header marita’s palace

3 Rahasia KRAFT Quick Melt Ini Bikin Memasak Bersama Anak Makin Seru

KRAFT Quick Melt dan memasak bersama anak
Akhir pekan selalu menjadi momen yang dinanti oleh seluruh anggota keluarga. Nggak hanya anak-anak, tapi juga orangtuanya.
Setelah lima hari disibukkan dengan bersekolah, aktivitas-aktivitas tambahan di luar rumah, antar jemput dan deadline yang ketat, weekend selalu mampu menjadi charger semangat. That’s why weekend selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan istimewa yang jarang dilakukan di hari-hari biasa.

Ada yang mengisinya dengan berkunjung ke rumah kakek nenek, mengunjungi tempat wisata, staycation di hotel yang family friendly ataupun sekadar duduk melingkar di rumah untuk makan bersama. Opsi terakhir ini lebih sering menjadi pilihan keluarga kami.

Ada kalanya kami suka menggoda anak-anak dengan ungkapan, “Yok, nak… kita makan di luar.” Wah, mata anak-anak langsung berbinar begitu mendengar frasa ‘makan di luar.’ Bayangan mereka pastilah akan diajak makan di restoran mana gitu, wkwk.
makan bersama keluarga
Padahal ‘makan di luar’ yang dimaksud ayah bundanya adalah makan di teras bersama-sama. Saat melihat ayah menggelar karpet, bundanya mengeluarkan makanan demi makanan, baru deh anak-anak ngeh makna ‘makan di luar.’

Awalnya sih suara ‘huuuu’ akan muncul di bibir mereka, tetapi selang beberapa detik suara tersebut telah berganti dengan senyuman merekah. “Aku suka makan di luar seperti ini,” celoteh kakak dan adik.

Ya, tidak perlu hal mewah untuk membuat anak-anak bahagia. Cukup hadir secara utuh dan fokus membersamai mereka telah menghadirkan kebahagiaan yang senantiasa akan terukir dalam jiwa. Kebahagiaan yang insya Allah akan melahirkan a happy child inside their soul.

Selain makan bersama, melibatkan anak dalam kegiatan memasak juga menjadi aktivitas yang seru lo. Biasanya kalau weekdays, anak-anak sudah kadung capek dengan aktivitas sekolah. Aku sendiri juga pengennya cepat kelar biar bisa mengerjakan to do list berikutnya.

Berbeda dengan akhir pekan, kami punya banyak waktu untuk bereksplorasi dan seru-seruan bareng. Memasak bersama anak selain bisa jadi sarana refreshing tersendiri, juga punya manfaat lainnya lo. Mau tahu?

Manfaat Memasak Bersama Anak

Disampaikan oleh Vera Itabiliana selaku Psikolog Anak dan Keluarga Tiga Generasi, memasak bersama anak memiliki beberama manfaat berikut ini:

1. Membangun Kedekatan

Bonding adalah salah satu hal yang penting banget dibangun di dalam sebuah keluarga. Sayangnya seringkali orangtua menyepelekan hal ini. Merasa selalu berada di dekat anak-anak, sebagian besar orangtua berpikir bonding akan tumbuh dengan sendirinya.
memasak bersama menumbuhkan bonding
Padahal nggak juga lo. Ada yang ibunya selalu di rumah, tapi anaknya nggak nyaman untuk ngobrol dan berbicara hati ke hati dengan sang ibu.
Karena dekat dan bersama itu beda, pals.
Dekat itu lebih mengacu pada fisik. Posisi kita dan anak-anak bisa saja berdekatan, tapi jika kita tidak terlibat dalam kegiatan dan obrolan yang sama, asyik dengan gadget masing-masing, ya hanya fisiknya saja yang dekat.

Berbeda dengan bersama. Bersama artinya kita dan anak-anak terlibat dalam aktivitas yang sama dalam waktu bersamaan. Saling ngobrol, saling bercengkrama, saling bekerjasama. Bersama bukan sekadar fisik, tapi jiwa juga saling tertaut satu sama lain.

Nah, memasak adalah kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama sehingga bonding antar anggota keluarga bisa tumbuh. Jikalau sohib kongkow saat ini merasa ada jarak dengan pasangan dan anak-anak, coba deh diajak masak bareng, insya Allah jarak itu akan mencair berganti dengan keseruan dan suka cita yang berlipat.

