header marita’s palace

Jurnal Syukur #5: Menuju Jiwa yang Bersih

Jurnal Syukur #5: Menuju Jiwa yang Bersih


Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada yang lebih aku syukuri di bulan Ramadan ini selain bisa kembali bertemu dengannya. Bulan yang penuh kemuliaan dan keistimewaan. Bulan yang akan menempa diri kita menuju jiwa-jiwa yang kembali bersih.

Hari kedua di Sekolah Ibu Sendangmulyo yang bertempat di Masjid Al Fatah pada Selasa, 22 Mei 2018 kali ini membicarakan tentang bagaimana proses menuju jiwa yang bersih. Disampaikan dengan penuh semangat dan ceria oleh Ustazah Maskufah. Bagi yang sering menonton TVRI Jawa Tengah mungkin tidak asing dengan beliau, karena beliau sering memberikan taujih di salah satu acara televisi tersebut. Aku sendiri baru kali ini bertemu dan belajar langsung dengan beliau.


profil ustazah Maskufah

Keistimewaan Bulan Ramadan

Ustazah Maskufah mengawali tausiyahnya dengan mengingatkan kita bagaimana Allah akan memberikan keistimewaan Ramadan pada kita jika kita mampu menahan lapar, haus dan hawa nafsu secara benar. Keistimewaan yang bisa kita dapatkan di bulan Ramadan itu sebagai berikut:

  • Di sepuluh hari pertama, Allah akan melimpahkan kasih sayangNya.
  • Di sepuluh hari kedua, Allah akan mengucurkan ampunanNya.
  • Di sepuluh hari ketiga, Allah akan menjauhkan kita dari neraka.
Tiga keistimewaan itulah yang selalu membuat kita rindu pada bulan Ramadan ya? Keistimewaan itu pula yang membuat kita rasanya sedih melihat Ramadan berlalu begitu cepat, sementara belum banyak amal yang kita tabung. Semoga kita termasuk orang-orang beruntung yang bisa merasakan keistimewaan Ramadan tersebut.


Fitrah Manusia itu Bersih

Allah pada dasarnya menciptakan semua manusia dalam keadaan yang bersih. Semua orang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Dan sesungguhnya  tidak ada perubahan fitrah dalam penciptaanNYA. Fitrah juga akan tetap bersih jika kita menghadapkan diri kita pada agama Allah dengan penuh totalitas. Itu artinya kita benar-benar mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kita juga benar-benar berpasrah dan yakin terhadap ketentuan Allah. Hal ini dijelaskan dalam Quran Surat Ar Ruum: 30.


ar ruum 30


Meski pada dasarnya fitrah itu tidak akan mengalami perubahan, namun jika kita tidak menjaganya, fitrah ini bisa rusak. Adapun hal-hal yang membuat fitrah dalam diri kita rusak yaitu:
  • Satu, terlalu banyak curiga dan berprasangka buruk.
  • Dua, suka mencari keburukan orang lain.
  • Tiga, suka menggunjingkan satu sama lain.



Jujur, waktu Ustazah Maskufah menyebutkan tiga hal di atas aku langsung makjleb. Waduh la kok tiga hal itu banyak aku temukan di dalam diriku ya, betapa sudah kotornya jiwa ini. Astaghfirullahal’azim. Bersyukur tanpa perlu menunggu lama Ustazah Maskufah segera membagikan bagaimana cara menjaga fitrah. Dan ternyata sebenarnya caranya cukup mudah lo, tinggal kita mau atau tidak. Cara itu disampaikan Allah lewat Al Quran pada Surat Al Hadid: 18.



Ya, ternyata untuk menjaga fitrah, menjaga jiwa-jiwa kita tetap bersih kita harus banyak mendekatkan diri kepada Allah. Salah satunya lewat sedekah. Kenapa sedekah? Karena di mata Allah sedekah yang kita keluarkan itu seperti sebuah pinjaman yang baik. Jika kita ikhlas mengeluarkannya, maka Allah akan lipatgandakan pahala tersebut, bahkan kita bisa meraih pahala yang paling mulia yaitu surga. Masya Allah… siapa yang tak mau mendapat surga ya, pals? So, mari kita banyak-banyak sedekah.


Mengatasi Marah

Selain tiga hal yang disebut di atas, marah yang berlebihan juga bisa mengotori fitrah jiwa kita. Jangankan dilihat dari sisi agama, banyak psikolog yang mengungkapkan bahwa ketika seseorang marah, maka banyak otot-otot yang keluar, terutama di wajah. Maka nggak heran kan kenapa orang yang suka marah cepat kelihatan tua? 

Ustazah Maskufah memberikan tips jitu untuk mengendalikan marah. Caranya sih terlihat mudah, meski prakteknya mungkin tak semudah itu. Kata beliau, “istighfar dulu baru marah, bukan marah dulu baru istighfar.” Tuuh kan bener, prakteknya nggak semudah menulis ulang kalimat yang disampaikan beliau, hehe. Tapi masuk akal sih ya, ketika keinginan marah mulai muncul, sebelum keluar melalui mulut berupa omelan atau keluar melalui tangan berupa cubitan, kita istighfar dulu. Bahkan kalau perlu ambil air wudhu. Insya Allah yang tadinya pengen marah, meluap seketika. Yuk, kita praktekin pals!

ustazah Maskufah berfoto bersama panitia

Selain memberikan tips tersebut, Ustazah Maskufah juga menyampaikan cara jitu berkomunikasi dengan anak-anak dan suami. Laki-laki dan anak-anak biasanya memiliki kecenderungan yang sama, ketika sedang konsen dan fokus pada sesuatu, misal asyik nonton bola atau nonton kartun, maka mereka tidak akan peduli pada sekitarnya. Nah, ketika mereka sedang dalam posisi fokus seperti ini, percuma kita panggil mereka berulangkali, nggak bakal dengar dan hanya bikin kesal. Cara paling cepat untuk membuat mereka menengok dan fokus kepada ucapan kita yaitu tepuk pundaknya, biarkan mereka ngeh kalau kita mau mengajak mereka bicara, baru deh kita sampaikan apa yang ingin kita mau. Lebih sederhana, dan lebih hemat tenaga kan, pals?

Di ujung tausiyahnya, Ustazah Maskufah mengajarkan doa keselamatan di bulan Ramadan. Yuk, kita baca bareng-bareng doanya, pals



Aamiin. 

Selamat menjalani puasa Ramadan, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di Seri Sekolah Ibu berikutnya!

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.


"Diikutkan dalam May's Challenge: Gratitude Journal Rumbel Literasi Media Ibu Profesional Semarang."

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com