header marita’s palace

Ditto Santoso dalam Karyanya; CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor

CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor
Siapa yang selama ini aktif berorganisasi dan memiliki pikiran yang sama denganku ketika mendengar istilah CSR diucapkan? Yang terlintas adalah dana bantuan dari perusahaan, biasanya dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan sosial. Toss kalau pikiran teman-teman kongkow sama denganku. Namun ternyata hal tersebut kurang tepat. Buku terbaru dari Ditto Santoso yang bertajuk CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor telah membuka mataku tentang sebenar-benarnya CSR. Kalian mau ikut membuka mata denganku juga, pals?

Berkenalan dengan Ditto Santoso

Sebelum aku geber lebih lanjut tentang buku bersampul hijau tersebut, yuk kita kenalan dulu dengan sosok Ditto Santoso. Fyi, aku sendiri baru mengenal nama Pak Ditto ketika buku sudah di tangan. Baru setelah kubuka halaman demi halaman, kutemukan dua buku yang sudah rilis sebelumnya. Salah satunya berjudul Pas Butuh Pas Ada, Bijak Mengelola Keuangan Keluarga, langsung deh mulutku membentuk huruf O selama beberapa menit.

Aku ingat pernah membaca ulasan buku itu di blog salah seorang teman. Ulasannya menarik dan membuatku ingin membeli bukunya. Eh, ternyata buku yang ada di tanganku ditulis oleh orang yang sama.
Ditto Santoso praktisi CSR
Pak Ditto adalah seorang praktisi di bidang CSR. Beliau telah lama berkecimpung di berbagai LSM dan beberapa organisasi sosial. Hingga kemudian secara profesional mendapat amanah untuk menjadi penanggungjawab bidang sosial perusahaan pada PT Tirta Investama (Danone AQUA Group), PT Austindo Nusantara Jaya TBK (ANJ Group), dan PT Dharma Satya Nusantara TBK (DSN Group).

Dengan background pengalamannya yang luar biasa tersebut, pantas saja jika tulisan-tulisan di buku bertema CSR ini begitu bernas dan hidup. Sesuatu yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi yang benar-benar nyata dan dikeluarkan dari hati, memang selalu menyentuh dan menginspirasi.

Selain buku Pas Butuh Pas Ada dan CSR & Kolaborasi Lintas Sektor, Pak Ditto juga pernah menerbitkan sebuah buku lainnya, yaitu CID: Catatan Inspiratif Praksis CSR dalam Pengembangan Masyarakat, yang merupakan buku pertamanya. Buku dengan cover hijau yang ada di tanganku memang bisa dibilang kelanjutan dari buku CID tersebut.

Kesan Pertama pada Buku Ini

Berkenalan dengan penulis sebelum memasuki halaman demi halaman buku, membuatku lebih mudah menerima alur tulisan yang disajikan. Sebagaimana kata orang tua, kalau nggak kenal nggak sayang. Mengenal penulisnya secara singkat, bisa menumbuhkan rasa ‘sayang’ dan membuatku bergegas ingin membaca bukunya.
cover buku Ditto Santoso
Jujur ketika buku CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor kuterima, aku sempat su’udzon. Duh, ini pasti berat banget. Sepertinya membosankan nih. Dilihat dari covernya, buku ini terlihat sangat formal dan kaku. Saat menatap sampul bukunya, kupikir aku akan diajak membaca sebuah buku penunjang untuk materi kuliah.
Tapi ternyata kesan pertamaku SALAH BESAR!
Memang benar adanya don’t judge the book by its cover. Begitu kubuka lembar demi lembar, aku tak mau berhenti membaca catatan-catatan dari Pak Ditto di buku ini. Tulisan beliau juga sangat ringan, mudah dipahami dan judul-judul artikelnya itu lo, banyak yang menggelitik.

Sebelum diajak menelusuri buah pikiran Pak Ditto, ada sebuah tulisan pembuka dari Hamid Abidin, Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia. Tulisan pembuka ini juga tak kalah bernas dengan tulisan-tulisan Pak Ditto.

