header marita’s palace

Bijak Menggunakan SKM untuk Indonesia Emas 2045




Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Masih ingat dengan SEMAI 2045? Selamatkan generasi emas Indonesia 2045, artinya dari sekarang kita harus mulai menjaga generasi penerus bangsa yang akan membangun Indonesia menuju usia satu abadnya pada 2045. Tentunya di usia satu abadnya, diharapkan Indonesia telah menuju pada periode emas, di mana seluruh visi misinya telah tercapai. Namun visi misi itu hanya akan menjadi impian jika kita tidak memperhatikan generasi yang kelak akan memegang tampuk kepemimpinan di masa itu. Jika pada postingan-postingan terkait SEMAI 2045 yang pernah aku tulis lebih banyak kepada pendidikan karakter anak, kini aku akan menambahkan hal yang tak kalah penting dibandingkan menumbuhkan karakter-karakter baik pada anak.



Memberikan gizi seimbang adalah hal penting lainnya tersebut. Ya, bagaimana mungkin anak akan bertumbuh karakter baiknya, jika tubuhnya tidak dialiri dengan zat-zat makanan yang bergizi. Makanan bergizi inilah yang akan menjadi sumber energi bagi anak-anak untuk tumbuh maksimal dengan karakter terbaiknya. Sayangnya di Indonesia, kesadaran akan gizi seimbang masih sangat rendah. 

Melihat fakta tersebut, dalam rangka hari pangan sedunia PP Muslimat NU Pusat bekerjasama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (AICI) mengadakan sosialisasi agar semakin banyak ibu di Indonesia yang cerdas memilah pangan sehat dan bergizi untuk anak, serta bijak menggunakan SKM. Acara sosialisasi ini berlangsung di tiga kota; Semarang, Surabaya dan Palembang.



Alhamdulillahirrobil’alamin, aku mendapat kesempatan untuk menghadiri acara sosialisasi untuk wilayah Semarang. Bertempat di gedung aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, pada hari Selasa, 30 Oktober 2018, acara sosialisasi yang dihadiri oleh penggerak muslimat NU dari berbagai kota di Jawa Tengah, antara lain Semarang, Ungaran, Kendal dan Demak. 

Btw, ini bukan acara NU pertama yang aku ikuti, sebelumnya aku pernah mengikuti acara yang diadakan oleh PW Fatayat NU tentang deteksi dini orientasi seksual anak sebagai upaya mencegah LGBT sekitar tiga tahun lalu. Dari dua acara yang pernah aku ikuti, aku jadi kagum nih pada salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut. Betapa NU telah menunjukkan perannya dalam memberikan sumbangsih untuk kemajuan bangsa ini.




Back to acara sosialisasi cerdas memilah pangan sehat dan bergizi untuk anak, serta bijak menggunakan SKM, acara tersebut sangat komplit materinya karena dihadiri oleh para pakar dan pemerhati kesehatan anak, yaitu:


  • Endah Evayanti, Kepala Bimbingan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Semarang 
  • Prof. Dr. Hj. Ismawati Hafied Mag, selaku Ketua PW Muslimat NU Jawa Tengah
  • dr. Erna Soefihara Ketua Bidang VII PP Muslimat Pusat
  • Dra. Zeta Rina P, M.Kes, AptKa Sie Penyidikan BPOM
  • Arif Hidayat SE, MM, Ketua Harian Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia (AICI)
Aula tempat diadakan acara begitu hijau, membuat mataku yang tadinya panas terkena debu kota selama perjalanan menjadi segar dan terang. Kenapa? Karena ruangan penuh dengan para kader Muslimat NU yang berseragam hijau dan senyum ramah terus mengembang di bibir mereka. Senang ya kalau hadir pada acara dengan aura positif seperti ini. Materi oke, narasumber mantap, pesertanya pun kece.






Sebelum acara dimulai, seperti biasa ada beberapa sambutan yang diberikan. Beberapa yang paling aku ingat antara lain sambutan dari ibu Endah Evayanti, Kepala Bimbingan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Semarang. Oya, sambutannya Ibu Endah ini terngiang-ngiang di telinga bukan karena namanya mirip seperti nama ibuku ya, hehe, tapi karena sebelum memulai sambutannya, ibu Endah mengajak seluruh peserta yang datang di acara sosialisasi untuk melakukan salam GERMAS. Dan jujur aku baru tahu… hehe… kudet banget yaaa… Kalau kalian sudah tahu belum, pals? Apa hayooo? 

