header marita’s palace

Jurnal Bunda Cekatan #1 Tahap Kupu-kupu Pekan 6: Jurnal Kemajuan & Photo Diary

Jurnal Kemajuan & Photo Diary Bunda Cekatan Kupu-kupu 6
Pekan ke-6 di tahap Kupu-kupu kelas Bunda Cekatan ini menyenangkan. Padahal bertepatan dengan tamu bulanan datang, namun Alhamdulillah mood swing-ku nggak ikutan menghampiri. Biasanya jangan tanya, sensitivitasku cenderung meningkat berkali lipat saat si tamu datang. Ada perkara dikit bisa seperti orang kebakaran jenggot.

Makanya saat diberi tugas pekanan mencatat kemajuan dan memilih gambar yang pas dengan kondisi diri pada pekan ini di setiap harinya, aku semangat sekali. So, mau tahu bagaimana catatanku di pekan ini? Check this out!


Jurnal Kemajuan & Photo Diary


jurnal kemajuan bunda cekatan tahap kupu-kupu pekan ke-6

Jum’at, 26 Juni 2020

Aku menggambarkan diriku seperti matahari yang bersinar cerah pada hari tersebut. Sama seperti nama tengahku, Surya.. hehe. Hari itu aku merasa sangat produktif, semua kerjaan yang sempat terbengkalai beberapa hari pada akhirnya selesai di hari itu. Rasanya lega dan hilang sudah beban di pundak. Senyum merekah di bibirku, persis seperti gambar kartun matahari yang kupilih ini. Hari ini aku juga tak mengalami gangguan emosi, mo mood swing dan bye bye ngegas-ngegas.

Berharap pada hari Sabtu, aku bisa lebih selow lagi dari hari Jumat. Apalagi kan weekend, ayahnya anak-anak libur. Nggak lucu lah kalau suami libur, aku malah bermuka masam dan bermuram durja.

Kunci dari kesuksesanku menjaga kestabilan emosi pada hari Jumat adalah memberikan apresiasi kepada diri sendiri. Aku juga terus melakukan self talk saat keluhan sudah mau mulai keluar dari mulut.

Sabtu, 27 Juni 2020

Aku menggambarkan pikiranku pada hari itu sama seperti saat sedang santai baca buku sambil ngeteh di pagi hari, sembari sesekali menatap burung yang berlompatan dengan siulannya yang begitu menghibur. Terasa tenang dan menyejukkan.

Kalau ayahnya di rumah, biasalah… entah kenapa anak-anak jadi King and Queen of Drama. Namun aku berhasil menaklukkan hari ini, no ngegas-ngegas dan bisa ngomong santuy ke anak saat capernya sedang kumat. Alhasil, malamnya Ifa dan Affan nempel, rebutan minta dikeloni.

Kunci sukses mengelola emosi pada hari Sabtu juga masih sama, terkait dengan self compassion dan self talk. Selain itu aku juga belajar tentang grafologi. Meski sudah pernah dapat sedikit materi tentang grafologi, namun mendengar langsung dari ahlinya semakin membuatku tertarik mempelajari karakter diri sendiri lewat tulisan lebih dalam.

Senangnya karena aku terpilih sebagai salah satu peserta yang mendaftar paling cepat, aku berhak mendapat grapho test senilai Rp 500.000,-. Hmm, penasaran hasilnya seperti apa? Next, kita bahas khusus tentang grafologi ya, pals.

Hari Minggu aku ingin bisa fokus mengelola pikiran-pikiran negatif menjadi energi positif. Hmm, bisa nggak ya? Hari Minggu tuh suka bikin deg-degan!

Minggu, 28 Juni 2020

Kenapa hari Minggu suka bikin deg-degan? Karena tetangga depan suka ‘kumat’. Beruntung pagi itu suami sudah berjanji mau ajak anak-anak main ke Taman Unyil alias Taman Lalu Lintas Kota Ungaran. Mumpung di sana sepi, jadi anak-anak bisa bebas eksplorasi tanpa takut berkerumun. Sampai ke rumah, azan dhuhur berkumandang dan karena badan terasa capek aku langsung berteman dengan kasur.

Sorenya terbangun karena tetangga depan seperti biasa bersuara tiada habisnya. Namun aku berusaha fokus pada apa yang bisa kukerjakan, sehingga aku tidak terpicu untuk marah dan jengkel.