Hal menarik lainnya, di setiap bab dalam buku ini selalu dibuka dengan wawancara Pak Ditto bersama praktisi dan ahli di bidang CSR. Wawancara tersebut membuat isi buku ini semakin kaya dan membuka wawasan tentang membangun program CSR berkelanjutan.

Sebagai jeda antara satu judul artikel dengan judul lainnya, ada sisipan quote dan ilustrasi yang menarik. Semakin menambah nuansa ‘ringan’ di buku ini, berbeda ketika hanya menatap sampulnya saja.

Insights dari CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor

Btw, aku tertarik untuk membaca buku ini karena sejak bergabung dengan komunitas Ibu Profesional Semarang, aku sedikit banyak berkecimpung dalam program sosial, terutama di ranah pendidikan. Setelah vakum karena pandemi, KLIK, salah satu program sosial berkelanjutan dari komunitas tersebut sedang dipersiapkan untuk kembali launching pada awal tahun ajaran baru.

Ada banyak kendala saat kami menjalankan program kampanye anti perisakan dari satu sekolah ke sekolah lainnya tersebut. Namun setelah tuntas membaca buku bersampul hijau dari Pak Ditto ini, kendala itu tak lagi terlihat sebagai beban, yang ada semangatku jadi kembali membara. Sepertinya aku akan membawa buku ini saat meet up bersama teman-teman penggerak KLIK, biar teman-teman juga ikut teracuni semangat positif buku ini.

Apa saja sih yang kudapat setelah membaca buku ini? Kepoin yuk!

Pengertian CSR yang Tepat

Seperti yang kusampaikan di pembukaan tulisan ini, hal utama yang kudapat setelah membaca lembar-lembar pertama buku ini yaitu kesalahpahamanku tentang pengertian CSR diluruskan oleh buku ini. Ternyata CSR bukan sekadar bantuan dana dari sebuah perusahaan untuk dialokasikan ke bidang sosial.
CSR yang merupakan singkatan dari Corporate Social Responsibility adalah sebuah upaya atau agenda perusahaan yang didukung oleh berbagai pihak untuk mengatasi dan mengelola dampak dari aktivitas operasionalnya dalam rangka menjamin keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan.
Jadi ternyata nih, perusahaan itu nggak hanya memberikan dana pada LSM, pemerintah atau komunitas tertentu, lalu lepas tangan gitu. Justru seharusnya organisasi atau komunitas yang mendapat aliran dana, berkolaborasi dengan perusahaan secara maksimal dalam menjalankan program-programnya.

Apalagi perusahaan kan memiliki modal yang lebih besar selain dana, misal sarana dan prasaran, tenaga ahli yang bisa ikut turun ke lapangan dan juga media promosi yang besar. Sayangnya banyak yang salah paham dengan pengertian CSR, hingga akhirnya banyak program-program yang kemudian mandheg, tidak tepat sasaran dan tak berkelanjutan.

Piramida 3C dalam Kolaborasi

Untuk bisa menjalankan CSR sesuai dengan pengertiannya yang benar, diperlukan kolaborasi lintas sektor. Untuk mewujudkan kolaborasi yang optimal, pengaplikasian piramida 3C sangat dibutuhkan. Hamid Abidin dalam tulisan pembuka di buku ini menjabarkan apa saja 3C tersebut;
unsur-unsur piramida 3C
  • Concern, berhubungan dengan kepedulian atau kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam program CSR tersebut. Untuk bisa berkolaborasi dengan oke, setiap pihak harus memiliki kepedulian yang sama dalam sebuah bidang. Meski memiliki kepedulian yang sama, bukan berarti tiap pihak yang berkolaborasi mempunyai kepentingan yang sama pula. Ini yang harus dijadikan perhatian bagi inisiator program; memahami setiap kepentingan pihak-pihak yang terlibat.
  • Capacity, terkait dengan sumber daya atau kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan dan pihak-pihak yang ikut bergabung dalam program tersebut. Inisiator program harus tahu bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang lebih dari sekadar dana bantuan. Oleh karenanya inisator program harus mampu berpikir lebih dari sekadar mendapat dana tunai, tetapi bagaimana berkolaborasi secara maksimal dengan perusahaan.
  • Connect, berkaitan pada strategi pendekatan, komunikasi dan menjalin hubungan dengan perusahaan, termausk juga strategi menjaga, merawat dan mempertahankan kolaborasi.

