header marita’s palace

5 Tips Mencegah Keguguran Berulang, Tetap Yakin dan Berjuang!

tips mencegah keguguran berulang
Pejuang garis dua angkat tangannya! Cuma mau titip peluk virtual buat temen kongkow yang masih berjuang agar diamanahi buah hati, dari aku yang mulai ditanya kapan Affan dikasih adik.

Eaa, begitulah ya ritme hidup perempuan. Belum nikah, ditanya kapan nikah. Udah nikah lama belum hamil juga, ditanya kok nggak tokcer. Eh, udah punya anak masih ditanya, kapan dikasih adik.

Btw, buat sohib kongkow yang sedang di masa kehamilan, selamat menanti buah hati ya. Sudah melakukan NIPT Test belum nih untuk cek kromosom baby-nya?

Sekarang informasi mengenai tes-tes yang berhubungan dengan perencanaan dan masa kehamilan semakin mudah didapat ya. Jadi pejuang garis dua dan para ibu hamil cukup terbantu dalam mempersiapkan serta menjalani kehamilannya.

Ngomong-ngomong soal hamil, sejujurnya aku dan suami merasa dua anak saja sudah cukup. Jadi, aku tidak merencanakan untuk hamil lagi.

Pernah mengalami keguguran berulang sebelum diamanahi Ifa dan Affan juga menjadi alasan untuk tidak menambah anak lagi. Ya, tentu saja ini hanya keinginanku sebagai manusia. Kalau kok qodarullah nanti dikasih amanah lagi, tentu diterima dengan penuh kesyukuran.

Namun jujur tiap kali aku telat datang bulan, aku tuh sudah langsung kemrungsung. Pikiran langsung nggak tenang, buru-buru beli test pack buat memastikan hamil atau nggaknya.

Karena kalau memang beneran hamil, pikiranku cuma satu, gimana caranya mencegah keguguran berulang. Ngeri bo kalau kudu ketemu proses kuretase lagi, hehe.

Pengalaman 2 Kali Blighted Ovum yang Tak Terlupakan

Ngobrolin soal blighted ovum, adakah yang pernah mengalaminya juga? Buat yang pernah mengalaminya atau sedang dalam masa recovery, semangaaaat!

Buat yang baru dengar kali ini, sini aku bisikin makna dari istilah yang cukup sering ditemui di awal-awal kehamilan. Bahkan berbagai sumber mengatakan bahwa blighted ovum telah penyebab keguguran di trimester pertama yang paling banyak ditemukan.
Blighted ovum, biasa juga disebut sebagai hamil kosong, adalah kehamilan yang tidak ada embrio di dalamnya. Disebut juga dengan anembryonic gestation.
Jadi gini nih, kehamilan kan diawali dengan proses pembuahan sel telur oleh sel sperma. Beberapa jam setelah proses tersebut, sel telur akan terbelah.

Pembelahan itu terus berproses hingga menjadi embrio. Proses ini kurang lebih membutuhkan waktu 8-10 hari. Embrio ini mulai tertanam pada dinding rahim. Seiring proses tersebut, hormon kehamilan meningkat dan plasenta juga terbentuk.

Nah, pada perempuan yang mengalami blighted ovum, proses pembuahan tidak berjalan sempurna. Embrio yang seharusnya terbentuk, justru berhenti berkembang.

Pada saat aku mengalami kasus ini di kehamilan pertamaku, aku langsung menanyakan penyebabnya. Sayang aku mendapat dokter yang tak nyaman untuk diajak diskusi, ujug-ujug aja langsung memintaku kuretase tanpa diberikan penjelasan yang detail.

Aku langsung mengajak suami untuk mencari opsi kedua. Kali ini dokternya lebih ramah, tetapi lagi-lagi aku tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Walau akhirnya tetap kuretase harus dilakukan karena ya memang nggak ada embrio di dalam kantong rahimku, mau pertahanin apa coba?

Usai kuretase pertama, aku tidak kunjung hamil. Selang tiga tahun kemudian, aku baru mengalami tanda-tanda kehamilan lagi.

