header marita’s palace

7 Tokoh yang Menginspirasiku Untuk Tetap Memegang Pena



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Waktu terus berderak dan daftar PR ku semakin panjang, maka hari ini aku sudah berazzam untuk menuntaskan agar tidak semakin mengular. Membicarakan sosok inspirator dalam hidupku, aku merasa ada banyak orang. 

7 Sosok Inspirator Bagiku

Salah satu hobiku adalah membaca biografi orang-orang sukses, mencari tahu bagaimana perjuangan hidupnya dan aku belajar banyak dari kisah-kisah tersebut. Namun jika disodorkan pertanyaan siapa saja yang menginspirasiku untuk tetap memegang pena, maka 7 orang ini jawabannya.

1. Eyang Putri


Seperti yang aku ceritakan di #10DaysChallenge #WanitadanPena #Day1, eyang putri memberikan pengaruh besar bagiku dalam belajar merangkai kata. Ada kalanya malas menyerangku, saat itu tiba aku hanya perlu mengingat memori bersama eyang putri. 

Bagaimana beliau sabar mendampingiku dalam penulisan jurnal perjalanan, mendorongku untuk berani mengungkapkan ide dan menunjukkan padaku bagaimana menulis yang benar. 


2. Ibu


Selain eyang putri, ibu juga memberikan inspirasi yang besar dalam urusan tulis-menulis. Sejak ibu sakit, ibu mulai menuliskan jurnalnya. Ada beberapa buku berisi jurnal kehidupannya selama beliau menjalani episode pesakitan. 

Aku ingin sekali suatu saat benar-benar bisa membukukan kisah hidup ibu yang lebih berliku dari sinetron Indonesia, agar cucu-cucunya yang tak sempat mengenal ibu dengan baik, bisa merasa lebih dekat dengan kehidupannya.

Baca juga: 8 B Warisan Ibu; Inspirasiku Menjalani Hidup

3. Adik


Aku dan adik sama-sama suka membaca dan menulis. Mungkin darah dari eyang putri dan ibu memang sangat kuat untuk urusan satu ini, maka tak heran jika bidang yang kami pilih pun sama. 

Adikku saat SMA pun juga mengambil kelas bahasa sebagai pilihan belajarnya. Sama sepertiku, ia pun rajin mencatat jurnal hariannya di dalam diary. 

Diary yang hingga kini masih sering aku baca untuk mengingatnya. Kepergiannya pada 2013 yang mendadak membuatku limbung dan tak percaya. Aku ingin tetap menulis bukan sekedar untuk menuntaskan impianku, tapi juga impiannya.

Baca juga: Kado untuk Icha

4. Helvy Tiana Rosa


Saat duduk di bangku sekolah dasar, aku tak lagi membaca Bobo. Aku merasa Bobo sudah tak lagi mengakomodasi daya nalar dan imajinasiku. 

Saat SMP, aku mulai mengenal Annida dan Horizon. Dua majalah ini adalah santapanku setiap minggu. Aku berlangganan Annida dan dari sana aku bertemu banyak karya dari mbak Helvy Tiana Rosa.

Senang sekali membaca tulisan-tulisan indahnya. Nggak sekedar indah, tulisannya membawa pedang dakwah yang mengagumkan. Terbersit di hatiku kala itu, ingin menjadi penulis yang tak sekedar bisa menulis, namun juga bisa menebarkan manfaat sepertinya.

5. Tere Liye


Sebenarnya ada banyak penulis favorit yang menginspirasiku, seperti Seno Gumira Ajidarma dan Tasaro GK. Namun Tere Liye menempati ruang khusus. 

Membaca novelnya selalu tak ingin beranjak dari halaman satu ke halaman lainnya. Buku beratus-ratus halaman bisa terasa nikmat dan tak membosankan karena kisahnya yang begitu mengalir dan kuat.

Selalu mampu membuatku bertanya-tanya, bagaimana para penulis hebat ini bisa merangkai kata menjadi kalimat, lalu menjadi paragraf hingga menjadi sebuah cerita utuh yang memukau. 

6. Hanum Rais


Aku mengenal karya-karyanya sejak film 99 Cahaya Langit di Eropa diluncurkan. Awalnya aku lebih dulu menonton filmnya baru membaca bukunya. 

Baru kali itu aku tak kecewa pada film yang diadaptasi dari sebuah buku. Baik film dan bukunya mempunyai kekuatan masing-masing. Sejak itu aku selalu rajin membeli karya-karya terbarunya. 

Yang terbaru ada Sarahza, novel yang juga langsung habis kubaca sekali duduk. Ditulis dengan cantik dan penuh hikmah hidup. Aku juga sedang menunggu film terbarunya tayang, Hanum & Rangga. 


7. Kamu

Siapa kamu? Ya, kalian teman-teman terbaik yang selalu menyempatkan waktu untuk singgah ke sini dan membaca tulisanku yang masih jauh dari kata bagus. Yang terkadang japri bertanya “kok belum update tulisan lagi, mbak?” 

Tak jarang pesan dari teman-teman membuatku tersipu malu, “mbak aku suka tulisanmu, nulis terus yaa…” Bagi seorang writer wanna be dan blogger cupu sepertiku, hal-hal sederhana ini sangat menguatkanku untuk tidak lelah menggenggam pena. 

Terima kasih untuk teman-teman yang setia menemani prosesku belajar menulis. Terima kasih untuk teman-teman yang masih setia mengunjungi istana mayaku ini. 

Terima kasih untuk teman-teman yang mempercayaiku untuk tetap berkarya, dan mau belajar bersama tentang literasi dan blogging. Semua guru, semua murid. Keep writing, keep sharing ya pals. Sarang ae….. :)

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com