header marita’s palace

Perjalanan Si Ulat Gemas #3: Menemukan Keluarga yang Hilang



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Perjalanan si ulat gemas di hutan Bunda Cekatan memasuki minggu ketiga, apakah semakin mudah? Ooh, tentu saja tidak! Jangan harap menemukan apel enak di hutan ini jika tak mau berlelah-lelah. Dan inilah catatan perjalanan si ulat gemasku di minggu ketiga.

Lika-liku Menemukan Keluargaku


Sebuah pilihan yang sulit ketika aku diminta untuk menentukan satu bidang saja. Bidang apa yang benar-benar ingin fokus kupelajari? Haruskah aku memilih sesuatu yang sudah aku suka dan bisa, atau memilih sesuatu yang aku suka dan ingin sekali kukuasai? Bimbang. Jika aku memilih hal yang aku suka, tahu dan bisa sebagaimana potluck-potluck yang kubagikan di minggu-minggu sebelumnya, maka aku harus memilih keluarga yang sama-sama ingin belajar tentang web dan blogging.

Namun, di satu sisi… ada bidang yang sebenarnya sangat kubutuhkan saat ini; manajemen emosi. Meski bidang tersebut sudah menarik hati sejak beberapa tahun lalu, rasa-rasanya aku masih butuh untuk menimba banyak ilmu lagi. Maklum masih butuh ‘berobat jalan’ terus biar nggak terlalu sering kambuh, wkwkwk.




Apa itu berarti di dunia blogging nggak butuh banyak ilmu juga? Ya, masih butuh. Cuma di luar Buncek, insya Allah sudah ada beberapa WAG yang menampung laparnya ulat gemasku tentang dunia tersebut. Maka akhirnya, bismillah… kupilih manajemen emosi sebagai keluargaku. Dari regional Semarang sendiri, ada cukup banyak yang menentukan pilihan masuk ke keluarga ini.

Awalnya keluarga manajemen emosi ‘membangun rumah’ di WAG. Baru beberapa detik rumah itu dibangun terpaksa harus segera dirobohkan. Bagaimana tidak? Rumahnya sudah tak cukup menampung anggota keluarganya. Lalu sang kepala keluarga, mbak Aisyah, bergegas membangun rumah baru di Telegram. Semakin riuh, semakin ramai, semakin tak terkendali. Bahkan meski notifikasi di HP-ku sama sekali tak pernah kunyalakan sejak bertahun-tahun lalu, kepalaku mendadak nyut-nyutan.

400an anggota keluarga ada di dalamnya! Wow! Bagaimana caraku mengenali saudara-saudaraku kalau begini? Typical ulat gemasku yang cenderung pemalu ketika berada di keramaian, mendadak hanya bisa terpaku. Di saat yang sama, grup-grup lain di luar Buncek juga meminta perhatian. Aku yang awalnya ingin belajar mengelola emosi mendadak malah jadi emosi berada di rumah Inside Out, nama yang disematkan pada keluarga tersebut.



Saking riwehnya di pelataran rumah Inside Out, akhirnya diputuskan untuk membangun kamar-kamar kecil yang bisa menampung semua kebutuhan para anggotanya. Ada self healing, manajemen marah, manajemen konflik, inner child dan sebagainya. Lalu aku harus memilih kamar yang mana? Ketika aku memilih lain-lain, mbak Aisyah memintaku untuk bisa fokus di satu pilihan. Hiks… padahal aku merasa membutuhkan semua kamar tersebut. Kan sudah kubilang tadi, aku butuh ‘berobat jalan.’

Patah hatiku saat diminta untuk menentukan satu kamar saja. Kepalaku mulai penat. Sementara ada banyak hal lain yang harus segera kukerjakan juga. Kalau tak segera kudapatkan nyaman di keluarga ini, bagaimana bisa kubercerita tentang apel-apel dan aneka ragamnya? Akhirnya dengan berat hati aku berpamitan dengan mbak Aisyah, “maaf Mbak sepertinya keluarga ini tak terlalu cocok untuk ulat pemalu sepertiku. Izinkanku mencari keluargaku yang hilang.” Alhamdulillah Mbak Aisyah merelakan kepergianku.

Sebelum berpamitan, aku sempat melongok ke beberapa rumah lainnya. Aku sengaja mencari rumah yang anggota keluarganya tak terlalu banyak, sehingga aku bisa cukup mengenali satu per satu anggota di dalamnya. Aaah, ulat gemasku ternyata lebih nyaman dengan rumah yang tak terlalu riuh. Aku sempat hampir melangkahkan kaki ke dalam rumah Getar Suara milik keluarga public speaking. Namun urung kulakukan.  Menarik, tapi belum saatnya. Kemudian aku balik kanan dan memilih sebuah rumah teduh di ujung jalan milik keluarga Web, Blog dan SEO. Pada akhirnya kutemukan juga keluargaku yang hilang. 




