header marita’s palace

Profil Sitatur Rohmah, Dari Jurnalis Radio Banting Setir Jadi Bloger

profilsitatur rohmah
Kali ini aku akan mengajak temen kongkow kenal lebih dekat dengan profil Sitatur Rohmah. Ibu tunggal yang tinggal di Kecamatan Serengan, Solo ini adalah salah seorang temen bloger yang perjalanan hidupnya begitu luar biasa.

Pada Sabtu, 6 November 2021, aku sempat meminta bantuan kepadanya sebagai narasumber untuk tugas akhirku pada sebuah pelatihan jurnalistik di salah satu portal berita. Saat itu mbak Sita, begitu ia biasa dipanggil, menyambut dengan baik. Ia kemudian menceritakan bagaimana prosesnya menjadi seorang bloger dan penulis buku yang cukup aktif.

Karena sayang jika tulisan itu hanya ndongkrok di email sebagai setoran tugas, aku juga sudah meminta izin untuk menerbitkan profil Sitatur Rohmah di blog ini. Biar makin banyak yang kenal betapa kerennya sosok perempuan yang satu ini.

Profil Sitatur Rohmah: Perjalanan Menjadi Bloger

Mbak Sita, sapaan akrab perempuan yang bernama lengkap Anik Sitatur Rohmah ini, menjelaskan awal mula ia memulai kariernya di dunia blog.

Berawal dari ketertarikannya bisa menghasilkan uang dari blog, baik lewat sponsored content ataupun Adsense, dia mulai membuat blog pertamanya dengan platform Blogspot pada tahun 2019.

Ia mengingat uang pertama yang didapatkan dari blog yaitu sebesar Rp100 ribu. Uang itu merupakan fee dari mengikuti sebuah lomba yang digelar oleh sebuah agensi bloger. Dari pengalaman pertama itulah, Sita semakin semangat membangun blognya.

Hingga kemudian memutuskan membeli top level domain (TLD) untuk blog pertamanya. Blog tersebut dinamai sesuai dengan namanya; Sitatur Rohmah. Selang 8 bulan kemudian, Mbak Sita kembali membangun blog yang kedua. yang diberi tajuk Ide Kece.

Menurut penuturan Mbak Sita, saat ini ia telah memiliki enam buah blog yang siap dikembangkan. “Jiwa wartawanku dulu tersalurkan,” tutur Sita saat aku menanyakan apa yang menarik dari dunia blog.
anik sitatur rohmah

Mantan Jurnalis Radio

Jauh sebelum menekuni dunia blog dan buku, Sitatur Rohmah adalah seorang broadcaster dan jurnalis radio. Dia menjalani profesi ini dari tahun 1991 - 2004 di Radio PTPN Rasitania FM.

Dari profesinya ini, Mbak Sita belajar meliput, menulis naskah dan membuat produksi siaran, yang ternyata kini masih bermanfaat dalam proses mengelola blog dan menulis buku.

Ketika aku bercerita tujuanku mewawancara Mbak Sita, ia mendukungku agar menuntaskan pelatihan dengan baik. Kemudian ia pun mengenang masa kerjanya saat menjadi jurnalis radio. “Tugasnya dijalankan dalam tim. Setiap pagi akan ada rapat redaksi untuk memilih topik apa saja yang akan diangkat hari itu.”

Lalu pembagian tugas siapa ke lapangan, siapa stay di kantor untuk menunggu liputan dan tapping berita,” ucap Sita.

Ditambahkan oleh perempuan kelahiran tahun 1971 ini, tugasnya saat itu adalah membuat berita utama dua kali sehari dan membuat flash news setiap jam.

Dari pekerjaannya sebagai jurnalis radio, Mbak Sita pernah terbang ke Amerika untuk menjalani pelatihan selama tiga minggu. Sepulangnya dari Amerika, ia mendapat pengalaman tak terlupakan. Keren ya, pals?

Saat itu aku berhasil create News Room Team. Mulai rekrut, wawancara, training sampai building news room team. Langsung praktik dan sukses,” tutur Mbak Sita.

Sebuah hal yang membanggakan bagi Mbak Sita, saat ini salah satu tim jurnalisnya telah bergabung dengan program TV Mata Najwa. Melihat salah satu rekannya telah mencapai karier yang membanggakan, mbak Sita pun ikut bahagia.

Setelah puas dengan pekerjaannya sebagai jurnalis radio, mbak Sita memutuskan resign pada 2004 dalam kondisi sedang mengandung anak pertama. Ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga agar bisa merawat anak-anak dengan tangannya sendiri.