2. Membangun Kemandirian

Selain membangun bonding, melibatkan anak dalam kegiatan memasak bisa meningkatkan kemandiriannya lo. Anak akan memiliki life skill yang bisa digunakannya dalam sehari-hari.

Jika anak sudah biasa memasak, tidak perlu menunggu dewasa atau nunggu mereka ngekos dulu, mereka sudah bisa menyiapkan makanan sendiri.

Jujur aku termasuk telat belajar memasak. Baru benar-benar intens masuk ke dapur ya setelah menikah, hehe. Waktu SMA sih pernah menyiapkan sajian opor dan sambal goreng untuk seluruh keluarga.

Saat itu ibuku sudah sakit dan tidak bisa beraktivitas sehari-hari. Ibu hanya memberikan instruksi, dan aku mengeksekusinya sendiri. Pengalaman itu membuatku trauma memasak.

Menurutku memasak itu membosankan, lama, melelahkan dan capek. Makanya sampai sekarang, aku belum pernah lagi membuat sajian lebaran, lebih memilih pesan ke tetangga atau teman yang jago masak, wkwk.
memasak bersama membangun kemandirian
Saat kuliah, aku tidak mengalami masa-masa ngekos karena tinggal di rumah eyang. Jadilah nggak mengalami drama belajar memasak, karena lagi-lagi masakan sudah siap sedia, tinggal leb.

Dulu sih nggak merasa hal ini akan mempengaruhi kemandirianku. Baru setelah menikah dan tinggal sendiri, aku bener-bener bingung. Apalagi rumah suami saat itu belum dilengkapi fasilitas rice cooker, kompor juga masih pakai kompor minyak.

Benar-benar tantangan sendiri buatku yang biasanya masak nasi tinggal pencet tombol, masak mie instan tinggal putar knob kompor. Aku butuh waktu beberapa hari untuk adaptasi.

Lewat sambungan telepon, aku minta diajari ibu cara memasak nasi pakai kompor minyak, wkwk. Juga minta dikirimi resep-resep sayur yang mudah dibuat.

Ternyata skill memasak itu penting dimiliki! Mau itu buat perempuan atau lelaki, bisa memasak itu wajib. Biar nggak mengalami masa-masa sepertiku.

That’s why di rumahku, aku selalu melibatkan anak-anak, baik itu kakak perempuan dan adik laki-laki untuk belajar memasak. Karena yakin deh, saat waktunya nanti aku harus melepas mereka, skill memasak akan mereka butuhkan.

3. Membangun Kemampuan Kerjasama

Manfaat memasak bersama anak selanjutnya yaitu membangun kemampuan kerjasama. Saat memasak bersama, anak-anak akan diberikan tugasnya masing-masing. Misal si kakak menyiapkan peralatan memasak, mencuci dan mengeringkannya. Lalu memotong wortel tipis-tipis.
memasak bersama melatih kerja sama
Sementara si adik mendapat tugas untuk memotong sosis, menuang susu ke dalam adonan dan pekerjaan lain yang lebih ringan. Dalam proses ini, anak-anak secara langsung belajar untuk tidak saling menyela.

Anak-anak juga jadi tahu bahwa berkolaborasi akan membuat proses memasak jadi lebih cepat dan menyenangkan.

4. Membangun Percaya Diri

Aku termasuk anak yang tidak dibekali kemampuan memasak dari orang tua. Jadilah saat ada pelajaran Tata Boga, aku selalu mencari teman segrup yang jago memasak, wkwk.

Aku selalu ikhlas disuruh bawa barang paling banyak, asal nggak diminta membantu memasak. Saking memegang pisau aja fals banget. Jadi malu, karena suka diketawain teman-teman sekolah.

Hal itu dikarenakan ibu hanya memasak di waktu-waktu tertentu dan jarang melibatkanku di dapur. Ada mbak asisten yang siap membantu ibu dan menyiapkan masakan sehari-hari, jadi dari kecil memang sudah terbiasa tinggal lep aja gitu.
memasak bersama meningkatkan percaya diri
Berbekal dari pengalaman tersebut, aku nggak mau dong anak-anakku tertular kemageranku mengolah bahan masakan. Makanya, kalau pas akhir pekan atau pas lagi santai masaknya, aku selalu mengajak anak terlibat dalam kegiatan memasak.

Hal ini bertujuan agar anak lebih percaya diri nantinya. Ya, at least bisa bikin mi instan sendiri lah ya, hahaha. Apalagi kalau bisa memasak menu-menu lain, pasti makin pede deh.

