header marita’s palace

Handmade Journal Hibrkraft Temani Rutinitas Self Talk-ku

handmade journal hibrkraft teman self talk-ku
Apa hubungannya antara handmade journal Hibrkraft dengan self talk? Mungkin sebagian besar teman-teman kongkow ingin tahu. Nggak perlu kepo lama-lama karena aku bakal menceritakannya buat kalian.

Ngobrol dengan orang lain memang bisa memberikan kita kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan rasa, bahkan bisa juga mendapat inspirasi dan wawasan baru. Namun, pernahkah kita meluangkan waktu untuk membuka obrolan dengan diri sendiri, pals?
Sebagai orang yang susah menjalin persahabatan, inner circle-ku nggak terlalu banyak. Walaupun banyak orang mengira aku typical yang suka ‘beredar’ dan aktif berkegiatan dengan banyak orang, sebenarnya teman dekatku bisa dihitung dengan jari.

Apalagi keras kepalaku ini susah banget ditaklukin orang lain. Jangankan orang lain, ibu dan suamiku sendiri aja suka geleng-geleng lihat kelakuanku. Kalau belum kena batunya sendiri, ya nggak bakal dengerin orang lain, wkwk.

Namanya juga tipe thinking introvert, ya gitu deh. Pendapat orang lain jadi hal paling terakhir yang kupertimbangkan. Bukannya nggak mau denger pendapat orang sih. Didengerin kok pendapatnya, tapi belum tentu dilakuin, wkwk. Semua dipikir sendiri, diwolak-walik sendiri kalau kata orang Jawa. Baru kalau sudah ketemu celahnya, ahaay begini to maksud pendapat mereka.

Begitu juga saat lagi bad mood ataupun sedih, penghiburan dari orang terdekat memang sangat berarti. Namun aku tak bisa benar-benar bangkit jika dari dalam diriku sendiri masih belum mau melakukannya. Makanya buatku self talk secara rutin itu penting banget.
pengertian self talk

Pengertian Self Talk

Emang sebenarnya self talk itu apa sih? Apakah sesederhana ngomong sendiri gitu?

Dari beberapa sumber yang kubaca, bisa disimpulkan bahwasanya self talk adalah sebuah teknik berkomunikasi dengan inner voice dalam beragam kondisi dan situasi.

Self talk bisa berupa bisikan di dalam hati, ataupun kita teriakkan dengan lantang. Tujuannya adalah untuk memberikan sugesti kepada diri sendiri hingga kita menjadi lebih sadar dalam berpikir, merasa dan bertindak.

Tak hanya itu, para ahli bahkan banyak yang berpendapat jika self talk bisa menentukan apakah nantinya kita akan jadi orang baik atau tidak. Apakah kita akan jadi orang yang jaga kesehatan atau tidak. Apakah kita jadi orang yang percaya diri atau tidak. Bahkan self talk bisa menentukan apakah kita mau terus maju menghadapi segala tantangan, atau memilih untuk stuck di tempat.

Manfaat Self Talk

Ternyata sepenting itu ya untuk mengalokasikan ngobrol sama diri sendiri. Yup, sesekali kita perlu membuka telinga lebar-lebar dan mendengar apa sih sebenarnya yang mau disampaikan oleh inner voice kita. Lalu pelan-pelan berdiskusi dengan inner voice tersebut. Hingga yang tadinya terasa sumpek dan ruwet di kepala, jadi terurai satu per satu.

Itu manfaat secara garis besarnya, di bawah ini aku mencoba menuliskan poin-poinnya:
manfaat self talk untuk jiwa

1. Menghadirkan Kedamaian di Dalam Diri

Pernah nggak sih merasa isi kepala sangat ruwet dan sumpek? Cobalah diam sejenak dan dengarkan inner voice kita. Pelan-pelan energi optimis akan muncul. Saat energi positif itu sudah mengalir ke semua titik-titik di dalam tubuh, kita jadi lebih mampu menerima segala kejadian, bahkan termasuk menerima hal-hal yang mengkhawatirkan. Penerimaan diri akan melahirkan kedamaian.