Saat aku sudah menemukan keluarga baruku, kuceritakan pengalaman ini di teman-teman ulat seregional. Celetukan Mbak Primatika menanggapi ceritaku sukses membuat teman-teman seregional tertawa terbahak-bahak.

Hahaaa....memperkuat manajemen emosi malah jadi terganggu emosinya ya.

Tapi memang lucu adanya… Aku pun ikut tertawa mendengarnya. Memang sungguh aneh kurasakan. Namun memang mungkin itulah ujiannya dan aku sudah keok duluan, wkwk.

Menemukan Keluarga yang Saling Membahagiakan


Rasanya lega setelah aku mengetuk pintu dan nyelonong masuk ke rumah Web, Blog dan SEO. Saat kakiku melangkah ke dalamnya, ada 19 orang termasuk aku. Namun saat aku menyusun tulisan ini, anggota keluarga ini lengkap ber-20. Tiga nama di antaranya tak asing untukku; Mbak Rohmah yang segrup di WAG Fasil Bunsay, Mbak Shanty Dewi penggerak KLIP (Kelas Literasi IP) dan Mbak Susindra yang sempat membuatku terbengong-bengong akan cerita perjalanan ngeblognya di sebuah WAG belajar blogging.

Berkenalan dengan 16 orang lainnya tentu akan lebih mudah daripada harus menghafal 400an nama kan? Coba kuhafalkan ya…



Ada sang ketua kelas, mbak Herlya. Template blognya sempat kembaran dengan template Marita’s Palace sebelum tadi pagi aku ganti. Diganti bukan karena kembar sama Mbak Herlya lo yaa… karena memang sejak masang template ini di Blogpedia, jadi jatuh cinta. Baru sempat utak-atik aja, hehe.

Ada juga Mbak Leila Rizki, Mbak Sri Rahayu, Mbak Ririn Dwi Jayanti, Mbak Andriyani dan Mbak Kamiliyah Basith yang punya kebutuhan belajar sama denganku; learning deeper about SEO. Ihiiir serunya punya teman main.

Masih ada teman lainnya; Mbak Nugraheni Syakarna yang pengen belajar ngeblog asyik dan berpenghasilan lewat ngeblog, Mbak Fera Mantika yang ingin belajar membuat konten netral dan menarik untuk review produk, makanan dan jasa. Kemudian ada Mbak Dian Kusumawardani yang mau belajar meningkatkan performa ngeblog, Mbak Nabila Cahya Haqi yang pengen membukukan tulisan-tulisan di blognya, Mbak Fitri Hantrini yang mau launching web baru dengan niche green traveler. Apaan ya itu, jadi penasaran.

Lalu masih ada Mbak Ira Silvera yang pengen membuat web toko online dan bisa mengisi blog dengan konten bermanfaat, serta ada Mbak Khalida Fitri yang jauh-jauh datang dari Riyadh, Arab Saudi untuk memompa konsistensinya ngeblog.

Hmm, masih ada tiga orang lainnya nih… tapi kok belum sempat kenalan ya. Sepertinya yang satu ada Mbak Ridha Handayani. Yang dua siapa yaaa? Nanti kubisikin kalau udah makan apel bareng ya, pals.



Btw, sempat merasa agak jetlag setelah masuk ke rumah yang begitu ramai, berpindah ke rumah yang lebih selow. Eits, tapi itu hanya sementara. Setelah satu per satu ulat muncul dan membicarakan tentang blogging, SEO, membuat konten menarik… seruuuuu! Aku merasa lebih hidup di sini. Dan saat tanpa sengaja ku menatap bayangan diri di layar HP, aaah garis senyumku lebar sekali. Ternyata memang di sini bahagiaku!

Kubagikan kebahagiaan itu kepada teman-teman regional yang sempat kucurhati soal rasa peningku karena tersesat di rumah yang terlampau riuh. Kakak Dee, konselor pribadiku, tersenyum melihatku kegirangan karena telah menemukan keluargaku yang hilang.

Iya itu lebih fit untuk dikau say.… ntar kalau butuh healer personal touch terbang saja ke Mijen wkwkw.

Ah, iya juga… kan aku sudah punya healer pribadi yang tanpa cerita udah tahu masalahku apa. Keren to? Rada-rada cenayang memang Kak Dee ini.