Terbukti, suatu hari kakak pernah membawa bekal berupa kue yang dibuatnya sendiri. Teman-teman dan gurunya tentu antusias mendengar cerita si kakak bagaimana proses membuat kue tersebut. Kondisi tersebut tentu saja membuat kakak meningkat pedenya berkali lipat karena merasa bisa membuat bekal yang orang lain tak bisa melakukannya.

5. Menumbuhkan Kreativitas

Memasak juga bisa menumbuhkan kreativitas untuk anak. Bahkan kadang ada aja kreativitas yang nggak diduga.

Misal mau menambahkan topping A to Z di atas kue yang dibuat. Atau bertanya kalau bikin kue ditambahi bahan ini, rasanya kira-kira jadi apa ya, bun.

Sepanjang kita memberi kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi, ada saja kreativitas baru yang dicapainya. Si kakak sedang suka bereksplorasi dengan sosis.
memasak bersama anak menumbuhkan kreativitas
Kalau dia sedang ingin makan sosis, dia selalu punya ide-ide berbeda. Jadilah kadang emaknya yang dibuat kebingungan ketika adiknya tiba-tiba minta dibuatkan sosis seperti buatan kakak. Padahal emaknya nggak tahu cara bikinnya, wkwk.

Setelah tahu segudang manfaat memasak bersama anak, pastinya sohib kongkow jadi makin semangat kan mellibatkan anak-anak dalam aktivitas memasak?

Tips Memasak Bersama Anak

Nah, biar memasak bersama anak jadi makin seru dan meninggalkan kesan mendalam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan nih, pals. Jangan sampai pengennya menciptakan momen seru bareng anak, malah berakhir dengan ngomel-ngomel sepanjang waktu, hehe.
tips memasak bersama anak

1. Berikan Informasi Tentang Pentingnya Family Time

Obrolkan dengan seluruh anggota keluarga bahwa perlu ada family time. Di keluargaku, kami sedang menggalakkan kembali program 1821. Yaitu berakivitas bersama dari jam 18.00 - 21.00 setiap hari, tanpa ada gangguan gadget, TV, kompor dan benda kotak lainnya.

Selain 1821, kita juga bisa menginformasikan ke anak bahwa memasak bareng adalah salah satu family time yang seru. Kalau perlu, libatkan suami juga, pals.

2. Memilih Menu Masakan

Setelah anak-anak diberi tahu bahwa akan ada agenda memasak bersama di akhir pekan. Jangan lupa libatkan anak-anak untuk memilih menu apa yang akan dimasak.

Agar tidak terjadi iri dan dengki, bisa tuh bergantian. Misal pekan pertama yang dimasak adalah menu pilihan ayah, pekan kedua yang dimasak menu pilihan kakak, dsb.

3. Pembagian Tugas

Setelah menu ditentukan, saatnya anak-anak dilibatkan dalam persiapan bahan makanan, alat memasak, mengiris bahan masakan, membuat adonan dan kegiatan lain yang aman dilakukan. Untuk anak-anak balita, jika dia juga ingin mencoba mengiris bahan masakan, bisa dipandu atau ditemani ya, pals.
serunya memasak bersama anak

4. Fokus

Saat memasak, singkirkan dulu gadgetnya. Jika memang perlu untuk mengintip resep, gunakan seperlunya.

Akan lebih baik apabila resep dicetak terlebih dahulu, sehingga kita tidak perlu banyak bersentuhan dengan gadget dan bisa fokus dengan kegiatan memasak bersama. Jika ingin mengabadikan momen, cukuplah ambil satu atau dua gambar, jangan sampai mengganggu keseruan memasak bareng.

Tak lupa, rem dan kunci dulu mulut kita. Jangan terlalu banyak ngomel agar tidak merusak momen seru bersama anak. Biarkan anak bereksplorasi dan perbanyak interaksi yang menyenangkan.

5. Tutup dengan Makan Bersama

Setelah masakan siap, tutup agenda masak bareng dengan menikmati sajian tersebut bersama-sama. Sebuah penelitian menyatakan bahwa keluarga yang rutin makan bersama memiliki dampak positif pada perkembangan psikologis dan perilaku anak lo.

Jadi sudah memikirkan akan memasak menu apa nih bareng anak-anak?

Serunya Memasak Makaroni Schotel bersama Anak

Kalau menu sehari-hari, anak-anak senang diajak masak sop. Maklum menu sayur favorit mereka gitu loh. Saat memasak sop, anak-anak asyik memotong wortel dan sosis.