2. Mengusir Rasa Stress

Ada kalanya kita mengalami tekanan-tekanan yang cukup berat. Misal, situasi pandemi yang nggak tahu kapan selesainya. Baru mau legaan dikit, eh ada lagi virus Covid jenis baru yang bikin grafiknya naik lagi. Mungkin ada waktu-waktu tertentu di mana kita merasa sangat nggak berdaya. Saat itu cobalah ngobrol dengan diri sendiri, tekanan yang tadinya terasa menghimpit perlahan akan terangkat.

3. Memberikan Kekuatan

Saat kita merasa dalam titik terendah, terus ucapkan kata-kata positif pada diri sendiri. Maka perlahan kata-kata itu akan menjadi sugesti di alam bawah sadar dan kita akan mendapat kekuatan untuk mengatasi segala macam kebingungan dan kekhawatiran.

4. Tumbuh Menjadi Orang Ber-‘Positive Vibes Only’

Dengan rutin melakukan self talk, kita akan selalu mampu melihat segala hal dari kacamata positif. Hingga kesulitan yang dihadapi bisa kita lihat sebagai challenge.

5. Sebagai Self Reflection

Saat ngobrol dengan diri sendiri, kita secara nggak langsung juga berproses untuk mengingat apa yang telah kita alami sambil menggali hikmah dari pengalaman tersebut. Hal ini akan membentuk kita sebagai pribadi yang dewasa dan lebih matang.

Tuh, manfaat self talk nggak main-main kan, pals? Ayo deh alokasikan waktu untuk ngobrol sama diri sendiri!

Bagaimana Memulai Self Talk?

Nggak sedikit orang yang memiliki masalah dipaksa oleh keluarganya untuk pergi ke psikiater, konselor atau psikolog, tapi nggak ada perubahan sama sekali dari dalam dirinya. Kenapa?

Jawabannya mudah, karena self talk di dalam dirinya belum mau berubah. Seperti pengalaman yang kutulis di awal kan? Meski banyak orang yang memintaku sabar, kuat, dan hal-hal baik lainnya, aku tak akan bisa mencapai titik itu, jika jauh dari dasar jiwaku masih menolak untuk melakukannya.
quote self talk
Pernah nggak sih kita gemes sama orang, udah dinasehatin berulangkali masih aja ndableg. Nanti kembali lagi kejeblos masalah yang sama, curhat lagi ke kita, tapi ya ujung-ujungnya begitu-begitu aja. Ya, karena untuk bisa berubah, kita perlu self talk yang positif. Bukan orang lain yang bisa mengubah diri kita, tapi keinginan dan usaha kuat yang ada di dalam diri. Nah, keinginan dan usaha ini muncul dari mana? Muncul saat kita sudah berhasil ngobrol secara intens dengan inner voice di dalam diri.

Nah, buat teman-teman kongkow yang baru mau memulai self talk, perhatikan hal-hal berikut ini:
  • Mengubah mindset
  • Gunakan kata-kata positif, misalnya: daripada mengatakan “Aku tidak takut”, gunakanlah “Aku berani.”
  • Mengubah kebiasaan dan membentuk kebiasaan baru.

Cara Melakukan Self Talk

Setelah tahu cara memulainya, yuk pilih metode apa yang paling cocok dengan diri dan kebutuhan kita. Berikut ini beberapa opsi yang bisa kita lakukan untuk ngobrol dengan diri sendiri:
cara melakukan self talk

Berdzikir dan Tazkiyatun Nafs

Sembari merapal asma Allah, kita ingat betapa banyak nikmat yang Allah kasih. Bibir yang tadinya basah oleh keluh-kesah, akan terganti dengan energi positif.