Berkolaborasi Lintas Sektor Ala Ditto Santoso

Pak Ditto Santoso juga mengaplikasikan piramida 3C dalam menjalankan program-program CSR yang selama ini dikerjakannya. Dalam kisah-kisah yang dibagikan Pak Ditto, pengaplikasian 3C dijabarkan dengan sangat tuntas, meski tidak runtut.

Kita sebagai pembaca harus mencari tahu dan memilah-milah sendiri, manakah yang masuk dalam Concern, Capacity dan Connect. Ada 3 bab di buku ini; Menggagas Kolaborasi, Menguatkan Kapasitas dan Mengelola Kolaborasi. Namun sebelum kujabarkan per babnya, berikut ini informasi terkait buku Pak Ditto:

Judul buku: CSR & Kolaborasi Lintas Sektor
Penulis: Ditto Santoso
ISBN: 978-623-91309-8-5
Editor: Tim Rumah Bangga
Penata Isi: @BeneRidhiantoPS
Desain Kover: @BeneRidhiantoPS
Ilustrasi: Freepik.com
Penerbit: Klilplus Asia dan Rumah Bangga
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2021
Jumlah Halaman: 163

Menggagas Kolaborasi

Membuka bab pertama di buku ini, ada sebuah tulisan hasil wawancara Pak Ditto bersama Timotheus Lesmana Wanadjaja, Ketua Filantropi dan Bisnis Indonesia untuk Sustainable Development Goals. Totalnya ada 9 tulisan yang bisa kita temukan di bab ini. Secara garis besar, bab ini lebih banyak menjabarkan tentang poin Concern pada piramida 3C.

Ada beberapa cerita Pak Ditto yang seru dan menggelitik di bab pertama ini. Salah satunya dalam tulisan berjudul Kepaten Obor. Jadi ingat ibuku dulu sering memberiku wejangan dengan istilah tersebut. Maksudnya jangan sampai kita memutus silaturahmi dengan kerabat. Harus saling mengunjungi dan menanyakan kabar.

Ternyata dalam berkolaborasi Kepaten Obor ini juga harus dijadikan pedoman. Jangan sampai kita mendatangi perusahaan atau pihak terkait yang membantu program sosial hanya saat membutuhkan dana atau bantuan. Lebih parah lagi kalau ternyata lama tak pernah mampir ke kantornya, sekalinya mampir kita tak tahu kalau pemangku kepentingannya sudah berbeda. Kan malu-maluin ya?
memetakan kapasitas dalam kolaborasi CSR
Di bab pertama ini juga ada tulisan berjudul Shopping List yang bisa membuka mata kita terkait poin Capacity dalam piramida 3C. Di bagian akhir tulisan ini ada peta sumber daya pemangku kepentingan yang bisa kita manfaatkan dalam memaksimalkan kolaborasi lintas sektor untuk menyusun sebuah program CSR berkelanjutan.

Menguatkan Kapasitas

Jika di bab pertama lebih banyak berfokus pada poin Concern, bab kedua mengajak kita menelusuri poin Connect. Dibuka dengan wawancara pak Ditto bersama Yanti Triwadiantini, founder dan CEO Partnership-ID dan dilanjutkan dengan 10 tulisan lainnya. Total ada 11 tulisan bernas di bab kedua ini.
Inti dari bab kedua adalah bagaimana cara kita memaksimalkan kolaborasi dengan berjejaring, memahami cara berkomunikasi efektif dan bagaimana fokus terhadap solusi, bukan pada permasalahan atau kendala yang dihadapi.
Tulisan berjudul Lirikan Matamu cukup menggelitik. Di sini Pak Ditto menceritakan bagaimana serunya bertemu dengan ibu-ibu untuk membahas pembangunan desa. Ada seorang ibu yang memberikan kode dengan melirik seseorang yang duduk di sudut tertentu.