Sementara untuk menu yang dibuat hanya untuk momen-momen tertentu, anak-anak suka terlibat memasak marmer kukus dan brownies kukus. Selain kedua menu tersebut, ada satu lagi menu istimewa yang dulu rajin kubuat setiap sebulan sekali.

Namun sejak otang (oven tangkring)ku rusak, aku nggak pernah lagi membuat menu istimewa tersebut. Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, si kakak bertanya kepadaku, “Kok bunda sudah lama sih nggak masak makaroni schotel?”
makaroni schotel kukus
Yup, makaroni schotel adalah menu istimewa yang pernah jadi masakan andalanku di akhir pekan tiap satu bulan sekali. Kupikir nggak ada yang kangen kalau menu itu lama tak dihidangkan, eh ternyata ada yang nanyain.

Akhirnya kuajak si kakak dan adik untuk memasak makaroni schotel bareng-bareng. Berhubung nggak punya otang lagi, kali ini kami akan mengubahnya menjadi makaroni schotel kukus. Hmm, mau tahu gimana hasilnya?

Sejarah Makaroni Schotel

Namun sebelum aku jabarkan bagaimana serunya memasak makaroni schotel bareng anak-anak. Yuk cari tahu dulu bagaimana sih makanan Eropa ini bisa sampai ke Indonesia.

Awalnya kupikir menu olahan berbahan dasar makaroni ini merupakan masakan asli Belanda. Ternyata bukan, pals.

Makaroni Schotel banyak ditemukan di Eropa Utara, seperti Finlandia dan Swedia. Namun kemudian berkembang hingga ke Eropa Barat, salah satunya di Belanda.

Nah, ketika Belanda menjajah Indonesia, makaroni schotel ikut jadi kuliner yang masuk ke tanah air. Hanya saja di masa itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makaroni schotel adalah bahan premium alias mewah untuk kalangan pribumi. Maka bisa dipastikan yang bisa menyajikan menu tersebut adalah kalangan orang berada.
asal-usul makaroni schotel
Makaroni schotel sendiri awalnya lebih dikenal dengan sebutan makaroni casserole. Casserole sendiri mengacu pada nama pinggan atau wadah tahan panas yang digunakan untuk memanggang makaroni tersebut.

Namun karena mungkin terlalu susah disebutkan, menu ini lebih akrab disebut dengan makaroni schotel di Indonesia. Schotel dalam bahasa Belanda memiliki arti hidangan. Maka, makaroni schotel artinya hidangan atau sajian makaroni.

Resep makaroni schotel sudah banyak ditemukan di buku-buku resep Eropa sejak abad 19. Lama juga ya, pals?

Kalau sesuai sejarahnya makaroni schotel dimasak dengan cara dipanggang. Namun dalam perkembangannya, nggak sedikit yang membuatnya dalam versi kukus.

Aku sendiri menyukai makaroni schotel karena terbuat dari makaroni dan dikolaborasikan dengan keju yang nyuuss. Selain itu makaroni schotel bisa dikreasikan sesuai kebutuhan dan keinginan kita, jadi bebas gitu masaknya.

Untuk dimakan orang dewasa enak. Dibuat sebagai menu MPASI balita juga oke banget. Kandungan gizinya juga top.

Kalau kalian suka masak makaroni schotel juga nggak nih, pals?

Resep Macaroni Schotel Kukus Ala Rumah Kita

Nah, buat yang mungkin belum pernah menyajikan makaroni schotel. Atau mau ngintip resep makaroni schotel ala Rumah Kita. Fyi, Rumah Kita is our family branding, hehe. Check this out!

Bahan yang Dibutuhkan

bahan makaroni schotel kukus
  • Makaroni 300 gram atau sesuai kebutuhan
  • 3 atau 4 siung bawang putih, aku juga menambahkan bawang bombay secukupnya
  • Lada bubuk secukupnya
  • Garam dan gula secukupnya
  • Kaldu jamur jika dibutuhkan
  • Susu UHT Full Cream (boleh diganti susu evaporasi, sesuai selera aja, pals)
  • Kornet, boleh juga pakai sosis
  • Wortel diiris tipis
  • Telur dua butir
  • KRAFT Quick Melt 2 pack
  • Margarin atau minyak untuk menumis

Cara Membuat

cara membuat makaroni schotel
Pertama-tama, didihkan air di dalam panci. Setelah mendidih, masukkan makaroni yang sudah dicuci sebelumnya. Agar makaroni tidak saling menempel, berikan minyak.