Berbagai Macam Self Therapy

Ada banyak self therapy yang kini bisa kita pelajari, ada SEFT, EFT, CTC, Erase, dan masih banyak lagi. Jikalau teman-teman kongkow cocok dengan salah satunya, cara ini bisa menjadi jalan berkomunikasi dengan inner voice kita.

Meditasi

Pernah mendengar Sejenak Heningnya Adji Silarus? Sembari mengolah nafas, kita akan lebih khusyuk berbincang dengan diri sendiri.

Morning Pages Journaling

Journaling alias menulis jurnal juga bisa menjadi salah satu cara ngobrol dengan diri sendiri. Ya kali takut dianggap ‘aneh’ sama anak-anak dan suami, kita bisa menyalurkan obrolan dalam hati dan kepala lewat tulisan.

Metode journaling sendiri ada banyak macamnya ya. Ada bullet journal, art journal, gratitude journal, junk journal, traditional journal, morning journal, doodle journal, ideas journal, bahkan sampai quran journal pun ada.

Sejauh ini aku sudah pernah mencoba traditional journal, gratitude journal, ideas journal dan quran journal. Namun sayangnya tak lagi bisa serutin zaman sekolah dulu. Setiap malam coret-coret diary, apa saja ditulis dengan lepas.

Nah, berhubung akhir-akhir ini isi kepalaku mulai sering terasa ruwet, aku memilih self talk dengan melakukan morning pages journal. Alias nulis jurnal di pagi hari. Jadi kalau dari yang kubaca, morning pages journal itu konsepnya gini pals, meluangkan waktu selama kurang lebih 15 menit setiap pagi, untuk menulis sekurang-kurangnya tiga lembar tentang apa-apa saja yang ada di dalam kepala.
morning pages  journaling
Tujuannya agar isi kepala yang ruwet di pagi hari bisa lebih terorganisir, sehingga kita bisa menjalani kegiatan di hari itu dengan lebih rapi dan teratur.

Nah, tapi kan aku sudah lama nih nggak menulis tangan. Tangan tuh rasanya kaku buat merangkai huruf gitu lo. Saking seringnya menekan tuts keyboard laptop. Padahal manfaat menulis tangan tuh banyak banget. Bahkan dari tulisan tangan bisa dibaca kondisi jiwa kita saat itu.

Gara-gara pernah ikut kelas grafologi, aku jadi pengen belajar menulis tangan lagi. Jangan-jangan selama ini hidupku ruwet karena tulisan tanganku yang semakin ruwet, wkwk. Jadinya bisa sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui kan? Sambil self talk, sambil belajar nulis tangan, hehe.

Berhubung masih dalam taraf belajar, aku agak keluar pakem sih dari morning pages journal. Yang harusnya nulis minimal 3 lembar, aku hanya nulis kata-kata motivasi gitu. Terus sok ala-ala kubikin indah, padahal mah B aja, wkwk. Maklum nggak jago lettering juga. Pokoknya aku happy aja lihatnya, hihi.

Jadi kalau malam aku nulis jurnal syukur, paginya saat bangun tidur atau habis subuhan gitu aku nulis morning pages journal biar lebih semangat menjalani hari.

Kenapa Memilih Self Talk Lewat Journaling?

Tadi udah sempat kusinggung sih, salah satu alasan kenapa memilih self talk lewat journaling karena pengen belajar nulis tangan lagi. Aku tuh punya kebiasaan buruk sejak lebih sering berteman dengan laptop dan HP. Apalagi sejak pandemi di mana semua kegiatan dialihkan lewat digital.

Aku mencatat hasil seminar dan kajian dengan langsung mengetikkannya di microsoft word atau notes HP gitu. Gara-garanya kalau kutulis pakai tangan di buku, ada saja bagian yang gagal kubaca. Padahal itu tulisanku sendiri, wkwk.

Rasa-rasanya tuh otakku sudah sampai W, tapi kecepatan tanganku baru sampai di J. Jadi akhirnya tanganku terpaksa kebut-kebutan, alhasil tulisanku udah lebih parah dari ceker ayam. Dari situlah aku merasa pelan-pelan harus mengubah kebiasaan ini.