Salam GERMAS - Sehat, bugar dan produktif!

Mengapa Harus Bijak Menggunakan SKM? 

Setelah membuka dengan salam yang menggelegar, ibu Endah menyampaikan keprihatinannya bahwa di Semarang tingkat kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif masih sangat rendah. Yang menyedihkan banyak dari para ibu yang justru mengganti ASI dengan SKM (susu kental manis). Masih banyak yang belum tahu bahwa kandungan susu pada SKM hanya 8%, dan sisanya berupa gula. SKM ini nggak lebih seperti sirup. Sangat membahayakan jika dikonsumsi berlebihan, anak bisa jadi kurang gizi atau malah obesitas karena mengonsumsi banyak gula.



Aku jadi ingat salah seorang anak tetangganya bulikku yang hobi banget minum SKM, badanya jadi besar banget, tapi kelihatan nggak sehat alias obesitas. Waktu aku tahu dia minumnya SKM, aku juga bisanya bilang ke bulikku aja kalau SKM itu tidak disarankan untuk diminum secara harian sebagai pengganti susu. SKM hanya untuk tambahan bikin roti/ produk olahan lain ataupun topping makanan. 

Diperkuat juga oleh pernyataan dr.Erna Soefihara selaku Ketua Bidang VII PP Muslimat NU. Beliau mengatakan bahwa sebagai ibu kita harus menjadi ibu yang cerdas dalam memilih pangan sehat bagi anak, jangan asal memilih pangan berdasarkan kata orang atau kata iklan. Tapi ibu harus teliti terutama dalam membaca label produk pangan yang akan kita berikan kepada keluarga kita terutama anak. Kalau kata iklan sebuah produk yang tersohor “buat anak kok coba-coba.”



Ibu dr. Erna Soefihara juga menambahkan bahwa sebagai ibu zaman now memang kita inginnya serba instan dan praktis, namun seharusnya juga tetap berpikir kritis. Kasus tentang SKM ini menjadi contohnya. Sebelum kita memberikan ke anak seharusnya kita baca-baca dulu tentang kandungan gizinya, boleh atau tidaknya diberikan kepada anak, dan sebagainya. 

Dra. Zeta Rina P, M.Kes, Apt yang merupakan Kepala Sie Penyidikan BPOM semakin melengkapi pernyataan ibu dr. Erna, bahwa sebagai konsumen yang cerdas kita harus selalu melakukan CEK KLIK sebelum membeli produk makanan atau minuman. Hayooo, sudah tahukah apa itu CEK KLIK? Yap, bener banget… 100 untuk teman-teman! “Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kadaluwarsa.”

Ulasan paling komplit mengenai SKM dijelaskan secara rinci oleh pak Arif Hidayat, ketua harian Yayasan AICI. Dibuka dengan slide yang menampilkan gambar-gambar iklan SKM dari masa ke masa. Jadi salah kaprahnya pandangan masyarakat tentang SKM sudah berlangsung sangat lama, yaitu sejak penjajahan Belanda. Pada zaman itu SKM disebut dengan soesoe entjer (baca: susu encer).



Dalam beberapa iklan SKM yang beredar di masyarakat dulu kala disebutkan bahwa susu encer adalah susu terbaik dan bergizi tinggi untuk bayi. Entahlah apa ada maksud terselubung di masa itu, mungkin pemerintah Belanda nggak mau anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan pintar sehingga bisa memicu terjadinya kemerdekaan? Jauh banget yaks pikiranku, kebanyakan nonton film konspirasi iniih!

Hingga memasuki tahun 1970 - 1990an, iklan SKM pun masih menayangkan iklan dengan menampilkan anak-anak balita yang sehat, ganteng dan cantik. Seakan-akan menyampaikan pesan bahwa jika ingin anak sehat, berikan SKM pada anak.

Sementara di masa modern seperti sekarang, produsen banyak menarik minat masyarakat lewat acara-acara seminar/ workshop kampanye kesehatan berisi propaganda betapa bergizinya SKM, dengan menampilkan artis ibu kota sebagai bintang tamu dan mengundang para blogger serta media. Nah looo, ada yang pernah hadir di acara semacam itu?