Kunci dari kemajuanku hari ini masih tetap berfokus pada self compassion, berlatih Mindfullness dan self talk. Oh ya, ada satu lagi… hari itu aku banyak ngobrol dengan suami, jadi kebutuhan 20ribu kataku terlampiaskan deh. Maka nggak ada yang bisa menggambarkan diriku pada hari ini selain gambar happy smiley.

Aku menantang diriku untuk memulai Quran Journaling pada hari Senin, berhasil nggak ya?

photo diary bunda cekatan tahap kupu-kupu pekan keenam

Senin, 29 Juni 2020

Kugambarkan hari ini dengan simbol cinta karena itulah yang kudapatkan dan kurasakan. Aku merasa dihujani banyak cinta hari ini. Siang harinya aku gagal mengikuti Live Session PIJAR #1 di akun IG Official IIP karena listrik mati dari pagi sampai sore.

Biasanya dengan kondisi seperti itu, aku bakal spaneng dan uring-uringan. Namun hari itu aku selow. Aku melukis bersama anak-anak, lalu kami pura-pura membuat tato di badan menggunakan pensil warna yang dicelupkan ke air. Melihat mereka tertawa aku pun ikut bahagia.

Bakda maghrib ketika suami sudah pulang, kami melingkar bersama menikmati teh hangat dan biskuit kesukaan anak-anak, Oreo. Meski Affan lebih banyak rewel hari ini, namun aku menanggapinya dengan santai. Aku tidak terpancing tangisannya dan malah kutanggapi dengan bercanda.

Aah, aku jadi merasa bangga pada diriku. Makasih ya, sudah hebat banget di hari Senin. Meski masih gagal memulai Quran Journaling, tapi kamu kereen. Lembaran buku yang kubaca di hari Senin juga dua kali lipat lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Kunci kesuksesan hari ini juga masih disponsori oleh self compassion, berlatih mindfulness, self talk, dan malam harinya aku sempat ikut live session di IG mbak Arum Sukma Kinasih tentang Reconnecting To Self.

Semoga saja kemajuan ini bisa kupertahankan hingga hari Selasa. Maklum setelah kutengok jadwal, ada banyak agenda yang harus kukerjakan. Biasanya nih… bahaya!

Selasa, 30 Juni 2020

Dan tibalah hari yang menegangkan ini! Rush hour… makanya kugambarkan dengan jam yang berdetak.. tik tok tik tok tik tok.

Bangun dari jam 02.30, aku mempersiapkan kopi untuk membantu menghilangkan kantuk. Agenda hari ini memang kusiapkan khusus untuk fokus pada amanahku di IIP. Baru nyadar kalau ini hari terakhir di bulan Juni.

Aku harus membuat beberapa rules and roles untuk memudahkan kinerja tim. Lalu lanjut memroses video untuk Channel Youtube IIP. Wadidaw.. ternyata laptop low end-ku ini, baru kelar rendering video jam 14.30! Sampai sudah ditinggal masak, makan, main sama anak-anak dan nonton drama korea, wkwk.

Video siap diunggah dalam jangka waktu 2 jam! Sembari menanti video selesai diolah oleh Youtube Studio, aku membuat resume materi dari video tersebut sambil mengikuti webinar grafologi. Ya, materi yang sama dengan narasumber berbeda. Entahlah, aku tertarik sangat dengan materi ini.

Alhamdulillah, akhirnya video sudah terolah dengan sempurna bersamaan dengan postingan resume di blog juga sudah kelar. Senangnya semua agendaku hari ini berjalan lancar. Walau spaneng karena anak-anak lagi doyan bertengkar hari ini, tapi aku tidak terpancing, meski sempat nadanya mulai merangkak naik ke sol.

Saat semua pekerjaan sudah kelar, aku membuka messenger lite-ku, ternyata aku dapat hadiah dari mbak Puji, mentor kesayanganku. Kata beliau, gambar yang paling cocok untukku saat ini adalah gambar kucing yang lagi asyik beraktivitas.
Kucing ini aja deh. Mbak kayaknya sedang dalam fase work by passionate, mulai kembali stabil dan menata hati dan pikiran, bisa memfokuskan ke sesuatu yang ingin mbak capai. Keep moving forward ya mbak.
Berbunga-bunga banget hatiku membaca pesan dari mbak Puji.