Kalau kata salah seorang temanku, berarti harus belajar untuk sabar. Karena menulis tangan butuh ketelatenan kan?
manfaat menulis tangan
Ternyata selain melatih kesabaran, menulis tangan juga bisa membuat pikiran jadi lebih teratur. Siapa yang isi kepalanya sering loncat-loncat, emangnya trampolin, hehe. Nah, menulis tangan bisa membantu kita untuk merapikan pikiran yang acak adut tersebut,

Selain itu menulis tangan juga bisa membuat kita lebih kreatif. Contohnya nih aku saat bikin morning pages journal, sok-sokan dikasih gambar-gambar. Ini kalau dilihat sama yang jago seni, diketawain pasti, wkwk.

Menulis tangan juga bisa membantu untuk mengkoordinasikan otak kiri dan kanan, sehingga kemampuan otak bisa digunakan lebih maksimal. Memori otak juga lebih meningkat, karena saat tangan sedang menulis, ada jejak-jejak memori yang terekam di otak. Bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa juga berkembang lebih aktif dibanding saat kita mengetik dengan keyboard.

At last but not least, aku memulai self talk dengan metode morning pages karena barusan dapat sebuah jurnal yang istimewa! Mau tahu seperti apa jurnalnya?

Morning Self Talk with Handmade Journal Hibrkraft

jurnal tenun by hibrkraft
Taraaa…. ini dia. Cantik kan handmade journal Hibrkraft? Ini yang varian tenun. Mana warnanya biru pula, favorit banget. Terus bukannya pakai kancing gitu, semakin menambah sisi elegannya.

Btw, ada yang pernah dengar brand Hibrkraft ini? Awalnya kupikir brand ini tuh bukan asli Indonesia. Ternyata produk Bogor, pals. Terus kenapa keren gitu namanya?

Usut punya usut, Hibr di Bogor punya makna terbang. Mungkin maksudnya biar brand ini terbang meroket nama dan manfaatnya. Nggak heran kalau setiap tahun, Hibrkraft makin banyak menerima pesanan handmade journal.

Selain bermakna terbang, Hibr ternyata juga merupakan akronim dari nama pemiliknya. Kata bang Anwar, si pemilik Hibrkraft, “Bermula dari membuat email pada tahun 2006 menggunakan awalan hibr, maksudnya H. Ibrahim.” Fyi, nama lengkapnya memang Ibrahim Anwar. Sementara H yang dimaksud adalah Haji. Karena bang Anwar bercita-cita untuk ke tanah suci. Masya Allah.

Boleh lah tengok dulu video ini, untuk lihat sekece apa jurnal tenun produksi Hibrkraft:

Sejarah Singkat Hibrkraft  

Sebelum branding menjadi Hibrkraft, bang Anwar memulai usahanya dengan nama Hibrcraft. Craft mengacu pada kerajinan tangan. Ya, karena semua hasil karyanya benar-benar diproduksi sendiri dengan tangan. Dari membuat tempat CD, buku catatan dengan kover hardboard, hingga masih banyak lagi hasil karya lainnya yang diproduksi dengan cara proses daur ulang kertas dan majalah bekas.

Tentu saja usaha yang dibangun sejak 2011 ini tak langsung berjalan mulus. Pelanggan pertama Hibrcraft hanya berasal teman-teman Bang Anwar sendiri. Baru kemudian 2012, Hibrcraft mulai memperluas pasarnya ke kampus dan lingkungan sekolah. Eh, ternyata gayung bersambut. Banyak orang yang menyukai produk-produknya.

Pada Mei 2013, ditetapkanlah pergantian nama dari Hibrcraft menjadi Hibrkraft Indonesia sampai sekarang. Mulai punya logo dan menjalani usaha dengan lebih profesional.

