header marita’s palace

Nyasar Ke Terboyo Gegara Malu Bertanya, Pakai #AskBNI Gitu Lo Biar Jelas Infonya


Kontes blog yang diselenggarakan oleh BNI kali ini cukup menggelitik saya. Membawa tagline “Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan”, BNI rupanya sangat paham dengan kebiasaan ewuh-pekewuh di kalangan orang Indonesia, khususnya Jawa. Dengan fitur terbaru yang dimilikinya, BNI ingin mengkampanyekan bahwasanya malu harus ditempatkan sesuai porsinya, untuk sesuatu yang krusial dan harus mendapatkan jawaban yang tepat, mau bertanya itu wajib hukumnya.

Saya termasuk tipe orang yang paling irit tanya. Daripada harus bertanya pada orang, apalagi kepada orang yang tidak dikenal, saya lebih memilih mengunci mulut dan berusaha untuk mencari sendiri jalan keluar dari semua masalah yang saya hadapi.

Namun gegara sebuah kisah yang menggelikan dan memalukan ini, saya bertekad untuk menyingkirkan rasa malu. Lebih baik malu-maluin tapi tidak salah jalan, daripada sok tahu tapi tetap saja nggak ketemu jalannya.

Pada tahun 2002 saya terpaksa tinggal terpisah kota dengan ibu sementara waktu. Setelah eyang buyut meninggal, kondisi ibu yang sebelumnya telah sakit-sakitan semakin memburuk. Tidak bisa dipungkiri, masa kecil ibu yang dibesarkan oleh eyang buyut membuat ibu merasa kehilangan yang sangat dalam. Jika sebelumnya badan ibu masih bisa digerakkan, sejak harus menerima kenyataan bahwa eyang yang disayanginya telah pergi untuk selama-lamanya, tangan dan kaki ibu semakin sulit untuk bergerak. Memang dokter telah menyatakan bahwa ibu  tidak boleh mengalami peristiwa yang terlalu sedih ataupun terlalu gembira, karena bisa menyebabkan kondisi psikologi drop dan akan mempengaruhi kondisi fisiknya.

Singkat cerita, sejak eyang buyut meninggal ibu tinggal di Semarang bersama eyang putri dan eyang kakung. Mengingat umur saya yang saat itu hampir 17 tahun dan adik 7 tahun sepertinya ibu tidak mau membebani anak-anaknya untuk merawat dirinya. Karena saya masih harus menyelesaikan masa-masa SMA di Salatiga, ibu mempercayakan adik, rumah dan segala isinya pada saya.


Tersesat Hingga Terboyo

Untuk mengobati rasa kangen kami pada ibu, setiap hari Sabtu sore saya dan adik pergi ke Semarang. Ibu sudah memberikan tips untuk bisa menuju ke Semarang dengan selamat. Kata ibu pilih bus dengan jurusan Semarang-Solo, lalu turun di Jatingaleh. Dari pemberhentian tersebut, ambil angkot yang menuju Bangkong lalu oper angkot yang menuju rumah eyang di daerah Krapyak. Nama-nama tempat yang disampaikan oleh ibu tidak asing lagi di telinga saya. Meski belum pernah ke Semarang sendirian, saya ingat tempat-tempat itu dan saya yakin bisa pergi ke Semarang dengan selamat.


Dengan rasa percaya diri yang tinggi, saya menghentikan sebuah bus jurusan Semarang – Solo. Saat kondektur menanyai kemana kami akan turun dan meminta ongkos bus, dengan mantap saya menjawab “Jatingaleh pak, untuk dua orang.” Bapak  kondektur pun tidak memberikan respon apapun selain anggukan dan memberikan sejumlah uang kembalian. Tentu saja saat itu saya berpikir semua akan baik-baik saja.

Bus terus melaju dan mulai memasuki kawasan Semarang. Saya menengok ke jendela dan bisa saya pastikan itu masih di daerah Banyumanik.  Setelah melewati sebuah jalan tol, maka saya baru akan bersiap untuk turun, begitu pikir saya. Saya kembali bersantai dan berbincang dengan adik.

Sesampainya di depan sebuah supermarket besar yang cukup ternama di kawasan Banyumanik Semarang, seperti yang sudah saya duga bus masuk ke area jalan tol. Tiba-tiba kondektur memberi tanda bahwa para penumpang yang akan turun di Jatingaleh untuk segera bersiap. Waktu itu saya sedikit bingung, karena seingat saya tempat yang biasa untuk menurunkan penumpang di Jatingaleh masih cukup jauh. Namun saya hanya menyimpan sendiri kebingungan tersebut,  tanpa bertanya dan melakukan tindakan apapun.