Berikut ini beberapa catatan dari mbak Puji untukku, sengaja kudokumentasikan di sini agar saat aku drop saiii, bisa kubaca-baca lagi:

  • Udah keren ya mbak di awal juga sudah bisa sekalian sharing dan mengelola blog, memang tinggal menaikkan jam terbang,
  • Kalau butuh curhat dan dukungan boleh ngobrol ya mbak, secara teoritis sudah mumpuni. Tapi bila dirasa Journaling / self talk lebih nyaman boleh dilanjutkan. Memang healing terbaik untuk introvert ya self talk dan menarik diri sejenak dari rutinitas
  • Teruus soal innerchild, kata psikolog saya, saat kita berhasil berteman, bisa saja sewaktu-waktu muncul karena misal ada permasalahan yang berat, sebisa mungkin diterima saja kedatangannya dan beri dia ruang tanpa harus dimodif. Namun tetap beri batas waktu berapa lama dia boleh bertamu karena memang sudah menjadi bagian dari hidup kita
  • Ada quote yang aku suka di drakor yang membahas soal mental illness.Kurang lebih seperti ini, "jangan lupakan semua itu, ingatlah dan hadapi, jika tak di hadapi, kau hanya selalu menjadi anak kecil dengan jiwa yang tak bertumbuh.”
Keren kan wejangan mbak mentorku? Btw, ngomongin soal drakor yang dibahas mbak Puji, berasa satu koneksi deh. Aku menebak apakah yang dimaksud mbak Puji adalah drama Kim Soo Hyun dan Seo Yeo Ji yang baru, It’s Okay Not To Be Okay. Dan ternyata aku dapat 100 dong, alias betuuul.

Dramanya emang daebak sih. Cocok banget buat yang suka tema-tema psikologi, terutama trauma healing. Layak buat dibuat review-nya di blog, ya biar nggak postingan Sky Castle terus lah yang dicari dari blog ini, wkwk.

a good listener
Kalau mbak Puji memberiku gambar pus meong, aku memberi beliau gambar telinga. Karena buatku sosok mbak Puji yang sabar banget ‘mendengarkan’ keceriwisanku lewat tulisan, benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pendengar yang baik.
Dan benar ada kalanya orang itu nggak butuh dinasehati hingga berbusa, hanya butuh didengar.
Aaah, pekan ini sungguh luar biasa. Kusadari memang kunci bagiku untuk bisa mengelola emosi dengan tepat yaitu bagaimana aku mengelola jam kerjaku. Kalau urusan kerjaku beres, emosiku jauh lebih mudah terkontrol dan bisa fokus ke anak-anak. 

Suami dan anak-anak pun memberikan testimoni kepadaku bahwa pekan ini aku nggak gampang emosian. Kata Ifa, "Marah-marahnya dikiiit aja. Banyakan senyumnya." Alhamdulillah. Di luar Bunda Cekatan, aku tetap akan menantang diriku untuk kembali memulai Quran Journaling yang sempat tertunda karena asam lambung yang menghantam saat ramadhan lalu. Memulai dan berusaha konsisten! Doakan aku berhasil ya, pals.

Btw, sebagai mentor, aku dapat gambar sosok ibu dari Mbak April, Katanya karena semua yang doi minta, aku berusaha berikan, wkwk. Di pekan ini aku juga memberikan challenge keempat menteeku. Kok empat? Iya, mbak Tantri akhirnya mundur dengan baik-baik dan ingin fokus di hal lain.

It’s okay sih, daripada nggak fokus, lebih baik begitu. Sebenarnya kalau sampai akhir pekan ini nggak ada kabar, aku mau memberanikan diri untuk memutuskan hubungan mentorship dengan mentee yang tidak aktif. Alhamdulillah kalau ada yang mendahului niatanku, karena sejujurnya aku nggak tega.. huhu. Seperti biasa, mbak April dan mbak Wiwit selalu jadi yang teraktif. Mbak Riny meski masih gagal di tantangan yang kuberikan namun tetap semangat mengerjakan. Sementara mbak Nila yang tiada kabar, tiba-tiba datang di penghujung pengumpulan jurnal.

Begitulah lika-liku pekan keenam. Aku nggak sabar sih menunggu pekan ketujuh. Ada keseruan apa lagi ya?

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com