Dari Bang Anwar aku belajar tentang pentingnya menjaga keteguhan kepada passion. Dari sejak duduk di bangku kuliah, doi sudah suka banget nulis diary. Nggak cuma nulis yang galau-galau, tapi juga menceritakan apa saja hal-hal menarik pada hari itu.

Dulunya hobi Bang Anwar ini jadi ejekan di kalangan teman-temannya. Maklum yang biasanya suka nulis diary kan anak perempuan ya? Padahal kan sebenarnya kegiatan nulis diary itu genderless. Mau perempuan, mau laki-laki, boleh banget dong menulis jurnal.
sejarah hibrkraft
Bang Anwar tidak patah semangat dan terus melanjutkan hobinya ngejurnal. Dari kesukaannya inilah ia memiliki cita-cita untuk mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan journaling. Dan buatku, ini selaras dengan apa yang kurasakan sekarang.

Jika dulu waktu sekolah bisa sangat khusyuk curhat sama diary bergembok warna biru hadiah dari salah seorang sahabat, kenapa sekarang nulis tangan jadi kaku sekali? Sungguh, cita-cita bang Anwar telah melecutkan semangatku untuk benar-benar kembali rajin menulis jurnal.

Membaca pengalaman bang Anwar dalam proses memulai usaha handmade journal Hibrkraft ini benar-benar penuh hikmah. Apalagi saat dia menceritakan tentang dukungan sang ibu terhadap usahanya.

Bermodalkan kertas HVS dan kalender bekas, bang Anwar membuat desain jurnal pertamanya. Saking desainnya belum ‘menjual’, bang Anwar hanya berani menggunakannya sendiri sampai jurnalnya rusak. Namun semangatnya tak berhenti, ia kembali membuat jurnal berikutnya. Kali ini hasilnya sudah cukup bagus.

Ditawarkan jurnal itu kepada teman-temannya, tapi responnya nggak cukup bagus. Hingga akhirnya pembeli pertamanya adalah seorang teman SMA. Itupun kata bang Anwar, ia harus nego alot untuk mendapatkan harga yang diinginkan. Akhirnya uangnya cuma habis buat beli bensin dan parkir.

Saat itu bang Anwar sempat nglokro dan nggak membuat jurnal apapun lagi. Sang ibu datang dan memberikan semangat untuknya. Mendapat suntikan semangat dari sang ibunda, bang Anwar mulai berkarya, masih dengan barang-barang seadanya.

Hasil karyanya kali ini difoto dan diperlihatkan kepada ibu. Sebuah kalimat yang sangat menggugah dikatakan oleh ibu bang Anwar, “Ini karya seni, Nak. Jualah dengan harga mahal.”

Mendengar ucapan sang ibu, bang Anwar menjadi semakin bersemangat. Dengan percaya diri ia mengganti display picture whatsapp dengan foto jurnal buatannya. Dan memang doa ibu sungguh mustajab ya…

Nggak pakai waktu lama, orderan berdatangan dong. Dari situ, bang Anwar mulai menambah peralatan dan membeli bahan baku yang lebih layaknya. And here it is, HIbrkraft masih berjalan sampai sekarang.

Bahkan kini brand lokal asal Bogor ini bukan hanya melayani penjualan satuan, Hibrkraft juga melayani pemesanan dalam partai besar. Biasanya dipesan oleh perusahaan untuk dibagikan pada karyawan atau koleganya.

Mengapa Memilih Hibrkraft Journal?

Selain karena kepincut dengan cita-cita mulia Bang Anwar yang pengen mengembalikan semangat menulis jurnal di kalangan masyarakat. Ada beberapa hal yang membuatku semakin jatuh cinta dengan handmade journal Hibrkraft:

1. Unik

Memang sekarang makin banyak produsen handmade journal, tapi Hibrkraft punya ciri khas tersendiri. Satu hal yang kusuka adalah pilihannya untuk mengambil gaya old-word binding. Apaan tuh?
jurnal with torn edge
Pertama, sebagian besar produksi Hibrkraft menggunakan metode torn edge. Yaitu ujung tepi kertas sengaja disobek dengan tangan. Jadi kalau yang nggak tahu bakal berpikir, kok nggak rapi sih motongnya. Padahal emang dibikin gitu, pals. Biar klasik. Dan hasilnya memang kece kok.