Pak Ditto memahami lirikan mata tersebut, dan meminta salah seorang rekannya untuk segera mengajak pergi orang yang dilirik si ibu. Ternyata orang ini adalah kepala dusun. Mungkin kalau ada kepala dusun di situ, si ibu sungkan mau mengungkapkan ide-idenya, hehe.
tips berjejaring
Cerita tersebut mengingatkanku tentang unsur-unsur komunikasi efektif. Di mana bahasa tubuh merupakan unsur terbesar dalam keberhasilan komunikasi. Begitu juga dalam berkolaborasi dengan lintas sektor, kita perlu tanggap memahami bahasa-bahasa tubuh dan gaya komunikasi para pihak terkait.

Selain Lirikan Matamu, tabel The ABC of Networking yang disisipkan di bab ini juga cukup membantu dalam proses berjejaring dengan para pihak terkait.

Mengelola Kolaborasi

Bab terakhir dalam buku CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor ini diawali dengan wawancara khusus Pak Ditto Santoso dengan Nurul Iman, Sekretaris Jenderal Corporate Forum for Community Development 2017-2020. Wawancara tersebut menjadi jalan pembuka untuk 7 tulisan lainnya terkait bagaimana mengelola kolaborasi agar menghasilkan program CSR yang berkelanjutan. 
Yang aku garis bawahi dalam pengelolaan kolaborasi yaitu pentingnya menjaga komitmen antara berbagai pihak terkait. Oleh karenanya penting ada hitam di atas putih, alias MoU. Agar kerjasama bisa terikat dan berjalan sebagaimana mestinya.
Selain komitmen, kehadiran tim inti dalam sebuah kolaborasi juga hal utama. Diceritakan dalam tulisan berjudul Roda Gila, bahwasanya dalam sebuah program harus ada orang-orang yang bisa menjadi roda gila. Saat orang lain sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, roda gila ini yang akan tetap menggerakkan program hingga titik darah penghabisan.

Aku jadi ingat program KLIK yang diinisiasi oleh mbak Indah Laras di Komunitas Ibu Profesional Semarang. Ada banyak orang yang bergabung dalam program ini, tetapi pada akhirnya hanya ada beberapa nama yang siap menjadi roda gila. Nama-nama yang selalu ada di setiap kegiatan berlangsung, siap jalan dalam suka dan duka.
quote tentang corporate social responsibility
Aaah, membaca buku ini malah membuatku ingin segera turun ke lapangan. Rindu sekali rasanya bertemu dengan murid-murid SD yang polos dan lucu itu. Juga nggak sabar untuk mempraktekkan semua ilmu yang disampaikan oleh Pak Ditto Santoso. Benar-benar buku kece yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berkecimpung di dunia sosial.

Jika teman-teman kongkow ingin memiliki buku ini, hubungi saja Rumah Bangga. Aku juga otw pesan dua buku lainnya nih. Jatuh cinta sama gaya tutur Pak Ditto yang asyik banget. Btw, doakan ya semoga program terbaru dari KLIK bertajuk Kindness Project bisa segera berjalan di awal tahun ajaran baru nanti. Kalau kalian siap terjun ke program CSR dan Kolaborasi Lintas Sektor, pals?

29 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Terima kasih atas reviewnya, Kakak. Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Asliiik...jadi kepo Ama bukunya sisss..menariiqqque😍

    ReplyDelete
  3. Topik berat dan membosankan, tetapi bisa disampaikan dengan mengasikkan. Menarik sekali

    ReplyDelete
  4. Wah keren ya buku ini memberikan wawasan baru untuk kita tentang CSR melalui tulisan menggelitik untuk disimak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mbak, bisa jadi buku saku buat teman-teman yang bergerak di bidang ini.