Sudah saatnya salah kaprah pandangan masyarakat tentang SKM ini perlu diluruskan dan disebarluaskan. Berikut ini fakta-fakta terkait SKM yang perlu kita ketahui:



1. Sekarang produsen SKM tidak lagi menyebutkan susu dalam kemasannya, namun hanya kental manis.
2. SKM bukanlah susu, tetapi minuman yang terbuat dari gula dan susu.
3. Tekstur kental SKM didapat dari proses memanaskan suhu pada suhu tinggi hingga 60% kadar airnya hilang.
4. Warna kecokelatan dan rasanya yang sangat manis didapat dari penambahan gula.
5. SKM mengandung gula sebesar 40 - 50 persen per kalengnya.
6. 1 gelas SKM setara dengan dua sendok makan gula.
7. Kadar gula yang tinggi pada SKM meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak.
8. Asupan gula yang berlebihan akan merusak gigi anak.
9. Kandungan gizi SKM lebih rendah dibandingkan jenis susu lainnya. Kalsium dan protein SKM lebih rendah daripada susu bubuk atau susu segar.
10. SKM hanya diperuntukkan sebagai topping/ tambahan makanan dan minuman, bukan untuk susu anak atau balita, bahkan bayi.

Peraturan terkait Bijak Menggunakan SKM

Untuk menyebarluaskan informasi dan fakta terkait SKM, pemerintah lewat BPOM telah mengaturnya dalam peraturan badan No. 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan, mengenai SKM sendiri terdapat pada pasal pasal 54 butir 1 dan pasal 67 butir w dan x. Peraturan ini masih gres banget, pals. Baru ditandatangani pada 19 Oktober 2018. Maka sebagai warga negara yang baik, kita harus ikut serta dalam menyebarluaskan informasi ini.

Peraturan di atas fungsinya untuk menggantikan Surat Edaran (SE) No. HK.06.5.51.511.05.18.200 tahun 2018 tentang label dan iklan pada produk susu kental dan analognya. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa dalam membuat iklan kental manis, produsen harus mengikuti syarat berikut:

1. Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah lima tahun dalam bentuk apapun dalam label dan iklan produk SKM dan sejenisnya, 
2. Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk SKM disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi, produk susu lain yang dimaksud yaitu susu sapi/susu yang dipasteurisai/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan,
3. Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikosnsumsi sebagai minuman 
4. Dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
5. Wajib mencantumkan tulisan berbunyi “Perhatikan! Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu. Tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan. Tidak dapat digunakan sebagi satu-satunya sumber gizi.”

photo courtesy by whizisme, me and blogger mates
photo courtesy by Mas Ambar, me and bloggermates
Aku bersyukur banget bisa hadir di acara tersebut, karena sebelumnya aku bertanya-tanya kenapa ya masalah SKM ini baru viral sekarang. Ternyata karena dulu belum ada aturan yang jelas mengenai SKM dan tentunya karena perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sehingga banyak dilakukan penelitian terkait. 

Semakin siang acara sosialisasi ini semakin meriah dengan adanya penilaian lomba olahan makanan yang mengandung SKM. Hmm, cantik-cantik lo makanannya. Apa lagi rasanyaa.... aku sempat mencoba dua jenis makanan; brownis ubi dan cake apa gitu, enaaak bangeeet. Saking enaknya, begitu penilaian selesai, makanannya langsung ludes, hehe. Selalu kagum sama ibu-ibu yang pintar masak enak. Apalagi denger-denger, biaya pembuatan makanan-makanan enak tersebut tidak boleh lebih dari Rp 35.000. Udah enak, murah lagi...








Oya, mengenai acara sosialisasi tentang bijak menggunakan SKM, sebelumnya KOPMAS (Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat) juga sudah melaksanakannya lo. Tepatnya pada peringatan hari Sumpah Pemuda yang lalu, tanggal 28 Oktober 2018, KOPMAS mensosialisasi gerakan bijak menggunakan SKM di Car Free Day, Monas, Jakarta. 

