header marita’s palace

Bara Jiwa Garuda; Pagelaran Seni yang Ciamik dari Beswan Djarum



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Menikmati pagelaran seni adalah salah satu hobiku. Entah itu pertunjukan tari, drama atau lagu. Aku selalu sangat menikmatinya. Makanya ketika mendapat kesempatan untuk bisa menonton Bara Jiwa Garuda, yang merupakan pagelaran seni dalam rangka Malam Dharma Puruhita Nation Building Beswan Djarum 2018/ 2019, aku sangat excited!

Mengenal Beswan Djarum


Istilah Beswan Djarum tidaklah asing buatku. Sejak zaman kuliah, Beswan Djarum selalu jadi incaran para mahasiwa pemburu beasiswa, termasuk aku tentunya. Sayangnya saat itu aku sudah kadung mendapat beasiswa PPA (Program Prestasi Akademik), jadi tidak memungkinkan untuk mendaftar beasiswa dari pihak lain. 

Beswan itu sebenarnya adalah singkatan dari beasiswawan, alias penerima beasiswa. Biasa dipelesetkan juga dengan makna Best One. Sebenarnya program beasiswanya sendiri disebut dengan Beasiswa Djarum Plus. Setiap tahun berbondong-bondong belasan ribu mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa ini. 

Saat acara Malam Dharma Puruhita beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman blogger ikut terharu dan bangga menyaksikan bagaimana proses seleksi Beswan Djarum. Dari 12ribu aplikasi disortir hingga separuhnya, lalu dari 6ribuan disortir menjadi seribuan hingga kemudian terpilihlah 465 nama.




Apa sih yang membuat beasiswa dari Djarum ini berbeda dengan beasiswa lainnya?

Karena para Beswan Djarum tidak hanya mendapat beasiswa dalam bentuk uang setiap bulannya selama satu tahun. Menurut informasi yang kubaca dari website officialnya, jumlah beasiswanya per bulan kini sebesar Rp 750.000,- Lumayan kan? Zamanku dulu kalau nggak salah ingat masih sekitar Rp 250.000.. belasan tahun lalu gaess.

Nah, selain mendapat dana beasiswa, yang paling bikin mupeng adalah pembekalan soft skills yang diberikan; Character Building, Leadership Development, Competition Challenges, International Exposure, Community Empowerment, dan Nation Building,

Nation Building adalah puncak pembekalan kepada Beswan Djarum. Sebuah soft skills yang diberikan untuk menguatkan wawasan kebangsaan Beswan Djarum tentang makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan. Wawasan kebangsaan ini dibutuhkan Beswan Djarum sebagai bentuk kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Melalui rangkaian acara diskusi kebangsaan serta cultural visit ke kota Kudus, Nation Building menjadi penutup rangkaian soft skills dari Djarum Foundation. Untuk selanjutnya Beswan Djarum siap berkarya nyata di kampus dan di masyarakat. 



Bara Jiwa Garuda yang kunikmati pada hari Selasa, 8 Oktober 2019 adalah puncak dari Nation Building bagi Beswan Djarum Angkatan 34. 

Menikmati Bara Jiwa Garuda


Kisah pagelaran Bara Jiwa Garuda menampilkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari sejak Sumpah Palapa, Samudera Pasai, penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, pembacaan naskah proklamasi 1945 hingga Indonesia zaman now. Dikemas dalam parade musik, tari dan lagu yang begitu indah, menarik dan tak akan mudah dilupakan.

Yang mencengangkan, pagelaran yang digelar di Marina Convention Centre, Semarang ini hanya disiapkan dalam waktu 4 hari! Daebaaak! Zaman masih main teater dulu saja, paling tidak butuh sebulan untuk bisa membuat sebuah pementasan yang komplet. Ini cuma 4 hari, dan mereka bukanlah seniman profesional.. angkat topi bangeeet! Tengok videoku deh untuk melihat sekilas kerennya pementasan tersebut:




Selain karena kerja keras dari teman-teman mahasiswa Beswan Djarum yang top, keberhasilan dari pagelaran ini juga tak akan lepas dari tangan dingin orang-orang hebat ini:

Pengarah Seni: Denny Malik


Siapa tak kenal Denny Malik? Perasaan zaman aku masih kecil sampai sekarang sudah punya anak kecil, Bang Denny Malik ini bukannya tambah tua, tapi malah tambah muda saja deh. 

Seorang penata tari dan penyanyi Indonesia yang sudah banyak memberikan kontribusi dalam kesenian Indonesia. Pada tahun 1988, ia mendirikan GSP Productions bersama Guruh Soekarno Putra. Karya terbarunya adalah sukses menangani koreografi Opening Asian Games 2019 di Jakarta. Tahun ini adalah tahun ketujuh bagi Denny Malik bergabung dalam Nation Building Beswan Djarum.