Btw, yang disobek dengan tangan hanya di bagian yang nggak bersentuhan dengan tangan ya. Yaitu di sisi bawah dan atas. Kalau sisi sampingnya tetap dipotong pakai alat.

Namun buat yang nggak suka model begini, tersedia juga kok model yang fine edge. Di mana semua sisi kertas dipotong rapi menggunakan alat.
teknik binding hibrkraft
Kedua, teknik binding yang digunakan yaitu “single thread longstitch binding”. Maksudnya dalam penjilidan jurnal, Hibrkraft nggak pakai lem sama sekali, hanya mengandalkan benang. Teman-teman kongkow bisa lihat kan jahitannya pun jadi sisi artitistik tersendiri. Selain itu jurnal yang dihasilkan juga jadi lebih kuat.

Di beberapa varian, jurnalnya bisa diisi ulang, Sayangnya yang varian Tenun kek milikku nggak bisa diisi ulang nih. Tapi untungnya isi kertasnya juga banyak, jadi cukup lah buat nulis kata-kata motivasi tiap pagi untuk beberapa bulan ke depan.

Oh ya, teknik penjilidan yang diterapkan oleh Hibrkraft juga sangat memudahkan pecinta journaling untuk menyematkan foto, membuat kliping, dll. Hal ini dikarenakan jarak antara tumpukan kertas sebesar 1/8 inch.
cover kulit jurnal tenun hibrkraft
Selain itu semua jurnal yang diproduksi oleh Hibrkraft memiliki kover berbahan kulit. Bahkan yang varian tenun pun juga memiliki kover kulit, hanya saja ditutup dengan kain tenun. Jadi semakin eksklusif deh.

2. Personalized

Tak hanya desain dan konsep produksinya yang unik. Hibrkraft mempersilakan pelanggannya yang ingin memesan produk secara custom. Misal nih, teman-teman kongkow mau order handmade journal Hibrkraft dengan bahan kulit yang ada desain namanya sendiri, atau request jenis kertas yang diinginkan, bisa banget lo.

Untuk kertasnya sendiri, Hibrkraft menyediakan beragam pilihan. Kalau di jurnal tenun seperti punyaku, kertas yang dipakai yaitu kraftpaper atau biasa juga disebut dengan kertas Samson. Ukurannya yang 78 Gsm.
jurnal tenun with brownpaper
Kertasnya ini warna coklat gitu, pals. Jadi sering dinamai juga dengan brownpaper. Duh, aku senang banget sih. Karena baru kali ini punya jurnal yang kertasnya pakai brownpaper. Kertasnya cukup tebal. Jadi buat bikin coretan-coretan, nggak berbekas di lembaran baliknya.

Selain brown paper, Hibrkraft juga menyediakan jurnal yang menggunakan kertas CW 150 alias sketchpaper, kertas bookpaper 80 gsm/ crema, dan kertas HVS import 80 gsm/ HVS Crema. Pengen kertas selain yang disebut?

Bisa bangeet. Mau pakai kertas Canson, kertas daur ulang, aged paper alias kertas usang/ vintage atau kertas yang punya noda kopi? Hibrkraft akan mengusahakannya untuk para pelanggannya.

Ngobrolin soal personalized, jadi ingat sebuah pengalaman yang diceritakan oleh Bang Anwar lewat blog Hibrkraft. Suatu hari doi pernah menerima pesanan custom journal yang digunakan sebagai mas kawin. Awalnya dipikir hanya custom di bagian desain. Ternyata isi di dalam jurnalnya juga custom.

Tahu nggak apa isinya? Ternyata novel karya si pemesan. Mungkin isinya menceritakan perjalanan cinta si pengantin. Ya Allah, cute banget nggak sih. Jadi pengen. Eeeh.