Sembari menunggu makaroni empuk, kita bisa menyiapkan bumbunya terlebih dahulu. Iris tipis bawang bombay. Lalu haluskan bawang putih, lada, garam dan gula.

Jangan lupa iris wortelnya tipis-tipis agar lebih cepat empuk saat dikukus. Ambil 1 pack KRAFT Quick Melt, potong separuh dan iris tipis sebagai salah satu bahan adonan.
cara membuat makaroni schotel kukus
Setelah makaroni cukup empuk, angkat dan tiriskan. Lalu panaskan margarin, tumis bawang bombay dan bumbu yang sudah dihaluskan.

Masukkan makaroni, aduk rata. Lanjutkan dengan memasukkan kornet, wortel, KRAFT Quick Melt yang sudah diiris tipis, susu full cream dan satu sachet kaldu jamur. Paling akhir, masukkan dua butir telur yang sudah dikocok sebelumnya.

Setelah semua tercampur dengan sempurna dan aroma wangi menguar. Matikan kompor. Siapkan kukusan dan wadah yang akan digunakan sebagai tempat makaroni.
cara membuat makaroni schotel ala maritaningtyas
Aku sendiri menggunakan loyang kecil-kecil berbentuk oval dan bulat yang biasa kugunakan membuat roti. Sebenarnya mau mencari wadah yang sekali pakai, tapi untuk mengurangi sampah yang berlebihan, udahlah pakai loyang kecil aja.

Masukkan adonan makaroni ke dalam loyang. Lalu letakkan potongan KRAFT Quick Melt sebagai topping. Lakukan sampai habis.

Setelah kukusan siap, tata makaroni yang sudah berada dalam loyang ke dalam kukusan. Agar tidak overcook, kita bisa mengukusnya 15-20 menit.

Hasilnya? Cakeep banget. Topping kejunya meleleh banget. Guriih poll. Makaroninya juga lembut. Cobain deh, pals.

KRAFT Quick Melt Bikin Agenda Memasak bersama Anak Makin Istimewa

Meski ini bukan kali pertama aku memasak makaroni schotel, bisa dibilang ini makaroni schotel terlezat yang pernah kubuat. Biasanya aku menggunakan keju KRAFT Cheddar biasa, baru kali ini menggunakan KRAFT Quick Melt.

Ternyata hasilnya beda banget. Sesuai dengan taglinenya, “Lelehnya Asli, Semangatnya Pasti.”

Ada tiga rahasia kenapa KRAFT Quick Melt bisa bikin agenda memasak bersama anak makin istimewa:
rahasia KRAFT Quick Melt
  • Sebagaimana tertulis pada namanya, “Quick Melt”, keju KRAFT varian ini memang cepat lelehnya. Hanya butuh 3 menit untuk menghasilkan tekstur leleh yang sempurna; tidak terlalu cair dan encer. Pas.
  • Rasanya lezat dan punya cita rasa gurih keju yang khas. Tahu sendiri kan kalau semua produk KRAFT diproduksi dari bahan baku pilihan? Semua bahan bakunya sudah diuji kualitasnya. Ditambah dengan teknologi canggih dalam proses produksinya sehingga mampu mempertahankan formula superior dengan kualitas terjamin.
  • Kandungan gizinya oks banget. Bisa untuk sajian menu sehari-hari, bekal sekolah anak ataupun menu-menu istimewa di hari spesial.
kandungan gizi keju KRAFT Quick Melt
KRAFT Quick Melt cocok digunakan untuk semua jenis menu masakan. Mau dipanggang, mau dikukus, apa aja bisa. Bahkan dicemil doang juga enak kok. Kemarin sambil nungguin makaroninya matang, anak-anakku nyemilin sisa kejunya dong, wkwk.

Jikalau makaroni schotel terlampau ribet buat sohib kongkow, masih ada banyak sajian keren nan gampil yang bisa dieksplorasi bareng KRAFT Quick Melt. Cuzz aja ke website Official Bunda KRAFT untuk intip resep-resepnya ya.

Yuuk ah, agendakan memasak bersama anak dan jadikan momen tersebut sebagai warisan terindah bagi mereka. Jangan lupa selalu hadirkan KRAFT Quick Melt untuk menambah keseruan momen memasak barengnya ya. Sampai jumpa di celotehku berikutnya, pals.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com