Namun ternyata, blighted ovum masih senang bercanda denganku. Kehamilan keduaku pun lagi-lagi didiagnosa sebagai kehamilan kosong.
apa itu blighted ovum
Lagi-lagi aku bertanya kepada dokter yang merawatku. “Sebenarnya apa sih dok penyebabnya. Saya sudah dua kali hamil dan selalu blighted ovum?”

Dokter hanya menjawab, “Sabar ya bu. Memang penyebab untuk blighted ovum belum diketahui secara pasti. Kalau Allah sudah menghendaki, ya kita harus ikhlas.”

Kuretase kedua pun harus kujalani. Saat itu aku sempat sudah mau menyerah untuk punya anak. Serem aja kalau harus ketemu sama si blighted ovum lagi.

Eh, qodarullah… sebulan setelah kuret, aku hamil lagi dong. Nggak mau sampai keguguran lagi, aku langsung konsultasi ke dokter begitu test pack menunjukkan hasil positif.

Kali ini aku ganti dokter lagi. Alhamdulillah cocok dan lewat bantuan beliau, anak pertamaku lahir sampai selamat. Walau di awal-awal kehamilan sempat ada drama.

Ya, lagi-lagi gejala blighted ovum kualami. Terjadinya flek, sampai janin yang nggak terdeteksi saat dicek via USG.

Setelah tahu riwayat kehamilanku, pak dokter lalu memintaku untuk melakukan beberapa tes. In case, kehamilan yang ketiga ini keguguran lagi, biar ketemu akar permasalahannya di mana.
Lewat pak dokter ini juga, aku kembali mendapat penjelasan bahwa belum ada penelitian yang benar-benar mampu memastikan penyebab blighted ovum. Namun, kasus ini biasanya dialami akibat kelainan kromosom.
Kelainan kromosomnya sendiri bisa beragam penyebabnya. Bisa karena kualitas sel telur yang kurang oke, sel sperma yang buruk, atau pembelahan sel yang kurang sempurna.
Kalau ditanya gimana rasanya blighted ovum. Ya, kaya beneran hamil. Aku sih merasakan semua tanda-tanda hamil muda, seperti mual, morning sickness, berhenti menstruasi, ketika dicek testpack juga muncul garis dua.

Hanya saja ketika dicek embrionya via USG, kosong! Hanya terlihat kantong rahim saja.

Untuk berjaga-jaga, dokter akan menunggu sampai pekan 10. Karena memang ada janin yang suka mumpet gitu. Atau bisa juga dicek dengan USG Transvaginal agar lebih akurat.

Oya, blighted ovum juga biasanya diiringi dengan flek ataupun perdarahan. Jika perdarahannya cukup besar, ada kalanya kita tidak membutuhkan kuretase.

Asal dicek oleh dokter, rahimnya sudah bersih, biasanya dokter hanya meresepkan obat. Namun untuk kasusku, aku harus berakhir di meja kuretase untuk membersihkan rahim dengan tuntas.

Mencegah Keguguran Berulang, Bisa Kok!

Aku sempat berprasangka bahwa kasus keguguran berulang yang kualami karena faktor genetik. Soalnya ibuku juga mengalami hal yang sama. Bukan hanya keguguran berulang, ibu juga harus beberapa kali melahirkan bayi dalam keadaan tak bernyawa.

Namun kata dokter yang merawatku, itu hanya sugesti diriku. Tidak ada istilah faktor genetik dalam keguguran. Lalu dokter memberikan beberapa saran untuk mencegah keguguran berulang:
NIPT test di tanyadna.id

1. Menjaga Pola Hidup Sehat

Jika sohib kongkow memang merencanakan untuk program hamil, maka jauh-jauhlah dari yang namanya begadang, asap rokok, dan jaga asupan makanan. Jangan hanya makan yang enak-enak saja, tapi juga pastikan berkualitas dan sehat. Olahraga juga penting banget lo.

Beberapa kasus infertilitas bisa juga disebabkan oleh obesitas atau badan yang terlalu kurus. So, temen-temen bisa memulai diet yang pas dan dibutuhkan oleh tubuh.