Ada yang jadi terinspirasi nggak nih?

3. Tersedia Beragam Varian

Nggak cuma tenun saja kok varian jurnal yang disediakan oleh Hibrkraft. Teman-teman bisa langsung cuzz ke website officialnya untuk menengok ada jenis apa saja. Namun kalau jadi bingung, jangan salahin aku lo ya, hehe. Saking semua produknya bagus dan cakep-cakep banget.
trevi pro by hibrkraft
Namun kalau boleh merekomendasikan sih, selain tenun, teman-teman juga bisa memilih yang Trevi Pro. Khususnya buat penyuka traveling, jurnal ini didesain khusus buat kalian. Terbuat dari kulit asli, bisa diisi ulang dan dicustom sesuai keinginan pemesan.

Ukuran jurnal tenun dan Trevi Pro juga nggak beda jauh. Kalau tenun, ukurannya 15 x 12 x 3 cm, sementara kalau Trevi Pro 15 x 11 x 3 cm. Keduanya memakai size kertas A6. Untuk info lebih lanjut, bisa langsung cuzz ke:
Hibrkraft Indonesia
Workshop: Kp Parakan Jati RT 02 RW 03 No 08A, Ds. Susukan, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Jawa Barat. Indonesia. 16920
Website official: www.hibrkraft.com
Instagram: @hibrkraft
Whatsapp: +62 815 1119 0336
Email: hibrkraft@gmail.com
Nah, siapa yang setelah baca ini jadi teracuni pengen self talk dengan metode journaling juga sepertiku? Hayuk lah lanjuuut. Jangan lupa order dulu handmade journal Hibrkraft, biar self talk journalingnya tambah siip. Aku aja pengen punya satu lagi yang ada namaku di cover-nya gitu. Yuk pesan barengan. Akhir kata, untuk senantiasa hidup dalam damai dan kesyukuran, do positive self talk and happy journaling, pals!



Referensi:
  • https://pijarpsikologi.org/self-talk-seni-berdialog-dengan-diri-sendiri/
  • http://makalahkitasemua.blogspot.com/2012/03/power-of-self-talk.html
  • https://hibrkraft.wordpress.com/2017/08/18/morning-pages/
  • https://hibrkraft.wordpress.com/2016/04/19/berbagi-cerita-hibrkraft-sebagai-mas-kawin/
  • https://hibrkraft.wordpress.com/2016/01/06/manfaat-menulis-dengan-tangan/
  • https://hibrkraft.wordpress.com/2015/12/19/sejarah-singkat-hibrkraft/

14 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Tulisan yang begitu detail dan membuat tergerak untuk melakukan journaling. Apalagi aku suka banget nulis tangan. Tapi emang journaling itu jadi lebih puas kalau ada seninya. Dan nulis tangan yang nyeni diperlukan jurnal yang memadai. Hirbkraf ini keren karena kertasnya warna coklat dan covernya unik dari kulit. Kayaknya aku butuh journaling ini....

    ReplyDelete
  2. Banyak sekali manfaat menulis tangan ya, Mbak. Saya sudah lama nggak nulis tangan panjang-panjang, sekarang kalau nulis tangan jadi berasa jelek tulisannya. Hehe..

    Seru juga kayaknya nih selftalk journaling, apalagi jurnalnya lucu kayak yang dari Hibrkraf ini..

    ReplyDelete
  3. Ya ampuun, keren banget mbaaa, ini bener2 produk UKM yg super duper membanggakan yaa.
    Aku jadi mupeeengg. Selama ini, daku juga jaraaangg bgt nulis tangan.... paling pas ngajarin bocah rumus2 math doang :D Itu deh oret2 pake tangan.

    Nah, sekarang aku jadi semangaaattt buat menekuni Journaling! Apalagi Metode journaling ada banyak macamnya ya. Ada bullet journal, art journal, gratitude journal, junk journal, traditional journal, morning journal, doodle journal, ideas journal, bahkan sampai quran journal pun ada.