Hingga panggilan hati untuk kembali berkarya mulai menyeruak di hatinya. Pada 2018, ia memulai terjun ke dunia penulisan buku ketika anak bungsunya telah mulai duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Penulis Buku

Sebelum mbak Sita terjun ke dunia blogging, sebenarnya aku sudah mengenalnya sebagai penulis buku. Kami juga pernah tergabung dalam proyek antologi yang sama pada sebuah komunitas menulis, Pejuang Literasi.

Selain mengembangkan keenam blognya, ibu dari Dian, Isam, Sofi, dan Arif ini juga menekuni dunia penulisan buku. Sudah ada sekitar dua puluhan buku antologi yang diterbitkan bersama penulis lainnya.

Sementara itu buku solo pertamanya berjudul ‘365 Hariku Bersama Ananda’ diterbitkan oleh Metagraf, imprint dari Tiga Serangkai, pada Desember 2019.
cover buku 365 Hariku Bersama Ananda
Buku bergenre parenting untuk anak berkebutuhan khusus ini menceritakan kisah Mbak Sita dalam mendampingi anak kedua yang mengidap gangguan Selective Mutism.

Diceritakan oleh Sitatur Rohmah, Selective Mutism yaitu gangguan kecemasan yang membuat anak fobia bicara atau memilih mode diam di lingkungan yang membuatnya tidak nyaman.

Buku tersebut disusun Sita sebagai panduan bagi orangtua, guru dan siapa saja agar tahu apa dan bagaimana cara menangani anak yang memiliki kasus sama dengan putra keduanya, Isam.

Pengalamannya di dunia penulis juga semakin menarik ketika Sita mendapat kesempatan menjadi ghost writer. Adapun buku yang disusunnya yaitu sebuah biografi dari seorang tokoh pebisnis batik di Solo. Buku tersebut disusun dalam rangka merayakan ulang tahun sang pebisnis yang kelima puluh.

Untuk memberikan bukti dan penguatan terhadap profesinya, pada bulan September 2019, Sitatur Rohmah mengikuti uji sertifikasi penulis non fiksi. Ujian tersebut dinyatakan lulus dan ia telah mendapat sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Berbekal sertifikat tersebut, Mbak Sita merasa memiliki kekuatan bahwa ia adalah seorang penulis non fiksi dengan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.

Saat ini Mbak Sita masih mengerjakan buku solo kedua dan ketiga. Juga sedang proses mengajukan buku keempat dan kelima ke penerbit. Tak tanggung-tanggung, ia pun sedang mengajukan tema untuk buku keenam.

Ketika aku menanyakan apa motivasinya untuk terus aktif berkarya baik di dunia blog maupun penulisan buku, dia menjawab, “Motivasi untuk menjalani keduanya dengan serius adalah karena aku single mom.”

Keempat anakku masih butuh biaya sekolah. Kalau buku dan blog serius dikerjakan, insya Allah bisa jadi ladang rezeki untuk anak-anak,” kata Sita.

Suami Sitatur Rohmah telah meninggal dunia pada 2020 karena Covid-19. Ia menceritakan bagaimana dunianya runtuh seketika saat itu.

Apalagi sepeninggal suaminya, mbak Sita dan anak-anak masih harus berjuang sembuh dari virus Covid-19 yang juga menyerang mereka.

Aku dulu kuat karena lihat mereka butuh support untuk sehat. Kalau aku rapuh, aku bisa saja kehilangan anak-anakku juga,” ujar Sita.

Setelah satu bulan rehat, Sita kembali fokus untuk memulai hari-harinya. Alasan utama kenapa blog dan buku dipilih sebagai jalan rezeki untuk anak-anaknya, karena pekerjaan tersebut bisa dikerjakan di rumah, tanpa harus meninggalkan mereka.

Kalau memilih pekerjaan lain mana bisa aku membuatkan masakan untuk mereka, mencuci baju mereka atau sekadar bergosip kabar Indonesia terkini dengan anak-anakku yang sudah tumbuh remaja,” tutur Sita kepadaku

Ibu empat orang anak ini memiliki tekad bahwa melalui blog dan buku, ia akan bisa membiayai anak-anaknya hingga selesai kuliah.

Inspiring banget ya profil Sitatur Rohmah, pals? Semoga semangatnya yang begitu luar biasa bisa menular kepadaku dan juga temen kongkow yang membaca postingan ini. Semoga segala hal yang dicita-citakan mbak Sita bisa tercapai. Aamiin.

4 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Wah gak nyangka kalau dulunya penyiar radio, keren banget dong jadi pengin belajar jadi penyiar radio. Tapi banting setir ke blogger bisa saja, ya, Mbak. Mantep deh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, mbak Anisa. Apa kabar, mbak? Thanks supportnya

      Delete
  2. Makasih mbak Marita, liputannya keren!

    ReplyDelete
  3. wah keren mbak Sita, nggak nyangka ternyata pernah menjadi seorang penyiar, keren banget
    dan sekarang full time blogger, inspiring banget

    ReplyDelete