Tak dinyana, karena merasa tidak mendapat jawaban dari penumpang, kondektur bilang kepada sopir bahwa di Jatingaleh tidak ada yang turun. Ternyata oh ternyata, bus yang saya tumpangi itu tidak menggunakan rute seperti tips yang ibu berikan. Bus ini tidak melewati Jatingaleh atau bahasa umumnya, bus ini tidak melewati kota, namun melaju ke jalan tol menuju ke arah pemberhentian terakhir, yaitu terminal Terboyo.

Saya melongo dan tidak bisa membayangkan bagaimana caranya harus menuju ke rumah eyang, karena waktu itu saya sama sekali belum pernah berpergian hingga ke daerah tersebut. Adik saya yang melihat wajah pias saya bertanya “ada apa mbak?” Saya hanya mampu mengggeleng, takut membuatnya khawatir. Saat itu juga saya berjanji tidak akan lagi pelit bertanya agar tidak mengulangi kebodohan ini.

Sesampainya di Terminal Terboyo, saya bergegas tanya kepada kondektur, kalau mau ke arah Krapyak, bus manakah yang harus saya naiki. Ia pun memberi informasi bahwa saya harus menaiki bus jurusan Terboyo – Mangkang. Segera saya ajak adik mencari bus jurusan tersebut. Alhamdulillah, tidak membutuhkan waktu lama kami bisa menemukan jurusan itu. Namun sebelum memutuskan naik, saya memastikan kembali pada kondektur bus yang akan kami naiki agar tidak salah memilih bus. Ketika kondektur mengiyakan bahwa bus tersebut bisa mengantarkan kami hingga ke Krapyak, dengan mengucapkan bismillah saya mengajak adik yang mulai kelelahan naik ke bus tersebut.


Perjalanan yang cukup melelahkan karena Terboyo hingga ke Krapyak bisa dikatakan rute Semarang dari satu ujung ke ujung yang lain. Rute Salatiga – Semarang yang harusnya membutuhkan waktu hanya satu setengah jam hingga dua jam, terpaksa saya tempuh hingga hampir empat jam. Ibu yang menunggu di rumah eyang pun cemas menunggu, takut jika kedua anaknya tersesat atau mengalami kejadian tidak mengenakkan. 

Ketika akhirnya sampai di rumah eyang, saya ceritakan kronologis kejadian tersebut, seluruh keluarga besar malah menertawakan saya. “Makanya to nduk, nek ora ngerti ki takon.” (Makanya kalau tidak tahu itu tanya).

Saya pun cuma bisa terkekeh mendengar komentar eyang-eyang dan om serta bulik. Gegara kejadian itu saya jadi tahu rute bus Semarang – Solo. Ternyata tidak semua bus melewati daerah kota dan keluar dari jalan tol utama ke arah Jatingaleh, hanya bus-bus AC eksklusif yang melewati rute tersebut. Pengalaman itu selain membuat saya menjadi tidak lagi malu bertanya, juga memberikan semangat untuk bertualang ke daerah-daerah baru.

#AskBNI Membangun Generasi Berani Bertanya

Berhubung sekarang jaman sudah semakin maju dan teknologi berkembang pesat, smartphone pun selalu siap di genggaman, pengalaman memalukan tersebut rasa-rasanya tidak akan perlu lagi untuk kembali. Kalaupun tersesat, smartphone sudah menyediakan peta yang akan membantu kita menemukan arah tujuan. Kalaupun peta masih tidak membantu, kita bisa berkirim pesan kepada teman atau saudara lewat aplikasi sosial media dan chat yang ada.

Termasuk kalau kita punya pertanyaan mengenai sesuatu hal yang berkaitan tentang perbankan, smartphone dan kemajuan teknologi sangat membantu hal tersebut. Salah satu bank yang saya percaya sebagai partner untuk menyimpan tabungan saya yaitu BNI. Saya memilihnya karena BNI telah terpercaya sebagai bank yang memberikan pelayanan yang prima kepada setiap nasabahnya. Itulah kenapa sejak kuliah hingga sekarang saya masih tetap setia bersama BNI.

Buku Tabungan dan ATM BNI milik Penulis
Sebagai salah satu bank yang telah berdiri cukup lama di Indonesia, BNI selalu menghadirkan terobosan-terobosan baru yang belum terpikirkan oleh bank lainnya. Sepertinya BNI cukup jeli melihat pengguna Twitter yang semakin meningkat tiap harinya, sehingga kemudian bank tersebut menghadirkan kemudahan bagi nasabahnya untuk memanfaatkan Twitter dalam mengakses beberapa layanan yang disediakan lewat hashtag #AskBNI.

Cara menggunakan layanan ini pun sangat mudah. Pertama-tama tentu saja harus follow akun Twitter @BNI46. Setelah kita follow akun tersebut, BNI akan mengirimkan DM alias Direct Message ke akun kita berupa info mengenai pendaftaran dan penggunaan #AskBNI.