Oh ya, hamil itu kan membutuhkan dua orang ya. Jadi yang menjalani pola hidup sehat ya jangan dari perempuannya saja, suami juga harus berperan serta.

2. Konsultasi dengan Dokter

Apabila sudah lebih dari satu tahun menikah kok belum kunjung hamil. Atau lebih dari sekali mengalami keguguran. Sebaiknya ketika ingin merencanakan hamil, konsultasikan dengan dokter spesialis yang tepat.

Selain mencari dokter yang nyaman diajak diskusi, pilih juga dokter yang memiliki spesialisasi infertilitas. Harapannya agar kita mendapat penanganan yang tepat.

Biasanya kalau kita sudah lebih dari sekali keguguran, dokter akan meminta kita melakukan beberapa tes, seperti TORCH, tes ginekologi, dan tes-tes lain yang dibutuhkan sesuai kondisi masing-masing pasangan.

3. Lakukan Tes Kromosom

Apabila sudah terjadi kehamilan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kita bisa melakukan Non Invasif Prenatal Test (NIPT). Tes ini bisa dilakukan mulai kehamilan usia 10 minggu.

Terutama buat sohib kongkow yang pernah mengalami blighted ovum. Atau mengalami kasus kaya kehamilan ketigaku, di mana di awal kehamilan janin sempat tidak terdeteksi.

Biasanya dokter pengen memastikan bahwa kondisi janin baik-baik saja, dan tidak ada kelainan kromosom yang terjadi. Salah satu kelainan kromosom yang paling banyak ditemui adalah Down Syndrome.

Tindakan NIPT Test tidak akan membahayakan janin. Ibu hamil hanya akan diambil sampel darahnya. Dikarenakan saat hamil, aliran darah ibu juga mengandung materi genetik yang berasal dari plasenta janin.

Kalau sohib kongkow berencana untuk melakukan NIPT Test, tapi bingung mau ke mana. Bisa cari-cari infonya di TanyaDNA.id ya. Ada banyak informasi terkait beragam tes genetik di sana. Dari ngecek DNA bayi sampai DNA diri sendiri untuk mencari tahu potensi kesehatan kita juga bisa lo.

4. Self Love

Sebelum kita mencurahkan kasih sayang pada anak, penuhi dulu kasih sayang untuk diri sendiri. Lakukan hal-hal yang temen kongkow sukai. Hal ini akan meningkatkan hormon kebahagiaan di dalam diri.

Kalau kita happy, jiwa kita akan lebih relax dan tentunya berpengaruh pada kesehatan tubuh. Kalau tubuh sehat, pikiran nggak kemrungsung, kita bisa menjalani program hamil dengan lebih tenang.

5. Perbanyak Ibadah

At last but not least, sebaik-baik penjaga adalah Allah. Maka minta penjagaan dan takdir yang terbaik menurutNYA.

Buat yang sedang promil, bisa perbanyak puasa. Bukan hanya istrinya saja, tapi juga suaminya ya. Terus perbanyak dzikir.

Kalau dulu pas promil, aku banyak mengamalkan dzikir Ya Mushawwir. Artinya, Yang maha menciptakan segala bentuk atau rupa. Bisa dibaca setelah berbuka puasa, usai sholat ataupun dalam keadaan lainnya yang memungkinkan untuk berdzikir.

Tetap semangat buat para pejuang garis dua ya, karena anak adalah titipan, anugerah sekaligus ujian. Sehat-sehat semuanya, pals…

Begitulah pengalamanku mengalami blighted ovum sebanyak dua kali, juga tips bagaimana mencegah kehamilan berulang. Semoga bermanfaat. 

1 comment

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Sering dengar cerita orang-orang kalau ada yang sekali keguguran kehamilan selanjutnya begitu. Padahal di keguguran pertama pasti meninggalkan trauma dan rasa kehilangan untuk bangkit hamil lagi butuh usaha yang keras. Eh, tapi nihil karena tetep terulang. Cara ini bisa dicoba, terima kasih informasinya!

    ReplyDelete