      Delete
  5. Artikel yang menarik untuk dibaca. Menambah wawasan sekali.

    ReplyDelete
  6. Hwah baca reviewnya saja jadi paham nih konsep CSR, secara selama ini masih salah ternyata memaknai CSR. Look interesting book

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Pak, saya pun baru tahu setelah baca buku ini. Very interesting, must read. Kalau perlu baca buku sebelumnya ini dulu, baru lompat ke sini hehe.

      Delete
  7. Sejujurnya, saya mau nanya sama mbak Marita, nulis review buku sepanjang ini, gimana ya cara jaga konsentrasinya?
    Saya gampang banget kedistract, dan kalau sudah gak fokus, bener2 harus mulai dari awal lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, biasanya sambil baca udah highlight mana yang mau dimasukkan ke ulasan, terus bikin kerangka tulisan dulu. Poin-poinnya apa aja. Jadi pas nulis lebih mudah bu.

      Saya kalau udah nulis jarang kedistrak, kek hidup di dunia sendiri :D :D

      Delete
  8. Kudu konsentrasi penuh nih, baca bukunya. Tapi reviewnya Mbak Marita enak. Kayaknya enteng² aja baca buku ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang enteng kok mbak, covernya menjebak. Aslinya mah enteng bukunya. Ngalir banget.

      Delete
  9. Waahh, bagus nih. Baru tahu konsep CSR dari buku ini. Seringkali menebak isi lewat judulnya saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes, apalagi lihat covernya kek gini, biasanya udah mundur duluan, padahal isinya kece beud.

      Delete
  10. Aku kalau baca buku2 ginian harus punya konsentrasi yang tinggi dulu, heheh
    Mungkin karena uda keseringan sama novel, paling yang diluar novel yaa nonfiksi ringan2 gitu, hehehe..
    Dari review-nya mba uda ada bayangan sihh buku ini secara keseluruhannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, awalnya aku pun maju mundur mbak, ternyata sekali baca nggak bisa berhenti. Tulisannya mas Ditto ngalir banget. Bahasanya juga mudah dipahami sekali baca.

      Delete
  11. CSR adalah suatu bentuk tanggung jawab perusahaan pada lingkungan sekitar atau pihak mana pun yang turut mendukung terhadap produk yang dihasilkannya.

    Sebuah insight baru tentang CSR! 🤩 ntaps!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups... menarik ya? Kirain selama ini CSR itu perusahaan kasih duit doang hehe.

      Delete
  12. Berasa lagi kuliah lagi mba, tapi menarik banget bahas tentang CSR. Itu bukunya beneran nggak bikin mikir berat kan mba? Kayaknya aku harus kurang-kurangin baca buku fiksi :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, nggak mbak. Santuy dan enteng kok bukunya. Malah beratan buku fiksinya, soalnya aku kalau pilih buku fiksi yang pakai mikir dulu hahhaa.

      Delete
  13. Jadi inget pas kuliah dulu, bukan aku sih yang lakuinnya. tapi teman-temanku.
    jadi organisasi kampus suka ngajuin proposal ke perusahan-perusahaan gitu. ternyata memang ada bagiannya yg ngurus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyess... cuma dulu tahunya perusahaan ngasih duit doang, kelar. Ternyata perusahaan sebenarnya bisa bantuin dalam menjalankan proses programnya. Ciamik ya..

      Delete
  14. Thank you mbak. Doa yang sama untukmu.

    ReplyDelete
  15. Menarik sekali ini mbaaa... Memanglah aku selalu ketagihan baca tulisan mba Marita ini.. selalu sukaaaa

    ReplyDelete
  16. Dari kuliah udah ngurusi dana csr organisasi, terus sekarang baru tau ternyata bisa ikut bantu programnya juga, informatif sekali mbak. Makasih yaaa

    ReplyDelete
  17. Kayaknya seru ya membaca tentang csr dari pakarnya sendiri. Dan sepertinya bahasan dalam buku bisa diterapka dalam banyak hal, ga cuma csr aja

    ReplyDelete