Musik dan Vokal: Dipo Voice, Reza The Groove dan Aryo Adhianto


Dipo Voice adalah grup vokal yang terbentuk sejak 2005, beranggotakan Brigitta Dian A, Fajar L Rahman, Tias Vela, Martina Phausany dan Ismi Ariniawati. Pengalaman di kancah nasional dan internasional telah membuat mereka dipercaya untuk melatih tim paduan suara di berbagai instansi, sekolah dan perguruan tinggi Indonesia, sebut saja Kementerian Keuangan Negara, Kantor Bea dan Cukai, Bank Indonesia, Kantor Pusat PLN, RSUD Kota Semarang atau yang kini disebut dengan RSWN.

Reza The Groove adalah salah satu vokalis dari band acid jazz The Groove. Telah menjadi bagian dari tim pelatih Nation Building sejak 2013. Keterlibatannya pada acara ini berfokus pada pelatihan choir dan olah vokal. Kesabarannya dalam melatih vokal para Beswan Djarum yang bukanlah penyanyi profesional mampu membuat mereka tampil percaya diri.

Aryo Adhianto adalah seorang music director yang gemar mengeksplorasi musik klasik dan elektronik. Dia telah banyak memprakarsai lahirnya beberapa klinik musik, baik di Jakarta dan Bali. Maka nggak heran kalau musik pengiring di acara Bara Jiwa Garuda malam itu josss banget.

Storyboard Bara Jiwa Garuda


Scene 1: Ibu Pertiwi




Ibu Pertiwi adalah personifikasi Nusantara. Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Nusantara, artinya adalah kekayaan alam yang berlimpah serta keadaan yang tenteram. Dari semboyan itulah terwujud personifikasi 4 eleman alam; Geni mewakili elemen api, Embun mewakili elemen air, Langit mewakili elemen udara, dan Terra mewakili elemen tanah. Keempat elemen tersebut adalah mata dan telinga bagi Ibu Pertiwi. Mereka adalah perwujudan semangat Nusantara.


Scene 2: Sumpah Palapa




Sejarah Nusantara dari masa ke masa dimulai dari saat Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubumi oleh Ratu Tribhuana Tunggadewi. Gajah Mada adalah seorang patih yang jujur, bijak dan pandai berstrategi. Saat diangkat menjadi Patih Amangkubumi, ia mengucapkan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara, yakni Sumpah Palapa. Bersama Hayam Wuruk, Gajah Mada berhasil menjadikannya kenyataan.


Scene 3: Samudera Pasai





Di bagian paling barat Nusantara, ada sebuah kerajaan yang terkenal akan kepiawaiannya dalam melakukan perdagangan. Letaknya pun sangat strategis, yakni berada di Jalur Sutra; jalur perdagangan yang membentang sepanjang ribuan kilometer di Benua Asia. Kerajaan tersebut adalah kerajaan Samudera Pasai. Hubungan perdagangan Samudera Pasai terjalin baik dengan berbagai kerajaan besar di Asia pada masa itu. Sehingga, saat terjadi permberontakan di Samudera Pasai, kaisar Tiongkok mengirim Laksamana Cheng Ho untuk membantu Samudera PAsai menumpas pemberontakan tersebut.


Scene 4: Divide Et Empera




Kabar kekayaan nusantara khususnya akan rempah-rempah tersebar di seantero dunia. Banyak bangsa Eropa datang ke Nusantara untuk berdagang. Namun, keserakahan mereka muncul dan mereka ingin menguasai Nusantara. Taktik yang mereka terapkan adalah taktik memecah belah, Divide et Impera. Rakyat Ternate dibantu Portugis berperang melawan rakyat Tidore yang dibantu Spanyol. Pada akhirnya, Spanyol terusir. Rakyat Ternate kemudian menyadari betapa mereka telah terpedaya oleh Portugis dan berbalik menyerang Portugis. Namun, semua berubah saat Belanda datang.


Scene 5: Jepang Saudara Tua




Belanda menjajah Indonesia beratus-ratus tahun lamanya. Rakyat Indonesia sangat menderita di bawah kerja paksa dan pajak yang mencekik. Pada masa Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya, Jepang berjaya. Namun, mereka memiliki banyak kebutuhan logistik dan bahan industri selama perang tersebut. Jepang meyakinkan rakyat Indonesia bahwa tujuan kedatangan mereka adalah untuk membebaskan Nusantara dari penjajah bangnsa Eropa yang telah menginjak-injak dan membuat kerusakan di Bumi Pertiwi. Jepang mempropagandakan gerakan 3A: Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia.


Scene 6: Penindasan Jepang

Rakyat yang sebelumnya percaya bahwa penderitaan di bawah penjajahan akan berakhir dengan datangnya pasukan Jepang justru semakin menderita di masa pendudkan Jepang. Pada kenyataanya, setelah BElanda terusir, Jepang menjajah dan memperbudak bangsa Indonesia. Untuk membantu pasukannya melawan sekutu, Jepang membentuk PETA, Pembela Tanah Air. Pasukan PETA terdiri dari rakyat Indonesia yang diberi latihan militer oleh Jepang. Rakyat yang terpilih melihat hal tersebut sebagai peluang untuk melakukan pemberontakan.