Setelah dipikir-pikir memang semestakung sekali. Di awal tahun aku nggak membuat resolusi apapun, kecuali resolusi ngeblog. Dan resolusi ngeblogku di tahun ini memang aku mau lebih profesional dan serius di dunia ini daripada tahun-tahun sebelumnya. So, buat apa nengok kanan kiri ye kan? Allah kembalikan aku ke track yang benar.




Lalu soal manajemen emosi? Bukankah di sini letak bahagiaku? Mata berbinar dan penat mendadak lenyap ketika sudah berhadapan dengan keyword, aksara dan printilan-printilan lainnya terkait ngeblog. Saat aku bisa berbagi dan bercerita tentang apa yang kutahu, kurasakan dan kubutuhkan di dunia blogging, di situlah sejatinya aku berbahagia. Dan saat bahagia itu meletup-letup, bukankah pada akhirnya keluargaku pun bisa ikut tertular kebahagiaan ini.

PR-nya tentu saja mengelola kebahagiaan ini agar tak lupa waktu dan prioritas. Bahwasanya meski blogging membuatku berbinar, ada hak anak-anak dan suami yang tetap harus ditunaikan.

Nyamannya Berjejaring di WeBS


Berhubung merasa telat masuk rumah, aku kepo dong sudah makan apel apa saja. Alhamdulillah ada mbak Fitri yang dengan ikhlas berbagi apel-apel tersebut. Jadi meskipun telat, aku sedikit tahu ikut merasakan nikmatnya apel-apel yang telah berlalu, wkwk.

Ternyata waktu aku masuk ke rumah yang sangat nyaman untukku bisa menjadi diri sendiri ini, belum ada nama khusus yang ditetapkan. Akhirnya aku usul untuk memberikan nama WeBS. Sederhana saja sih, WeBS adalah singkatan dari Web - Blog - SEO. Huruf W, B dan S sengaja ditulis dengan huruf kapital sebagai bentuk sub topik di keluarga ini. Sementara dari kata WEBS sendiri memiliki makna jaring. Bisa dimaknai bahwasanya sebagai para praktisi di dunia web dan blog, kami harus senantiasa berjejaring. Etdaaah, kece nggak pals? Sudaaah, iyain aja biar aku tambah bahagia, hihi.




Alhamdulillah teman-teman setuju, maka resmilah WeBS menjadi nama keluarga kami… yeee!

Karena aku sedang merasa sangat bahagia, sini kubagi beberapa apel yang sudah sempat jadi kudapan kami:

  1. Ada banyak mahzab SEO, tinggal pilih mana dulu yang mau dikuasai.
  2. Tahapan-tahapan bikin konten SEO; cari keywords, ganti alt - text di gambar yang diunggah sebagai pelengkap postingan, tulis artikel minimal 500/ 1000 kata, jangan plagiat, gunakan bahasa sendiri, dll.
  3. Memilih niche yang disukai.
  4. Konsisten update postingan dan jangan lupa bagikan ke media sosial.

Cuma 4 poin doang? Kelihatannya sih cuma 4 poin, tapi kalau dijabarkan kayanya bisa jadi 15 postingan sendiri deh. Jadi soal tutorial blogging mah mlipir ke rumah sebelah aja ya, hehe.



Ternyata kumpul dengan ulat-ulat yang memiliki passion sama bisa membuat energi kita menjadi lebih terisi dan tak mudah lelah. Doakan kami di WeBS agar terus istiqomah ngeblognya ya. Btw, insya Allah Mbak Rohmah akan mewakili keluarga WeBS untuk tampil di FB Group Buncek. Hmm, nggak sabar menanti hari itu tiba. Aku sudah menyiapkan lambung untuk makan apel yang dibagikan Mbak Rohmah dong. Insya Allah video kedua #PojokBlogging di Channel Youtube-ku minggu ini juga akan tayang, stay tune ya biar nggak ketinggalan.

Sekarang mau ngedit videonya dulu biar bisa segera disajikan buat teman-teman setiaku. Terima kasih sudah ikut menjadi saksi serunya lika-liku perjalananku menemukan WeBS, keluargaku yang sempat hilang… keluarga yang sangat disayang.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.


1 comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Adakalanya setelah keluar dari zona nyaman, dan berkelana mencari hal-hal baru... Kita akan dituntun kembali pulang untuk menyelesaikan misi yang telah diberikan oleh Sang Mahakuasa....
    DUh... ini pas banget, ya Mbak. Very well said.
    Padahal tadi saya mau komentari tentang kesasar di grup manajemen emosi yang bikin emosi.
    Memang, sih, Mbak, kelas belajar yang sedikit lebih ideal menurut saya, makanya saya ppilih SEO. Selain memang butuh, juga harus dilalui.

    ReplyDelete