Ternyata antusiasme masyarakat tentang sosialisasi ini dahsyat lo, ada sekitar 300 ibu yang menandatangani spanduk pada acara tersebut, sebagai bukti bahwa mereka mendukung gerakan bijak menggunakan SKM. Arif Hidayat selaku ketua KOPMAS dan ketua harian Yayasan AICI menyampaikan kalau sosialisasi ini akan terus dilakukan hingga ke pelosok-pelosok desa di Indonesia. Karena masih banyak ibu, khususnya di desa-desa yang belum mengetahui akan hal ini. 

courtesy by wartajakarta.com

Anak-anak yang sehat akan bertumbuh secara maksimal sehingga karakternya semakin kuat dan siap memimpin bangsa. So, siap bergandengan tangan menuju Indonesia Emas 2045? Bukan hanya tugas pemerintah dan lembaga terkait saja lo untuk sosialisasi hal penting semacam ini. Sebagai orang awam yang sudah mengetahui informasi ini, kita juga wajib untuk share kebenaran tentang SKM kepada keluarga dan lingkungan sekitar, agar semakin banyak orang yang bijak menggunakan SKM,

17 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Wahhh keren dan sangat bermanfaat artikelnya untuk ibuibu. Sebagai penjaga gerbang generalise muda

    ReplyDelete
  2. SKM emang redaksi seharusnya bukan susu dan harus terus disosialisasikan spy salah kaprahnya gk makin akut:), Nice info mbaksay...

    ReplyDelete
  3. Dulu aku kalo puasa harus minum SKM pakai es batu.. Segernan.. .eh ternyta berbahaya.. Buktinya aku tumbuh kesamping bukan keatas 😆

    ReplyDelete
  4. SKM ==> bukan susu...masih banyak yg salah kaprah. banyak bgt infonya..makasi ya mb

    ReplyDelete
  5. Semoga masyarakat makin teredukasi bhw SKM bukan Susu / pengganti susu. Oya..ada teman SMA-ku oy..mba Zetta Rina ��

    ReplyDelete
  6. Aku sekarang jarang beli SkM sih, palingan kalo noofa minta bikin jasuke baru beli hehehe

    ReplyDelete
  7. Bagus nih acaranya biar banyak teredukasi. Aku pake skm biasanya buat jus hehehe

    ReplyDelete
  8. Semoga tercapai Indonesia generasi emas 2045 yaa

    ReplyDelete
  9. Bergizi banget ni pembahasannya aku sukaa

    ReplyDelete
  10. Dulu aku emang pakai SKM untuk campuran jajanan, seperti pukis atau martabak manis.

    Aku hapal senam GERMAS, kan udah beberapa kali ikutan event dengan Dinkes, hehehe

    ReplyDelete
  11. Emang manis banget SKM, dulu jaman kecil sering minum karena taunya ya susu.

    ReplyDelete
  12. Suer aku kudet banget BunRit, kalo SKM ternyata to bukan susu wkwkwk. Aku bilang ke suami buat hati-hati masalah SKM ini, dia bilang lho kamu baru tahu to Dek. wkwkwk postingan ini jadi bikin aku melek BunRit.

    ReplyDelete
  13. aku punya temen dulu yg suka minum susu tp karena anak kos jd mau ngirit gitu ceritanya dan minum SKM. sehat enggak malah kebanyakan gula

    ReplyDelete
  14. Duh,, sedih bacanya pas tahu masih banyak anak bayi yg dikasih SKM. Semoga dg adanya sosialisasi2 semacam ini, kejadian pemberian SKM pd anak sbg pengganti ASI berkurang bahkan nggak ada lagi ya.

    ReplyDelete
  15. Soal SKM ini memamg butuh edukasi dan sosialisasi sampai ke masyarakat bawah, karena sampai sekarang masih banyak yang ngasih susu anaknya pakai SKM.
    Saya kadang masih minum SKM juga �� tapi nggak tiap hari, cuma pas pengen aja ��

    ReplyDelete
  16. Wih, bergizi banget acaranya. Liputannya juga mantap, trims sharing-nya, Mbak.

    ReplyDelete
  17. Jd inget dulu jg ibuku suka ngasih skm.. menurut ku waktu itu udh bergizi bgt pdhl byk gulanya dan pemanis buatan y

    ReplyDelete