Scene 7: Perjuangan Kemerdekaan




Tersebutlah dua putra bangsa yang mendedikasikan hidupnya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Hatta. Jepang berjanji untuk membantu proses kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan Hatta bekerja keras melakukan segala tuntutan Jepang agar tidak ada tumpah darah lebih lanjut. Meski demikian banyak juga rakyat yang salah mengerti dan mencap mereka sebagai antek Jepang. Sebagai salah satu persiapan kemerdekaan, dibentuklah BPUPKI untuk merumuskan asas dan dasar negara Republik Indonesia; Pancasila.


Scene 8: Persiapan Kemerdekaan




Seluruh rakyat Indonesia ingin memberi sumbangsih untuk perjuangan kemerdekaan. Fatmawati sebagai istri Soekarno turut berpartisipasi dengan caranya sendiri, yakni dengan menjahit bendera pusaka. Sutan Sjahrir membentuk gerakan bawah tanah, ia kerap ali memantau perkembangan dunia. Pada saat itu, Jepang melarang rakyat Indonesia untuk memiliki radio. Sesaat setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom, Sutan Sjahrir harus sembunyi-sembunyi mendengarkan radio untuk dapat mengetahui berita terbaru. Ia mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Bukan itu saja, kelompok pemuda Menteng 31 menculik Soekarno dan Hatta membawa mereka ke Rengasdengklok untuk menyampaikan pandangan mereka. Setelah itu, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk menulis naskah proklamasi bersama Ahmad Soebardjo di kediaman Laksamana Maeda. Keesokan harinya, yakni pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.


Scene 9: Pasca Kemerdekaan




Keempat elemen merasa terharu melihat suka duka perjuangan rakyat Indonesia untuk dapat memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Perjuangan selanjutnya adalah bagaimana rakyat Indonesia dapat mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan. Seluruh hal tersebut tertuang dalam pembicaraan mereka dnegan Ibu Pertiwi. Ibu Pertiwi sangat bahagia bahwa Nusantara kembali kepada tangan yang berhak, yakni rakyat Indonesia. Namun, kebahagiaannya tercoreng karena terjadi konflik dalam tubuh rakyat Indonesia sendiri. Konflik yang berujung kekerasan akibat intoleransi, pemaksaan ideologi, serta SARA.


Scene 10: Djarum Beasiswa Plus

Setelah banyaknya konflik yang terjadi di berbagai daerah, sangat penting untuk mengedepankan dan mengutamakan persatuan dan kesatuan. Nilai-nilai luhur Pancasila harus diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para generasi muda, khususnya para Beswan Djarum, dengan bekal soft skills yang diberikan selama 1 tahun program Djarum Beasiswa Plus, diharapkan untuk dapat menjadi pelopor dan memberi teladan dalam menjunjung tinggi rasa toleransi dan menghargai perbedaan.




Bara Jiwa Garuda mengajak para penikmatnya agar bisa mengambil pelajaran dari pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya konflik yang justru terjadi setelah kemerdekaan menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga toleransi serta mengesampingkan perbedaan demi keutuhan NKRI.

Mau menonton pementasan kece ini secara lengkap, selamat menikmati video ini:




Semoga catatan kecilku ini bisa membuat teman-teman yang tidak hadir di acara tetap bisa merasakan serunya pagelaran seni tersebut. Jujur, saat aku menikmati pagelaran itu, aku kangen kuliah lagi, kangen pentas di bawah temaram panggung dan kangen berburu beasiswa. Btw, pendaftaran Beswan Djarum untuk angkatan 35 baru saja ditutup. Jika mau, tunggu angkatan berikutnya dibuka. Syaratnya: sedang menempuh pendidikan Strata 1/Diploma 4 di semester IV, dari semua disiplin ilmu,

IPK minimum 3.00 pada semester III, serta dapat mempertahankan IPK minimum 3.00 hingga akhir semester IV, aktif mengikuti kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus, dan tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain.

Info lebih lanjut, kulik saja official website dan social media Beasiswa Djarum Plus di:

Fanpage: Djarum Beasiswa Plus
Twitter: @BeswanDjarum
Instagram: DjarumBeasiswaPlus

Sampai jumpa di cerita-cerita berikutnya yaa…

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

6 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Sepertinya seru banget ya Mbak bisa nonton pertunjukan tersebut secara langsung.

    ReplyDelete
  2. Wah, pasti banyak banget pelajaran dan pengalaman yang menarik nih ya Mbak.

    ReplyDelete
  3. Jadi ingin nonton secara langsung juga nih Mbak, soalnya seru banget kelihatannya.

    ReplyDelete
  4. Terimakasih banyak Mbak, berkat tulisan ini kita jadi ikut merasakan keseruannya heheh.

    ReplyDelete
  5. Beneran deh jadi ingin ikut kesana juga, ingin ikut merasakan langsung keseruannya.

    ReplyDelete
  6. Terimakasih banyak atas informasinya Mbak, pasti akan sangat bermanfaat bagi kita semua.

    ReplyDelete