Sebut saja ia Rihani. Tak lebih. “Cantik?” “Tidak, tak lebih cantik dari ibuku”. Ah kulihat keningmu berkerut melihat jawabku. Kenapa? Karena ia tak cantik? Iya, memang tak cantik, menurutku.…
aku ingin merindumu lagi, karena desir itu menghangatkan... aku pun ingin mencemburuimu lagi, karena detak jantung itu menggetarkan aku tidak ingin lupa mencecap rasa2 yang pahit juga sakit..…
Satu per satu orang mendekatiku. Menyalamiku dengan tatapan haru. Tak jarang pula mereka menjatuhkan pelukan padaku sambil berkata dengan kebijaksanaan mereka yang tak pada tempatnya, “Sabar ya ndu…
Tak perlu kau tahu namaku. Bukan hal yang penting bagiku. Panggil saja aku Mr. X. Misterius, mungkin kau berpikir seperti itu? Yang perlu kau tahu, aku lelaki tulen, tampan, cerdas dan kaya! Dala…
Aku dipaksa untuk memasukinya... Sudah bisa kueja kebenciannya. Ayahnya seorang pemabuk berat, pun laki-laki yang kupanggil ayah pun sama sepertinya. Ibunya wanita yang terkungkung ketradision…
Jalan itu haruskah kututup? Aku lelah mungkin menyesal memilihmu yang lagi-lagi menempatkanku pada wajah2 doktrin yang hina tak kah kau sadar aku lelah? aku tak mau lagi sama aku ta…