Untuk mendaftar layanan ini, kita harus mendaftar dulu dengan mengirimkan DM berupa nama dan no handphone. Setelah pendaftaran diproses, kita akan mendapatkan balasan dari BNI berupa beberapa layanan yang disediakan lewat fitur tersebut. Gampang banget kok, kalau nggak percaya coba saja. Beberapa gambar di bawah ini mungkin bisa memberikan bayangan seperti apa sih #AskBNI dijalankan.

Info lewat DM yang kita dapat setelah follow @BNI46 
Cara daftar #AskBNI dan info setelah pendaftaran
Mencoba fitur help pada #AskBNI
Meski hal ini termasuk sesuatu yang baru dalam pemanfaatan twitter, aplikasi dengan hashtag ini cukup responsif lo. Bahkan saat saya mencoba mendaftar dengan cara yang salah, aplikasi tersebut bisa memberikan jawaban yang cukup baik dan mengarahkan pengguna untuk melakukan pendaftaran kembali dengan cara yang benar.

Respon #AskBNI saat Salah Daftar
#AskBNI merupakan sebuah fitur layanan customer service melalui Twitter.  Jadi jika kita termasuk pengguna twitter aktif dan membutuhkan info mengenai layanan-layanan BNI, namun malas untuk keluar rumah ke cabang terdekat atau terlalu sayang jika pulsa telepon habis untuk menghubungi mbak-mbak customer service yang ramah dan cantik, juga saat kita butuh informasi darurat di hari libur, #AskBNI menjadi solusi yang tepat untuk kita.

Nah, kalau saya sih cukup terbantu dengan #AskBNI ini, kalau teman-teman gimana? Pokoknya jangan lupa ya, usir jauh-jauh rasa malumu biar nggak ketemu kejadian seperti yang saya alami. Rasa malu memang bagian dari iman, namun kalau kekeuh malu bertanya sedang kita tidak mengetahui jawabannya, itu sudah bukan lagi bagian dari iman, tapi bagian dari kesesatan dan kebodohan diri. Eits, tapi tidak berlaku untuk tanya kunci jawaban ulangan harian atau ujian nasional lo ya.

“Yuk, kita canangkan gerakan buka mulut dan mau bertanya biar nggak sesat di jalan!”







23 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Wah, kebalikan sama aku mbak; aku paling hobi tanya. Apalagi kalo bawa Hana. Sekalian ngasi conto gitu he he he

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe bagus tuh mbak... jadi nggak sesat di jalan kaya aku... :D

      makasih udah mampir, mbak :)

      Delete
  2. Sama kayak aku kalo gitu...aku kadang malu tanya, akhirnya ya...bingung sendiri..haha

    ReplyDelete
  3. Waaa.. kesasar gini dulu aku sering, Mba...
    udah tanya lho, problemnya pada bapak2 kernet/sopr (ups) yang kadang buru2 ngasih "iya' aja sama penumpang yg belum tau jalan T.T
    Tapi alhamdulillah berkat itu waktu msh kuliah aku jadi hafal rute angkot d semarang, tapi skrg lupa lagi :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi, iya mbak Arina.. kadang suka nggak sabar atau asal dapat penumpang ya bapak kernetnya... Alhamdulillah setelah itu aku juga nggak pernah kesasar lagi, la pas kuliah bapakku jadi armada bus Rajawali hihihi... jadi gratis semarang-salatiga PP...

      Delete
  4. Sepertinya kita satu generasi mba hihihi ingat banget zaman tahun 2002 hape ngga secanggih semarang, ngga bisa asal googling karena kuota internet masih mahal :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum punya hp malah mbak.. baru punya hp pas kuliah.. itu pun cuma bisa buat sms telpon aja.. :D

      makasih udah mampir

      Delete
  5. Nice artikelnya :)
    kunjungi juga ya

    http://handini.blog.upi.edu/2016/01/01/mau-bertanya-jangan-malu-malu-askbni-akan-menjawab/

    ReplyDelete
  6. memang mbak jangan malu bertanya ya biar enggak sesat di jalan..aplikasi ask bni kereen ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuph betul betul betul.. makasih udah mampir mbak

      Delete
  7. bener banget mbak, malu bertanya bikin rugi ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. rugi besar.. rugi waktu.. rugi tenaga.. rugi semua2nya deh.. hehe.. thank u for visiting mbak :)

      Delete
  8. aku pernah malu bertanya, en brhasil bkin aku telat ikut ujian snmptn..hadeehhh.. rugi dah kalok malu bertanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah... gimana ceritanya tuh sampai telat ikut ujian?

      Delete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Aku juga suka nyasar, malu tanya pula, baca GPS pun tak bisa >.< Tapi sekarang berusaha melawan rasa malu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo mbak lawan rasa malu... tapi jangan malu2in ya mbak hehehe

      Delete
  11. Ih, komplit ya BNI, ada promo Imlek segala

    ReplyDelete
  12. Asik ya BNI komplit gitu, ada aplikasinya juga buat nanya-nanya

    ReplyDelete