header marita’s palace

Liwa Supriyanti, Sosok Di Balik “Green Steel” Gunung Prisma

profil liwa supriyanti
Industri baja merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia setelah industri energi. Kebutuhan akan baja meningkat setiap tahunnya, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Maka dari itu lah, industri baja menjadi sektor yang menyumbang pertumbuhan ekonomi besar di Indonesia.

Sektor industri baja memang berperan besar terhadap perekonomian di Indonesia, namun secara bersamaan juga memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan. Proses manufaktur saat produksi baja meninggalkan banyak limbah serta menggunakan energi yang banyak, sehingga berdampak pada perubahan iklim.

Setiap pebisnis di industri baja tentu akan memikirkan bagaimana caranya agar skala bisnisnya lebih luas lagi. Akan tetapi, menurut Liwa Supriyanti bisnis tidak hanyalah tentang profit semata. Perlunya keseimbangan antara bisnis dan lingkungan tetap harus terwujud.

Sosok Liwa Supriyanti semakin dikenal karena inovasi dan gagasan yang berkelanjutan di bidang industri baja. Dengan perusahaannya, Gunung Prisma, Liwa Supriyanti mencoba untuk bersaing dengan perusahaan baja lainnya dengan menerapkan baja yang hijau.

Dibalik gagasan visioner yang diberikan oleh Liwa Supriyanti, ternyata terdapat fakta menarik bahwa Liwa bukanlah seorang yang datang dengan latar belakang yang relevan dengan pekerjaannya di industri baja. Namun, siapa sangka jika Liwa kini dipercayai membawa perusahaan Gunung Prisma bersaing di skala nasional dan Asia Tenggara.

Mengenal Liwa Supriyanti

Menjadi pengusaha di industri baja mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Liwa Supriyanti. Mengingat beliau merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dari Universitas Parahyangan (UNPAR) di Bandung. Awal karirnya, Liwa bekerja sesuai latar belakangnya, yaitu menjadi Junior Accountant di Perusahaan Alumex Dagang Indonesia.

Sejak pertama kali terjun menjadi akuntan, Liwa mulai mengembangkan kemampuannya sebagai Lulusan Ekonomi untuk memahami tentang proses bisnis di perusahaannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Liwa mendalami tentang bisnis, terutama di industri baja.

Berbekal pengalamannya berbisnis di industri baja, Liwa juga memiliki kemampuan strategis dan teliti melihat peluang bisnis berdasarkan fluktuasi yang terjadi di pasar. Hingga kini, sosok Liwa Supriyanti memiliki pengaruh yang besar di industri baja Indonesia.

Perjalanan Karir Liwa Supriyanti

Sejak memulai karir pada tahun 2006, pengalaman yang ia dapat semasa bekerja sebagai akuntan membuat Liwa Supriyanti dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Perusahaan Gunung Prisma. Sungguh tanggung jawab yang besar untuk menjadi seorang pemimpin dan pebisnis.

Saat dipercaya menjadi Direktur Gunung Prisma, Liwa Supriyanti telah menjalankan banyak kerja sama, salah satunya dengan 25 perusahaan pemasok logam di kawasan Asia Tenggara. Melalui kerja sama dengan perusahaan besar seperti Jepang, Singapura dan Cina telah membuat Liwa semakin menyediakan baja dengan kualitas terbaik agar selalu tepat waktu memenuhi kebutuhan perusahaan lainnya.

Strategi Bisnis Liwa Supriyanti

Tidak mudah untuk menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan besar di luar Indonesia. Namun, hal itulah yang disukai Liwa Supriyanti. Sebab, ia akan semakin maksimal memberikan strategi dan inovasi terbaru agar mampu bersaing dengan perusahaan baja lainnya.

Strategi yang selalu dimiliki Liwa adalah dengan memanfaatkan kemampuan serta keterampilan untuk mengembangkan perusahaannya. Ide-ide inovatif dengan pemanfaatan teknologi membuat Gunung Prisma menjadi perusahaan yang sadar akan pentingnya ekonomi hijau dalam proses produksi baja yang lebih ramah lingkungan.

Sebab, walaupun ia tetap dapat menjalankan bisnis namun jika lingkungan mengalami dampak yang signifikan, tentu tanggung jawa Liwa sebagai pengusaha akan semakin besar dan terbebani.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com