ngirimin doi selembar surat cinta lo, dan disimpan! Yuhuuu. Atau mau hits lagi, bisa saling berbalas postingan blog kaya aku dan suami di link berikut ini; "Untuk Bidadari Sunyiku, Segores Kata dari Lelaki Senja" dan "Mendadak Tulus: Surat Cinta Tertunda untuk Lelaki di Ujung Senja". Cara paling sederhana sih, kirim sms, pesan BBM or whatsapp yang sederhana tapi mengena. Kalau biasanya cuma bilang "Yah, sudah makan belum?" Sekali-kali diganti dengan, "Cint, sudah makan belum?". Hanya perbedaan panggilan saja sudah berefek lain lo. Coba aja. Cari panggilan kesayangan untuk pasangan, dan hanya kalian berdua saja yang tahu!
  2. Bilang Jujur Ke Suami - Laki-laki nggak bisa nebak jalan pikiran kita. Sekali-kali bolehlah kita sampaikan apa yang kita mau dari doi. "Pengen deh, yah sekali-kali dengar kamu bilang aku sayang kamu", misalnya. Palingan juga nanti dijawab, "memangnya selama ini semua yang ayah lakukan untuk bunda dan anak-anak belum kelihatan sayang ya?" Hehe. Dijawab aja, "Sudah sih yah, tapi kan nggak apa-apa sekali-kali diucapin." (PS: berhasil atau tidaknya tergantung pada tingkat kegaringan pasangan masing-masing ya, wkwkwk)
Kalau segala usaha sudah coba dilakukan, tapi pasangan tetap aja garing. Ya sudah, legowo saja, mungkin memang karakternya seperti itu. Nggak perlu dibanding-bandingkan juga dengan orang lain. Kita toh juga nggak suka kan kalau dibanding-bandingkan?

Insya Allah semua kerja keras suami tiap hari demi kita dan anak-anaknya adalah bukti cinta paling nyata kok.. Kalaupun mereka sering menganggap remeh temeh kata-kata cinta, mesra dan romantis, itu bukan karena tak ada cinta di hatinya. Tapi karena laki-laki memang bicara lebih sedikit dari wanita. Belum lagi banyak laki-laki yang waktu kecil memang tidak dibiasakan mengungkapkan rasa lewat kata-kata.

Masih ngebet banget denger suami berkata-kata mesra dan romantis, mungkin gambar di bawah ini bisa dikirim ke handphone suami. 

Karena Pendengaran Sumber Kebahagiaan Seorang Wanita


Selamat mencoba dan sampai jumpa di episode #DuaKacamata lainnya ya! Yang mau kasih ide tema untuk next week, boleh banget lo.. share di komen ya!

Dan jangan lupa baca versi suami: #DuaKacamata: Antara Gombal dan Romantis

To xie ni, danke, thank you very much, pals!

24 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. suami saya kebetulan bukan tipe yang romantis, saya juga begitu hehehe tapi kadang keromantisan itu terasa bukan terlihat eeaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget... yang bisa ngerasain ya pasangan masing-masing ya mbak :)

      Delete
  2. Wehh. Kbetulan pasanganku meski blum resmi hanya sebatas relationship. Dia juga ga suka ngumbar kata2 mbak. Tapi begitu ngungkapin kata romantis bikin melting, dan kadang juga dibarengi action.
    Mbak Marita so sweet bingiitttttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asyiik.. hayuklah diresmiin biar tambah maknyus, hehe.

      Thank you...

      Delete
  3. hahaha, ya gitu deh, antara romantis dan gombal emang gak beda jauh, masih tipis-tipis gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe... iya kan mbak.. Hanya si pelaku dan Tuhan yang tahu tingkat kejujurannya :D

      Delete
  4. Dulu sih pas masih br nikah sering gombal2an😁 sekarang sdh malezz.. dan kalo dipaksain malah jadinya garing dan njelehi😄 bener kt orang. Cinta di awal2 pern8kahan itu merah jambu. Sedang semakin kesini semakin kaya rasa dan warna😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kalau kali alhamdulillah masih suka "gombal2an" cuma caranya yg beda kali ya :)

      Delete
  5. Aku sama suami romantisan mana? Yang jelas sih bukan aku yang romantis, beneran deh aku tuh cuek kayak Ririt. Kalo suami emang pada dasarnya dari dulu romantis tapi nggak pernah mengumbar kata-kata puitis. Bisa ngakak aku kalo dia sampai berpuisi, wkwkwkkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suami berpuitis-puitis rianya kalau lagi di tulisan aja mbak, kalau secara obrolan ya enggak juga lah, hehe

      Delete
  6. klo saya bukan tipe suami yg romantis. jangankan kasih kata2 mesra, ultah istri saja saya sering lupa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kalau itu kayanya masalah hampir semua lelaki sih, hehe. Sekali-kali romantis, pak... biar istrinya kaget :D

      Delete
  7. aku ama suami sbnrnya tipe sama2 cuek...maksdnya, ga biasa umbar lwt kata2 ya mba :D.. jarang bgt deh keucap i love you, miss you dan sebagainya itu... pas pacaran doang seringnya hihihihihi ;p.. tp kita berdua sama2 sadar kok, saling membutuhkan satu sama lain... walo suka ribut, suka bertolak belakang, tp kita ga bisa dipisahin sbnrnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas pacaran sering, harusnya pas nikah tambah sering ya mbak.. hehe.. kadang2 perlu juga lo kata2 mesra biar fresh hubungannya :)

      Delete
  8. Ternyata jarang ada suami kayak saya ya, mungkin karena saya termasuk orang yang ekspresif, meski tampangnya cool (coolcas). Tapi memuji dengan jujur buat saya sangat penting, apalagi bilang "I love u" dan "sayang" kayaknya sudah "auto bilang", sampai-sampai ifa juga "auto bilang" juga. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk.. ntar aku masukin museum ya pak... :D :D Antik sih...

      Delete
  9. Sama pentingnya mbak buatku antara kata2 mesra dan tindakan nyata. Kalo gak ada salah satu hampaaa... Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget mbak... biar nggak garing ya hidupnya :)

      Delete
  10. Sering ngegombal sih ngga. Tapi alhamdulillah harmonis.. Uhhuuyy :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siip.. Suami nggak Mau dibilang nggombal.. Katanya saling mengungkapkan kejujuran Hati.. Wkwkwk

      Delete
  11. hahaha begitulah ada banyak cara untuk membuat sesuatu yang romantis, tapi terkadang kita menyukai tindakannya langsung di bandingkan kata kata gombal :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku suka dua2nya kok... Masa ya nggak seneng suami bilang, "hei cantik, I love you" hehe, habis itu masih dibikinin Dan disuapin makan pula. Komplit daah :D

      Delete
  12. Romantisme rumah tangga itu banyak yang unik ya mbak, ada berupa kata dan perbuatan, beda-beda ya, yang penting tetep happy dan harmonis ya 😊

    ReplyDelete