    ReplyDelete
  4. Jangan-jangan selama ini hidupku ruwet karena tulisan tanganku yang semakin ruwet .. duh, berasa kena tampol di bagian ini. Soalnya tulisan tangan saya semakin ruwet, Mbak :D

    Saya punya banyak buku tapi lebih suka self talk-nya dengan diam dan merenung, dzikir, kalau menuangkannya dalam bentuk tulisan lain lagi. sensasinya tapi tulisannya bukan murni curhat.

    ReplyDelete
  5. Duh, sambil membaca artikel ini saya langsung ngomong dengan diri sendiri. Apakah tulisan tangan saya masih bisa dibaca orang lain atau tidak. Mengingat sudah sekian lamanya meninggalkan kertas dan pensil. Salam sehat. Mbak Marita.

    ReplyDelete
  6. Saya sampai sekarang masih begini lho Mbak. Nulis buat diri sendiri di diary. Kadang pakai kata ganti orang kedua, seolah-olah saya lagi ngobrol sama orang lain,hehehe. Aneh ya? Tapi buat saya itu healing banget sih. Kadang saya cuma pingin cerita aja, enggak perlu saran atau didengar,wkwkwk. Makanya journaling sdh paling pas kayaknya buat saya.

    ReplyDelete
  7. Dengan adanya webinar selama dua tahun terakhir ini mau tidak mau harus bikin catatan tersendiri dan secara tidak langsung udah melatih saya melakukan journaling. Seru meski tulisan yang saya buat seperti ceker ayam. Lebih ruwet malah hehehe

    ReplyDelete
  8. Saya masih suka menulis tangan pas lagi dapat brief hahaha, agak aneh ya tapi entahlah aku suka kadang di catatan itu aku tambahkan tulisan-tulisan buat inspirasi aja, tapi memang sampai saat ini self talk bagi saya yang paling ampuh dengan menulis catatan-catatan kecil, karenanya sampai sekarang aku masih suka beli spidol kecil warna-warni buat nulis catatan. Jadi pingin beli juga hibkraft...kepoin ah. Makasih mbak info inspiratifnya.

    ReplyDelete
  9. Ternyata ada banyak tipe journaling ya. Jadi pengen coba semua deh

    ReplyDelete
  10. Journalnya lucu-lucu. Ingin nulis tangan lagi di diary seperti belasan tahun lalu di mana menulis nggak banyak distraksinya.

    ReplyDelete
  11. Wiwin | pratiwanggini.net25 June, 2021

    Saya sering kangen menulis pakai tangan. Biasanya kalo nemu buku yang menarik dan cantik, lantas nulis tangan deh disitu. Pengin juga donggg punya handmade journal ini... Sayangnya saya nih kurang konsisten untuk journaling.

    ReplyDelete
  12. menulis jurnal dengan tangan memang punya banyak dampak positif ya mbak
    Salah satunya bagus buat kesehatan mental
    jurnal dari Hiberkraft ini lucu lucu,bikin semangat nulis jurnal tiap hari

    ReplyDelete
  13. Aku jadi merasa akhir-akhir banyak yang dipikirin, tapi aku berusaha lari dari pikiran itu.
    Jadi solusinya adalah self talk yaa...
    Aku juga uda lama banget gak menyentuh pena untuk menulis. Rasanya kalau punya Journal dari Hibrkraft ini, pengen disayang-sayang terus. Kertasnya aku suka..
    Vintage - berasa ada di dunia Harry Potter.

    ReplyDelete
  14. Wah, kalau saya sih udah cuek aja depan anak-anak self talk ngomong sendiri. Wkwkwkwk. Tapi kayaknya seru juga kalau mulai nulis jurnal lagi ya, apalagi pake Hibrkraft yang desainnya keren-keren. Dan ternyata.... makna hibr itu adalah hiber alias ngapung aka terbang :D

    ReplyDelete